MENDORONG PERAN KOMUNITAS MELALUI LITERASI DIGITAL

Hana Qanitha (2309020074)

Literasi digital merupakan kemampuan untuk mengakses, memahami, mengolah, dan kemudian memanfaatkan informasi dan teknologi digital (Spires et al., 2019). Dimana kemampuan ini sangat penting bagi masyarakat modern saat ini. Saat teknologi semakin terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari, literasi digital berfungsi sebagai salah satu keterampilan dasar bagi individu untuk dapat beradaptasi dalam dunia yang didominasi digital. Terlebih lagi dalam kehidupan sosial masyarakat terdapat hal-hal yang turut berkembang seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi, seperti misalnya peran komunitas. Secara tradisional, peran komunitas meliputi berbagai bentuk keterlibatan lokal, mulai dari keterloibatan kelompok, kegiatan sosial, relawan, hingga kepemimpinan dalam asosiasi lingkungan atau inisiatif grassroots (Gallardo et al., 2021). Namun di era digital, peran-peran ini berkembang untuk mencakup ruang virtual dan platform digital. Komunitas saat ini mengandalkan literasi digital untuk memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan tindakan kolektif, melampaui batas geografis dan memungkinkan partisipasi luas dalam upaya membangun komunitas (Pitrianti et al., 2023). Dengan demikian, literasi digital tidak hanya memberdayakan individu untuk terlibat dalam komunitas mereka tetapi juga mendorong evolusi peran komunitas untuk beradaptasi dengan era digital.

Literasi digital berfungsi sebagai pendorong untuk memberdayakan individu agar terlibat lebih aktif dalam komunitas mereka dengan memberikan mereka keterampilan digital yang diperlukan. Melalui literasi digital, individu dapat melampaui hambatan fisik dan berpartisipasi dalam inisiatif komunitas, diskusi, dan proses pengambilan keputusan tanpa memandang lokasi mereka (Spires et al., 2019). Sebagai contoh, platform media sosial memungkinkan individu untuk bergabung dalam komunitas virtual, berbagi ide, dan menggalang dukungan untuk berbagai permasalahan yang sedang terjadi, serta memperkuat suara dengan tulisan ataupun media lainnya (Buwono & Dewantara, 2020). Sebagai contoh, forum online, obrolan grup, dan platform konferensi video memungkinkan anggota komunitas untuk terhubung, bertukar ide, dan mengkoordinasikan upaya secara real-time, mendorong sinergi dan tindakan kolektif. Baik itu mengorganisir acara lokal, melakukan kampanye penggalangan dana, atau menyebarkan informasi penting, literasi digital memberdayakan individu untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk keterlibatan komunitas dan perubahan sosial.

Secara lebih luas, literasi digital juga memiliki beberapa dampak bagi kehidupan sosial masyarakat. Pertama, literasi digital memainkan peran krusial dalam meningkatkan partisipasi warga dalam kegiatan sipil melalui platform digital (Polizzi, 2020). Dengan keterampilan literasi digital, individu dapat mengakses beragam informasi tentang isu dan memungkinkan masyarakat untuk membuat keputusan yang berdasarkan informasi. Selain itu, platform teknologi menyediakan alat yang kuat untuk mempromosikan keterlibatan dalam aktivisme komunitas. Sebagai contoh, platform media sosial telah menjadi arena penting yang memungkinkan warga untuk menyuarakan pendapat mereka (Fitriani et al., 2023). Demikian juga, platform petisi online memungkinkan individu untuk memulai dan menandatangani petisi tentang berbagai isu, memperkuat suara mereka dan mendorong perubahan. Secara keseluruhan, literasi digital membekali warga dengan alat dan sumber daya untuk berpartisipasi lebih efektif dalam kegiatan sipil, memanfaatkan platform teknologi untuk mempromosikan keterlibatan politik, advokasi, dan aktivisme komunitas.

