Peran aktif generasi muda dalam pengembangan budaya lokal di era digital

Gilang Dinar Prabowo

NIM : 2611421030

PENDAHULUAN

          Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya yang begitu banyak.  Seiring berjalannya waktu dan arus globalisasi yang kian pesat, budaya-budaya lokal mulai terkikis eksistensinya akibat tekanan dari budaya luar. Setiap hari kita disuguhkan dengan imaji-imaji dari budaya asing yang dengan mudahnya dikonsumsi oleh masyarakat. Akibatnya, proses menghasilkan – menerima budaya lokal tidak lagi dilakukan, hal tersebut tidak lagi dilakukan disebabkan budaya asing yang menggantikannya. Hingga akhirnya, budaya yang mencerminkan identitas suatu bangsa terkikis habis. Alvin Toffler menyebut manusia di era informasi saat ini sebagai manusia audio visual yang memiliki ekstensi dari seluruh inderanya.

        Maka dari itu, pelestarian kebudayaan perlu dilakukan oleh seluruh masyarakat, khususnya pemuda. Pemuda diharapkan dapat mengambil peran strategis dalam pelestarian budaya lokal saat ini. Sehingga kebudayaan lokal tidak pudar bahkan lenyap karena pengaruh budaya-budaya luar.  

ISI

       Kalimat, “generasi muda” merupakan kalimat yang memiliki banyak arti. Namun, tetap pada satu makna yang sama yaitu, kumpulan orang-orang yang memiliki jiwa, semangat, mampu berpikir visioner, dan memilik ide cemerlang. Peran pemuda diyakini mempunyai pengaruh yang besar, yang berpengaruh terhadap keberlangsungan suatu bangsa.

       Di setiap bangsa, peran pemuda khususnya mahasiswa tidak sedikit. Sebagai contoh, gerakan-gerakan mahasiswa di indonesia yang pernah menggulingkan rezim seperti rezim orde baru, orde lama, dan reformasi yang dapat menggulingkan pemerintahan Soekarno dan Soeharto. Dari pengalaman tersebut, dapat dilihat bahwa peran pemuda khususnya mahasiswa, sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan suatu bangsa. Begitu juga dalam hal pelestarian budaya. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pemuda khususnya mahasiswa untuk tetap memelihara dan mengembangkan budaya lokal. Hal ini dibagi menjadi empat cara, yakni ;

1. Pemuda sebagai pewaris seni tradisional

2. Pemuda sebagai pemilik seni tradisional

3. Pemuda sebagai inovator dalam seni tradisional

4. Pemuda sebagai edukator dalam seni tradisional

        Keempat peran tersebut dapat diimplementasikan salah satunya adalah dengan cara ikut serta dalam kegiatan mensosialisasikan seni tradisional dan budaya lokal kepada masyarakat baik secara langsung ataupun melalui media sosial. Sehingga kelestarian seni tradisional dan budaya lokal dapat terjaga. Selain itu ada beberapa gabungan dari pertunjukan  seni yang dikemas dalam jauh lebih modern dan ditayangkan dalam bentuk virtual agar dapat menyebarluaskan akan keberagaman budaya lokal yang ada di Indonesia , berikut link video :  https://youtu.be/k4tvQhqwI0E  itu adalah salah satu bentuk contoh agar kita tetap menjaga budaya lokal yang ada dan harus tetap dilestarikan.

PENUTUP

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab budaya lokal dapat terkikis, disebabkan oleh pesatnya arus globalisasi yang datang dari budaya luar. Masyarakat terbiasa disajikan dengan imaji budaya asing, lalu tanpa sadar budaya asing sudah dinormalisasi keberadaannya di masyarakat. Sehingga eksistensi budaya lokal tergantikan oleh budaya asing.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

71 − = 61