Pemanfaatan Teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk Penguatan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Sistem kesehatan yang kuat (Resilience) adalah sistem kesehatan yang mampu melakukan upaya pencegahan, kesiapsiagaan, beradaptasi, melakukan respons, serta mampu kembali bangkit dalam menghadapi berbagai macam ancaman baik bencana alam, non alam seperti pandemi, krisis dan kedaruratan kesehatan masyarakat serta ancaman global lainnya (WHO, 2021).

Dalam situasi normal, sistem kesehatan Indonesia masih terbilang cukup kewalahan dalam menghadapi tantangan layanan kesehatan masyarakat yang merata, harus menerima fakta digoncang hebat oleh bencana pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020 lalu. Beberapa daerah di Indonesia lainnya bahkan harus berjuang untuk merespons bencana alam ditengah bencana non alam, seperti COVID-19. Ketahanan kesehatan menjadi sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang. Sistem kesehatan yang kuat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan keamanan kesehatan (health Security) baik kontribusi di tingkat global, regional, nasional dan sub nasional.

Beberapa bidang yang dibantu dengan adanya Artificial Intelligence membuat pemerintah menjalankan agenda transformasi digital sebagai proses pemulihan perekonomian nasional. Dibidang bisnis dan ekonomi, artificial intelligence diimplementasikan dalam bidang e-commerce seperti yang diterapkan pada salah satu situs belanja online terbesar di Indonesia. E-commerce menjadi salah satu solusi dalam pemulihan perekonomian Indonesia saat ini dimana masyrakat bisa menjadi penjual maupun sebagai konsumen sekaligus.


A. Artificial Intelligence (AI) untuk Penguatan Sistem Kesehatan
Contoh pemanfaatan teknologi artificial intelligence dalam rangka penguatan sistem kesehatan nasional adalah dalam kasus pengendalian COVID-19. Pada masa pandemi tersebut, telah dilakukan fase pengawasan epidemiologi, identifikasi kasus, pengendalian transmisi lokal, komunikasi publik, dan perawatan klinis.
1) Pengawasan Epidemiologi secara Digital
Teknologi artificial intelligence bisa digunakan untuk pengawasan epidemiologi. Dalam pemanfaatan teknologi machine learning, bisa digunakan dalam pembuatan Web-based epidemic intelligence, sehingga dapat menghasilkan sebuah informasi tentang persebaran COVID-19 diseluruh dunia.

Machine learning juga digunakan dalam upaya untuk pengawasan gejala secara online tanpa perlu untuk berkunjung kerumah sakit. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi gejala penyakit lebih awal, sehingga siapapun bisa menggunakannya dengan bantuan akses internet. Penerapan teknologi machine learning juga bisa digunakan dalam upaya untuk mendeteksi dampak pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental.

2) Identifikasi Kasus secara Cepat
Demi mencapai tujuan untuk bisa mengidentifikasi kasus secara cepat, teknologi machine learning, computer vision, dan deep leaning bisa digunakan untuk melakukan diagnosis COVID-19 dengan menggunakan citra gambar medis berupa USG, CT Scan dan X-Ray. Berbagai penelitian dilakukan baik dalam negeri maupun luar negeri telah berhasil memanfaatkan teknologi tersebut untuk mempercepat proses diagnosis COVID-19.

3) Pengendalian Transmisi Lokal
Pengendalian transmisi lokal bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi machine learning untuk mengolah citra gambar video dari drone yang dilengkapi dengan sensor computer vision. Drone ini akan dipasang dengan sensor khusus dan sistem computer vision yang dapat memantau suhu dan detak jantung citra gambar manusia yang ter-scan dari drone. Drone ini juga dilengkapi dengan kemampuan mendeteksi orang bersin dan batuk di ruang publik.

Selain itu, ada juga model untuk mengestimasi jarak antar manusia dan menghitung jumlah manusia yang terekam di dalam maupun di luar ruangan. Tujuannya untuk melihat apakah masyarakat sudah menerapkan social distancing atau tidak.

4) Komunikasi Publik
Implementasi intervensi yang efektif selama pandemi bergantung pada edukasi dan kerja sama publik dengan didukung oleh strategi komunikasi yang tepat. Komunikasi yang baik yang mencakup partisipasi aktif masyarakat untuk memastikan kepercayaan publik. Namun, tantangan yang dihadapi yaitu kesalahan informasi (hoaks) yang berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap penanganan pandemi oleh pemerintah.

Contohnya, telemedicine dapat digunakan oleh praktisi medis untuk terhubung dengan pasien mereka selama pandemi. Telemedicine berpotensi membantu dengan mengizinkan pasien menerima perawatan suportif tanpa harus mengunjungi rumah sakit secara fisik dengan menggunakan aplikasi berbasis natural language processing berupa chat untuk perawatan pasien.