Kedua, literasi digital juga berperan sebagai pijakan utama dalam memperkuat hubungan dan mengembangkan modal sosial dalam komunitas, dan memperkuat dinamika hubungan interpersonal di era digital (Martinovic et al., 2019). Dengan membekali individu dengan keterampilan untuk menavigasi media sosial, forum online, dan komunitas virtual, literasi digital memfasilitasi interaksi dan kolaborasi yang melampaui batas geografis. Platform media sosial seperti Facebook, Twitter (X), dan Instagram memungkinkan individu untuk terhubung dengan teman, keluarga, dan kenalan, memupuk rasa kebersamaan dan memfasilitasi pertukaran gagasan dan pengalaman (Rahmadillah, 2022). Forum online dan platform diskusi menyediakan ruang bagi individu dengan minat yang sama untuk berkumpul, berbagi keahlian, dan membangun hubungan berdasarkan minat atau tujuan bersama. Selain itu, komunitas virtual, mulai dari komunitas permainan online hingga kelompok pendukung atau fandom dapat menawarkan jalan bagi individu untuk terhubung dengan orang lain yang memiliki pengalaman atau identitas serupa. Namun, meskipun platform digital ini memberikan peluang untuk membangun hubungan dan modal sosial, mereka juga menimbulkan tantangan seperti kekhawatiran privasi dan penyebaran informasi yang keliru. Namun demikian, jika digunakan dengan tanggung jawab, literasi digital memberdayakan individu untuk memanfaatkan teknologi dalam membangun dan memelihara hubungan interpersonal, memperkaya jalinan sosial dalam komunitas di era digital.

Ketiga, literasi digital berfungsi sebagai katalisator yang kuat untuk memberdayakan individu dan organisasi masyarakat dari akarnya untuk memulai dan mempertahankan proyek-proyek komunitas (Radovanović et al., 2020). Caranya dengan memberikan mereka alat dan sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan teknologi secara efektif. Dengan keterampilan literasi digital, individu dapat mengakses berbagai alat dan platform digital untuk mengorganisir, berkolaborasi, dan mendapatkan dukungan untuk inisiatif komunitas. Sebagai contoh, platform crowdfunding atau penggalangan dana online seperti Kita Bisa, Ayo Bantu, dan sebagainya memungkinkan individu untuk mengumpulkan dana untuk proyek-proyek komunitas, mulai dari upaya memperindah dan konservasi lingkungan hingga program-program pendidikan dan juga untuk kepentingan kemanusiaan (Khaulah & Sekartaji, 2022). Selain itu, platform media sosial menawarkan jalan untuk mengorganisir dan mencapai masyarakat, memungkinkan individu untuk menyebarkan informasi, merekrut relawan, dan berinteraksi dengan anggota masyarakat. Selain itu, saluran komunikasi yang didukung oleh teknologi seperti aplikasi seluler dan forum online memfasilitasi keterlibatan masyarakat dan mekanisme umpan balik, memberdayakan penduduk untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan dan membentuk arah proyek-proyek komunitas.

Meskipun potensi transformatif literasi digital dalam memajukan komunitas, namun yang perlu diperhatikan adalah isu ketimpangan digital tetap menjadi hambatan signifikan dalam masyarakat saat ini (Gui & Büchi, 2021). Berbagai rintangan dapat menghambat adopsi dan efektivitasnya secara luas. Akses terhadap teknologi tetap menjadi hambatan besar di banyak komunitas, terutama di daerah pedesaan atau terpinggirkan di mana infrastruktur kurang atau sangat mahal. Selain itu, disparitas sosioekonomi memperparah kesenjangan digital, dengan individu dan keluarga berpenghasilan rendah seringkali tidak memiliki akses ke perangkat atau konektivitas internet yang diperlukan. Hambatan bahasa, kurangnya literasi digital, dan keterampilan teknologi yang terbatas lebih lanjut menghambat penggunaan penuh alat dan sumber daya digital (Spires et al., 2019). Selain itu, kekhawatiran tentang privasi, keamanan, dan informasi yang salah di internet dapat mengguncang kepercayaan dan keyakinan pada platform digital, menghalangi beberapa anggota komunitas dari terlibat sepenuhnya dalam inisiatif literasi digital.

