Pro dan Kontra. Haruskah fitur Cash On Delivery (COD) pada E-Commerce dihapus?

Akhir-akhir ini sedang marak terjadi buyer e-commerce memaki kurir cash on delivery (COD). Banyak buyer yang merasa barang yang mereka beli tidak sesuai dan mereka ingin membatalkan pembelian tersebut. Padahal sebagai kurir, tugas mereka hanya mengantarkan barangnya saja. Hal ini membuat banyak kurir merasa bingung jika ada yang ingin membatalkan pesanan COD tersebut. Fenomena yang kini viral di berbagai media sosial menimbulkan berbagai pandangan, salah satunya menyarankan agar sistem COD dihapus.

M. Feriadi sebagai Ketua Umun Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres , Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) mengaku prihatin atas banyaknya kejadian akibat sistem COD ini. Feri menjelaskan bahwa COD merupakan bentuk kesepatakan antara penjual dengan pembeli. Artinya, dalam hal ini keluhan pelanggan bisa dikatakan tidak ada kaitannya dengan kurir. Menurut pengakuan Feri sistem COD dihapus adalah pilihan terakhir baginya. Karena dia berharap adanya edukasi yang lebih maksimal terhadap masyarakat.

Menurut Feri akan ada banyak dampak pula jika sistem COD dihapus. Menurutnya, dengan adanya layanan COD ini menambah trafik kiriman pada perusahaan jasa pengiriman. Dan jika sistem ini dihapus maka dampaknya pasti ada di perusahaan jasa pengiriman.

Sistem pembayaran COD adalah salah satu senjata ampuh untuk menarik orang agar tetap bisa berbelanja secara online walaupun tidak memiliki akses ke digital payment atau tidak memiliki kartu kredit. Namun, karena kurangnya edukasi terhadap masyarakat akan sistem COD menjadikan timbul banyak masalah yang diakibatkan oleh salah satu fitur pembayaran e-commerce ini.

Menurut Pakar Marketing Yuswohady bahwa COD ini sebenarnya bagus untuk para pembeli. COD adalah inovasi yang baik karena menjadi salah satu jembatan antara online dan offline. Yuswohady juga mengatakan, seharusnya sebelum menjalankan program marketing harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Bertujuan untuk mengetahui apakah mekanisme tersebut berjalan dengan baik dan agar tidak menimbulkan hal-hal yang kerap kali terjadi seperti akhir-akhir ini. Disisi lain, menurutnya itu hal yang wajar karena sistem tersebut dibuat oleh pihak perusahaan e-commerce dan perusahaan e-commerce tersebut pasti membuat ketentuan yang memenuhi kepentingan bagi si perusahaan. Jadi menurutnya perlu aturan yang dibuat yang bisa digunakan untuk semua pihak baik e-commerce, penjual maupun pembeli.

Link YouTube: https://youtu.be/bhHDVhU86M4

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 + 4 =