5) Perawatan Klinis
Ketika pasien benar-benar membutuhkan bantuan medis yang mengharuskan tindakan klinis serius seperti pembedahan, teknologi artificial intelligence bisa diterapkan pada sebuah robot untuk membantu tugas dari dokter bedah. Jadi, tidak perlu banyak orang diruang operasi. Selain itu, di luar ruang operasi, teknologi ini dapat diimplementasikan untuk berbagai tugas seperti penerimaan pasien secara digital, pemantauan tanda-tanda vital pasien, identifikasi penyakit berisiko tinggi, sterilisasi ruangan, penggantian infus atau darah, dan pengiriman makanan atau obat-obatan.


Selain dalam kasus pengendalian COVID-19, teknologi AI juga telah memberikan manfaat untuk penguatan kesehatan nasional lainnya, seperti:
a) Robot untuk operasi bedah
Robot dengan lengan mekanis yang dikendalikan oleh ahli bedah untuk melakukan operasi bedah yang rumit dengan presisi tinggi dan stabilitas yang lebih baik. Misalnya, robot da Vinci digunakan untuk operasi prostat, hysterectomy, dan operasi jantung.

b) Diagnosis penyakit menggunakan citra medis
Menganalisis foto rontgen, CT scan, MRI, dan citra medis lainnya menggunakan teknik AI seperti machine learning untuk mendeteksi atau mendiagnosis penyakit. Misalnya, diagnosis kanker paru-paru, penyakit jantung, penyakit hati, dan lain sebagainya.

c) Pemantauan kondisi pasien secara jarak jauh
Memantau tanda-tanda vital pasien, aktivitas, dan lingkungan sekitar pasien menggunakan perangkat IoT seperti sensor, kamera, dan pemantauan jarak jauh. Memungkinkan perawat untuk memantau kondisi pasien dari rumah sakit atau pusat kesehatan. Berguna untuk pasien lanjut usia, pasien dengan penyakit kronis, dan pasien pasca operasi.

d) Pemberian obat-obatan dengan dosis yang tepat
Menggunakan data genetik pasien dan pemantauan kondisi kesehatan untuk menentukan dosis obat yang tepat. Dosis obat dapat disesuaikan secara otomatis berdasarkan perubahan kondisi kesehatan pasien. Hal ini dapat mengurangi efek samping dari obat dan meningkatkan keefektifannya.

e) Pendeteksian dini penyakit menular
Menganalisis data pemantauan kesehatan masyarakat untuk mendeteksi lonjakan kasus penyakit menular secara dini. Misalnya, mendeteksi wabah flu, campak, demam berdarah, dan penyakit menular lainnya sebelum menyebar secara luas. Memungkinkan tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit secara lebih cepat.

f) Pemantauan kesehatan ibu hamil dan janin
Memantau tanda-tanda vital ibu hamil dan janin menggunakan perangkat pemantauan kesehatan yang dipasang pada ibu hamil. Dapat mendeteksi komplikasi kehamilan seperti, preeklampsia atau gangguan pertumbuhan janin secara dini. Memungkinkan intervensi medis yang tepat waktu untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

g) Penyaringan massal untuk penyakit menular di masyarakat
Menyaring sejumlah besar sampel darah atau sampel biologis lainnya menggunakan teknik seperti PCR dan antigen-antibodi untuk mendeteksi penyakit menular seperti, virus HIV, hepatitis, dan virus lainnya. Memungkinkan penemuan kasus-kasus baru penyakit menular secara lebih cepat dan pengobatan yang tepat waktu.

h) Pemberian edukasi kesehatan secara personalisasi
Memberikan edukasi kesehatan yang disesuaikan dengan profil kesehatan, minat, dan gaya belajar masing-masing individu. Misalnya, memberikan saran diet dan latihan berdasarkan kondisi kesehatan seseorang. Atau memberikan edukasi tentang penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi dengan bahasa dan metode yang mudah dipahami oleh setiap individu

Secara keseluruhan, teknologi AI telah memberikan banyak manfaat dalam sektor kesehatan. Dengan terus berkembangnya AI, peran AI dalam mendiagnosa penyakit, memberikan pengobatan personalisasi, dan membantu para profesional kesehatan akan semakin besar di masa depan. Namun, interaksi manusia masih sangat penting untuk kesehatan dan keselamatan pasien.

B. AI untuk Pemulihan Ekonomi Nasional
Dalam rangka untuk menaikkan daya beli masyarakat, pengambil kebijakan yaitu pemerintah perlu melihat data yang valid, sehingga bisa menentukan kebijakan yang tepat. Berbagai studi telah dilakukan berbagai pihak sebagai contoh, pemerintah melalui BPS telah melakukan studi analisis big data dari data E-Commerce atau marketplace dimana penjualan online pada bulan Maret sampai April 2020 mengalami peningkatan tertinggi pada kategori makanan dan minuman. Studi ini terbatas pada penghitungan jumlah secara kuantitatif berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil crawling website dari marketplace terkemuka. Begitu juga dengan penghitungan kategori produk terjual berdasarkan kategori yang tertera pada marketplace padahal faktanya banyak penjual yang asal-asalan untuk memberikan kategori produk bahkan cenderung tidak diberikan kategori.

