TIKTOK TINGKATKAN LITERASI DIGITAL MASYARAKAT INDONESIA

Sejauh ini, jumlah pengguna internet di seluruh dunia, termasuk Indonesia, tumbuh signifikan dari tahun sebelumnya. Menurut laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia pada Januari 2022 sebanyak 191 juta. Jumlah ini meningkat 12,35% dibandingkan 170 juta orang pada tahun sebelumnya. Melihat tren tersebut, jumlah pengguna media sosial di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Namun, pertumbuhannya fluktuatif sejak 2014-2022. Pada tahun 2017 merupakan peningkatan tertinggi dalam jumlah pengguna media sosial, mencapai 34,2%. Namun pertumbuhan melambat menjadi 6,3% tahun lalu. Jumlah itu baru meningkat lagi tahun ini. Sementara itu, proporsi pengguna TikTok sendiri telah mencapai 63,1% (Sosial, 2022). Di Era Industri 4.0 ini, jadikan internet dan media sosial sebagai media atau sarana komunikasi melalui dunia maya. Media ini dijadikan sebagai alat atau sarana bagi setiap individu untuk berkomunikasi dan saling bertukar pesan. Namun penggunaan internet dan keberadaan jejaring sosial dapat mengubah pola komunikasi, budaya bahkan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi saat ini (Fauzi, 2018).


Fenomena ini menunjukkan kompleksnya kontribusi keterkaitan antara media dan komunikasi, sehingga seringkali media juga dapat diartikan sebagai alat komunikasi. Media sosial adalah perkembangan teknologi media berbasis internet yang memfasilitasi masyarakat untuk berkomunikasi, berpartisipasi, menyediakan dan berbagi informasi dan jaringan secara online, memungkinkan mereka untuk menyebarkan konten dan informasi secara luas di mana saja. Hal ini berdampak pada meningkatnya permintaan media sosial oleh berbagai kalangan, terlihat dari semakin berkembangnya media sosial yang menjadi konsumsi publik, seperti Facebook, Instagram, Twitter, Snapchat, TikTok, dll (Khatimah, 2018 tahun). Seperti dilansir We Are Social, peningkatan ragam media sosial menjadi penyebab meningkatnya penggunaan internet di Indonesia.


Penggunaan Media Sosial TikTok Sebagai Sarana Literasi Digital
Literasi digital saat ini lebih banyak digunakan dari penggunaan media sosial. Media sosial yang ada antara lain Facebook, Instagram, Path, Youtube, dan yang sedang populer saat ini adalah TikTok. Minimnya pengetahuan tentang cara menggunakan media sosial TikTok dan transparansi informasi yang terdapat di media sosial TikTok cenderung berdampak negatif bagi penggunanya yang sebagian besar adalah generasi muda. Hal ini dapat menyebabkan masalah jika pengguna tidak memiliki kemampuan penyaringan dan literasi digital. Salah satu yang terjadi adalah penyebaran informasi negatif bahkan hoax. Penyebarannya akan semakin mudah jika penggunanya semakin tersebar di seluruh wilayah. Belum lagi bantuan teknis dalam memperbarui berbagai fitur di TikTok, seperti mengunggah video yang tidak sesuai dengan berita yang disampaikan atau fakta sebenarnya, menjadikan video sebagai hub berita hoax. Literasi digital sangat diperlukan saat ini agar setiap unggahan yang dibagikan di TikTok menjadi bermanfaat dan penggunaannya tidak banyak menimbulkan masalah. Perlu juga cerdas mengkategorikan informasi agar tidak terjebak dalam berita negatif dan berita bohong, karena jika terus berlanjut dapat mengubah pola pikir setiap pengguna yang masih awam menggunakan TikTok (Silvana dan Darmawan, 2018).


Di Indonesia sendiri, pengguna TikTok menempati peringkat kedua setelah Youtube. TikTok memiliki peringkat yang sangat jauh diatas jika dibandingkan dengan pengguna Instagram di Indonesia. TikTok sendiri merupakan sebuah platform yang dapat membuat atau membagikan video dengan menggunakan backsound musik yang populer digunakan dan dapat pula berisi video klip, dan video-video pendek, atau potongan film serta berbagai video pendek yang sengaja diunggah dengan maksud untuk berbagi agar mendapatkan jumlah view, karena semakin banyak jumlah penonton semakin banyak pula popularitas yang didapatkan dan kepopuleran semakin tinggi.

Penggunaan TikTok yang semakin mendarah daging di berbagai kalangan tentunya juga akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Seiring meningkatnya intensitas penggunaan, jika pengguna atau individu tidak memfilter, atau bahkan tidak memiliki kemampuan literasi digital yang dibutuhkan, maka perubahan kepribadian ini akan berdampak negatif pada kepribadiannya, hal itu akan menjadi lebih tidak menguntungkan bagi mereka karena paparan hal-hal negatif akan lebih mungkin terjadi. Jadi memang butuh kesadaran diri untuk menghadapinya (Damayanti, 2021). Saat menggunakan media sosial TikTok, perlu dilakukan edukasi kepada pengguna sebagai bentuk literasi digital. Oktaheriyani, Wafa, dan Shadiqin menggambarkan hal ini dalam studi mereka di tahun 2020, menjelaskan bahwa penting untuk mengedukasi dan melayani pengguna TikTok agar tidak membuat konten negatif. Selanjutnya dalam penggunaannya, konten TikTok tidak hanya sebagai sarana untuk menampilkan tarian, tetapi juga memberikan konten video yang positif dengan memberikan informasi dan pengetahuan baru (Oktaheriyani et al., 2020).


Penggunaan media sosial TikTok di masa pandemi, menjadikannya sebagai platform media sosial terpopuler dan juga erat kaitannya dengan kehidupan manusia, menuntut semua pengguna dan masyarakat memiliki kemampuan untuk melakukan literasi digital, melalui informasi dan data yang masuk dikategorikan sehingga suatu sistem informasi yang baik nantinya dapat dihasilkan dalam penggunaannya. Hal ini juga disampaikan oleh Ioana Literat dalam studi tahun 2021, dimana TikTok bahkan menjadi jendela literasi siswa. Mereka belajar banyak yang tidak mereka dapatkan di kehidupan nyata sebelumnya. Mereka akan dapat melihat semua aspek dunia, dan mereka juga akan dilatih bagaimana memilih untuk menjaga apa yang mereka lihat atau mengabaikannya sebagai hal yang tidak penting (Literat, 2021).

Saat ini, Tiktok Meluncurkan fitur Pusat Literasi Digital untuk pengguna di Indonesia  bekerjasama dengan Yayasan Semai Jiwa Amini. Pusat Literasi Digital di TikTok merupakan portal berisi seluruh inisiatif TikTok untuk kesehatan mental, kesehatan siber, keselamatan pengguna sampai tantangan yang berpotensi menimbulkan bahaya. Portal ini menjadi tempat belajar pengguna TikTok, mereka diberikan pemahaman bagaimana menanggapi konten yang viral sampai cara melaporkan konten yang tidak sesuai di platform tersebut.  dengan adanya portal tersebut, diharapkan TikTok mampu tingkatkan literasi digital masyarakat Indonesia.

Video Youtube penjelasan artikel “TikTok Tingkatkan Literasi Digital Masyarakat Indonesia” dapat dilihat melalui link berikut: https://youtu.be/uYm9bWsaPpc



You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

69 + = 74