PEMBAYARAN QRIS SEBAGAI ALAT TRANSAKSI DIGITAL GENERASI Z

Di  zaman  serba  digital  saat  ini,  khsusunya  di  sektor  keuangan  telah  merubah kebiasaan   masyarakat   yaitu   pada   zaman dahulu   masyarakat terbiasa dengan pembayaran   menggunakan  uang   tunai,   namun   saat   ini   telah   berinovasi menuju transaksi uang digital Metode  pembayaran  digital  (cashless) merupakan  jenis  pembayaran  yang  banyak  diminati  masyarakat  belakangan ini. Teknologi digital telah mengisi di berbagai aspek, yaitu aspek sosial, aspek budaya, aspek politik, dan aspek ekonomi. Dari aspek sosial dampak positifnya sangat memudahkan mencari segala informasi, komunikasi antar manusia dapat dilakukan dengan mudah meskipun jarak yang berjauhan. Aspek budaya, mempermudah pendistribusian karya-karya anak bangsa yang berkualitas, dan mempermudah mengetahui budaya negara atau daerah lain. Aspek politik, meningkatkan hubungan diplomatik antarnegara, memperluas dan meningkatkan hubungan kerja sama international. Aspek ekonomi, perusahaan dapat memperluas jangkauan pangsa pasarnya, karena konsumen atau pembeli mengakses internet tapa dibatasi tempat dan waktu, adanya bisnis dan layanan baru dalam sistem pembayaran seperti internet banking, SMS banking dan e-commerce.

Melihat berbagai data dari beberapa sumber, aspek ekonomi sangat berdampak adanya teknologi digital ini dan khususnya dalam bidang e-commerce yang mempunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan fintech serta sistem pembayaran digital, dilansir oleh laporan eConomy SEA 2019 Google, Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki pertumbuhan tercepat di dalam ekonomi digital, dan yang terpenting bahwa adanya hal tersebut menjadikan perusahaan system pembayaran (payment) dan layanan jasa keuangan, bertumbuh dengan cepat. Kebangkitan era “saring dan platform based economis” menjadikan perusahaan transportasi tapa memiliki kendaraan, penyedia akomodasi tanpa memiliki kamar, jasa komunikasi tanpa infrastruktur telekomunikasi, dan lain-lain. Indonesia adalah pasar besar dan potensial menyerap arus digitalisasi. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki populasi besar dengan jumlah generasi milenial yang cukup dominan.

Pertumbuhan yang pesat pada perusahaan fintech serta system pembayaran digital menjadikan tantangan kebijakan bagi Indonesia. Pada era digital, hampir seluruh perangkat fisik terhubung secara digital sehingga tapa disadari berbagai aktivitas digital meninggalkan jejak data yang semakin detail. Pesatnya arus digitalisasi ini juga melanda Indonesia secara deras dan diprediksi akan lebih menguat di masa mendatang. Akses teknologi yang semakin terjangkau akan memungkinkan meningkatnya partisipasi kelompok masyarakat yang selama ini tidak terjangkau oleh layanan perbankan. Populasi di Indonesia yang saat ini didominasi oleh generasi Y dan Z menjadi pasar yang prospektif meskipun masyarakat unbanked juga masih tinggi, tetapi hal tersebut justru membuka peluang pasar lebih besar lagi.

Pemerintah melalui Bank Indonesia selaku bank sentral terus meningkatkan kelancaran Sistem Pembayaran dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan digital. Selain hal tersebut Bank Indonesia juga mendorong percepatan dan perluasan program elektronifikasi untuk transaksi pemerintah daerah dan mendorong transformasi digital di sektor keuangan. Hadirnya alat pembayaran nontunai, memberi manfaat terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas keuangan dalam perekonomian nasional sehingga mendorong aktivitas sektor riil dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.Akan tetapi, keberadaan pembayaran nontunai ini mash banyak adanya pendapat yang pro dan kontra, sebagian percaya adanya dampak positif terhadap peningkatan ekonomi nasional, seperti yang telah dijelaskan di atas, sementara ada sebagian yang berpikir sebaliknya..

Kode QR sendiri bersifat statis dan dinamis, keduanya tetap terintegrasi dalam standar QRIS. Kode QR static yang memiliki sifat tetap ditampilkan dalam bentuk stiker (cetakan kertas) dan cukup dibuat sekali serta dapat diperbanyak, disimpan di meja kasir sehingga pembeli cukup memindai kode QR dengan smartphone-nya, selanjutnya pembeli memasukkan nominal belanjanya pada aplikasi mobile payment/bayar dan transaksi pembayaran pun terjadi. Kode QR static ini sering dijumpai pada UMKM karena tidak membutuhkan investasi yang sangat besar dan cara penggunaannya cukup relatif mudah. Sedangkan Kode QR dinamis sifatnya berbeda dengan kode QR static, QR dibuat langsung pada saat transaksi oleh kasir, setiap transaksi memiliki kode QR yang berbeda.Kode QR dinamis sering dijumpai pada pusat-pusat belanja menengah dan besar serta membutuhkan investasi yang cukup besar.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penelitian ini dapat merekomendasikan adanya pengembangan mengenai penggunaan teknologi sebagai salah satu faktor seseoran untuk menggunakan teknologi tersebut, Secara praktis, Bank Indonesia dapat memanfaatkan temuan tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam memperhatikan bagaimana individu dapat menggunakan QRIS. Karena besar literasi keuangan pada penelitian ini tidak berpengaruh maka perlu diteliti lagi faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan menggunakan QRIS.

Link Video Youtube : https://youtu.be/-iROb5q5ukE

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 13 = 16