Selain dalam kasus setelah pandemi COVID-19, teknologi AI memiliki beberapa manfaat yang dapat berperan penting dalam pemulihan ekonomi nasional dengan cara meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi di berbagai sektor. Beberapa contohnya adalah:
a) Efisiensi Operasional
Teknologi AI dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional di berbagai sektor ekonomi. Misalnya, dalam sektor manufaktur, AI dapat digunakan untuk memprediksi permintaan pasar, mengoptimalkan rantai pasok, dan mengelola stok secara lebih efisien. Hal ini dapat membantu perusahaan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan profitabilitas.

b) Peningkatan Produktivitas
AI memungkinkan otomatisasi tugas-tugas rutin dan repetitif, memungkinkan pekerja manusia fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan kreativitas dan pemikiran tingkat tinggi. Misalnya, dalam sektor pertanian, teknologi AI dapat digunakan untuk memantau tanaman secara otomatis, mengidentifikasi hama dan penyakit, dan mengatur irigasi secara cerdas, yang semuanya dapat meningkatkan produktivitas dan hasil panen.

c) Inovasi Bisnis
Teknologi AI memungkinkan pengembangan produk dan layanan baru yang inovatif. Dengan analisis data yang mendalam, perusahaan dapat memahami preferensi pelanggan dengan lebih baik dan mengembangkan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar. Contohnya, dalam sektor e-commerce, AI digunakan untuk merekomendasikan produk kepada pelanggan berdasarkan preferensi mereka dan perilaku pembelian sebelumnya.

d) Peningkatan Pengalaman Pelanggan
AI memungkinkan personalisasi yang lebih baik dalam layanan dan pengalaman pelanggan. Contoh penggunaannya adalah dalam layanan pelanggan, di mana chatbot AI dapat digunakan untuk memberikan respon cepat dan relevan terhadap pertanyaan pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan dan mengurangi biaya layanan.

e) Analisis Data dan Pengambilan Keputusan
Teknologi AI memungkinkan analisis data yang lebih canggih dan pengambilan keputusan yang lebih cerdas. Dengan algoritma machine learning dan analisis prediktif, pemerintah dan perusahaan dapat mengidentifikasi tren ekonomi, menganalisis risiko, dan merancang strategi pemulihan yang efektif.

f) Pengembangan Infrastruktur Digital
Pemanfaatan AI juga dapat terjadi dalam pengembangan infrastruktur digital, seperti jaringan 5G, cloud computing, dan Internet of Things (IoT), yang dapat meningkatkan konektivitas dan efisiensi operasional di seluruh sektor ekonomi.

g) Pemantauan Ekonomi Real-Time
Dengan teknologi AI, pemerintah dapat memantau kondisi ekonomi secara real-time dengan lebih akurat. Hal ini memungkinkan mereka untuk merespons perubahan pasar dengan lebih cepat dan merancang kebijakan ekonomi yang lebih adaptif dan responsif.

Dengan pemanfaatan teknologi AI yang tepat, pemulihan ekonomi nasional dapat menjadi lebih cepat, lebih efisien, dan lebih berkelanjutan dalam jangka panjang. Namun, penting juga untuk memperhatikan aspek privasi, keamanan, dan etika dalam penggunaan teknologi AI.






REFERENSI
Administrator. (2023, Maret 1). 10 Contoh Penggunaan Teknologi AI di Dunia Kesehatan. Diakses pada April 7, 2024, dari Dinas Kesehatan Kota Tegal Web site: https://dinkes.tegalkota.go.id/berita/detail/10-contoh-penggunaan- teknologi-ai- di- dunia-kesehatan
Astuti, F. A. (2021). Pemanfaatan Teknologi Artificial Intelligence untuk Penguatan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Jurnal Sistem Cerdas, 4(1), 25-34.
Atmojo, J. T., Ningrum, A. N., Handayani, R. T., Widiyanto, A., & Darmayanti, A. T. (2024). Artificial Intelligence dalam Praktik Kesehatan. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 14(3), 1081-1088.
Pakpahan, R. (2021). Analisa Pengaruh Implementasi Artificial Intelligence Dalam Kehidupan Manusia. JISICOM (Journal of Information System, Informatics and Computing), 5(2), 506-513.

Link YouTube :

https://youtu.be/Qn40A9TUMwQ?si=QzBKkHPte2VLhTy4

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

9 + 1 =