Mengadopsi literasi digital sebagai sarana untuk memajukan komunitas juga menimbulkan tantangan yang kompleks yang memerlukan upaya bersama dan strategi inovatif. Misalnya biaya yang tinggi untuk memperoleh akses ini juga menjadi tantangan bagi banyak individu dan keluarga yang berpenghasilan rendah. Tidak hanya itu, beberapa komunitas juga mungkin menghadapi tantangan budaya yang membuat sulit bagi mereka untuk mengadopsi dan memanfaatkan teknologi digital dengan sepenuhnya (Gui & Büchi, 2021). Ketidakmampuan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dapat mengakibatkan semakin memburuknya ketidaksetaraan dalam akses dan pemanfaatan teknologi, menyisakan sebagian besar komunitas terpinggirkan dari manfaat yang ditawarkan oleh literasi digital. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi tantangan ini harus menjadi prioritas utama dalam memajukan literasi digital di komunitas. Kampanye pendidikan dan kesadaran penting untuk mempromosikan pentingnya keterampilan digital dan memberdayakan individu untuk memanfaatkan teknologi untuk pengembangan pribadi dan komunal.

Sehingga dapat dikatakan untuk mengatasi hambatan dan tantangan ini, pendekatan yang beragam diperlukan. Mengatasi kesenjangan digital melalui inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap teknologi yang terjangkau dan konektivitas internet sangat penting untuk memastikan inklusivitas dan kesempatan yang sama untuk semua anggota komunitas. Selain itu, menumbuhkan budaya pembelajaran dan adaptasi diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi yang cepat dan lanskap digital yang terus berkembang. Kemitraan kolaboratif antara lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, dan entitas sektor swasta dapat memfasilitasi implementasi program literasi digital yang komprehensif yang disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks spesifik komunitas yang beragam. Program pelatihan keterampilan digital dapat memainkan peran penting dalam membekali individu dengan kompetensi yang diperlukan untuk berkembang dalam area digital. Selain itu, inisiatif kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap teknologi dan layanan internet yang terjangkau, seperti subsidi pemerintah dan investasi infrastruktur, sangat penting untuk menjembatani kesenjangan digital (Affandi et al., 2020). Dengan mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum pendidikan formal dan menerapkan kebijakan yang memprioritaskan inklusi digital, masyarakat dapat bekerja menuju menciptakan masa depan yang lebih adil dan berdaya digital untuk semua.

Di era digital, pembelajaran kontinu telah menjadi sangat penting, ditekankan oleh laju cepat inovasi dan evolusi teknologi. Literasi digital memainkan peran kunci dalam memfasilitasi proses pembelajaran dan adaptasi yang berkelanjutan ini yang kemudian juga berdampak signifikan bagi komunitas sosial. Seiring teknologi terus maju dan membentuk berbagai aspek masyarakat, individu harus tetap gesit dan proaktif dalam memperoleh keterampilan baru untuk tetap relevan dalam lanskap yang selalu berubah. Literasi digital membekali individu dengan keterampilan dasar dan pola pikir yang diperlukan untuk menjelajahi teknologi baru dengan percaya diri, merangkul tren-tren baru, dan beradaptasi dengan permintaan yang berubah di komunitas. Dengan literasi digital, individu dapat memanfaatkan sumber daya online, tutorial, dan platform interaktif untuk mengeksplorasi konsep-konsep baru, menguasai alat-alat canggih, dan terlibat dalam pengalaman pembelajaran kontinu (Asy’hary et al., 2023). Selain itu, literasi digital membina budaya rasa ingin tahu dan eksperimen, mendorong individu untuk merangkul inovasi dan mencari peluang untuk pertumbuhan pribadi dan profesional di era digital yang dinamis.

Secara keseluruhan, literasi digital memiliki potensi besar untuk memajukan komunitas dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam era digital yang terus berkembang, memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup dalam penggunaan teknologi menjadi semakin penting bagi semua anggota masyarakat. Meskipun terdapat rintangan dan tantangan yang perlu diatasi, upaya untuk meningkatkan literasi digital di komunitas dapat membuka peluang baru dan mengubah paradigma tentang cara kita berinteraksi, belajar, dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Dengan memperkuat literasi digital, komunitas dapat memanfaatkan potensi teknologi untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan, memperkuat inklusi, dan meningkatkan kualitas hidup bagi semua orang. Oleh karena itu, investasi dalam pembangunan literasi digital harus dianggap sebagai investasi dalam masa depan yang lebih cerah dan lebih inklusif bagi komunitas kita. Dengan menginvestasikan dalam program literasi digital, memperluas akses terhadap teknologi, dan memupuk budaya pembelajaran kontinu, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berdaya digital di mana semua orang memiliki kesempatan untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam ekonomi digital dan kehidupan komunitas.

Link URL: https://youtu.be/jPmQAKpYTDo?feature=shared

REFERENSI

Affandi, M., Bungai, J., & Perdana, I. (2020). Implementasi Literasi Digital Melalui Pengembangan Website Desa Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal AKRAB, 11(1), 54–63.

Asy’hary, A., Arsyad, J., Sulistyo, L., Rahayu, W., & Fatmawati, E. (2023). Upaya Peningkatan Literasi Digital Masyarakat Melalui Program Pelatihan Komputer Di Desa Terpencil. Communnity Development Journal, 4(1), 654–661.

Buwono, S., & Dewantara, J. A. (2020). Hubungan Media Internet, Membaca, Dan Menulis Dalam Literasi Digital Mahasiswa. Jurnal Basicedu, 4(4), 1186–1193. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.526

Fitriani, D., Budiyani, Y., Hardika, A. R., & … (2023). Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Demokrasi Di Indonesia: Analisis Peran Teknologi Dan Media Sosial. Advanced In Social …, 1(4), 362–371. https://www.adshr.org/index.php/vo/article/view/43%0Ahttps://www.adshr.org/index.php/vo/article/download/43/42

Gallardo, R., Beaulieu, L. B., & Geideman, C. (2021). Digital inclusion and parity: Implications for community development. Community Development, 52(1), 4–21. https://doi.org/10.1080/15575330.2020.1830815

Gui, M., & Büchi, M. (2021). From Use to Overuse: Digital Inequality in the Age of Communication Abundance. Social Science Computer Review, 39(1), 3–19. https://doi.org/10.1177/0894439319851163

Khaulah, K. A., & Sekartaji, S. (2022). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Penggalangan Dana Oleh Lembaga Non-Profit. Communicator Sphere, 2(2), 90–108. https://doi.org/10.55397/cps.v2i2.32

Martinovic, D., Freiman, V., Lekule, C. S., & Yang, Y. (2019). The roles of digital literacy in social life of youth. In Advanced methodologies and technologies in library science, information management, and scholarly inquiry2 (pp. 103–117). IGI Global.

Pitrianti, S., Sampetoding, E. A. M., Purba, A. A., & Pongtambing, Y. S. (2023). Literasi Digital Pada Masyarakat Desa. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Dan Sistem Informasi, 3(1), 43–49. https://doi.org/10.33005/sitasi.v3i1.655

Polizzi, G. (2020). Information literacy in the digital age: Why critical digital literacy matters for democracy. In Informed Societies: Why information literacy matters for citizenship, participation and democracy (pp. 1–23).

Radovanović, D., Holst, C., Banerjee Belur, S., Srivastava, R., Vivien Houngbonon, G., Le Quentrec, E., Miliza, J., Winkler, A. S., & Noll, J. (2020). Digital literacy key performance indicators for sustainable development. Social Inclusion, 8(2), 151–167. https://doi.org/10.17645/si.v8i2.2587

Rahmadillah, A. (2022). Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Keterampilan Komunikasi Interpersonal Di Kalangan Remaja Kecamatan Tambun Utara Bekasi Jawa Barat. Journal Daring Mahasiswa Komunikasi, 1(2), 1–20.

Spires, H. A., Paul, C. M., & Kerkhof, S. N. (2019). Digital literacy for the 21st century. In Advanced methodologies and technologies in library science, information management, and scholarly inquiry (pp. 12–21). IGI Global.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 38 = 43