ChatGPT: Si Canggih yang Dapat Membantu Membangun Keterampilan Menulis Melalui Kecerdasan Buatan

Dalam era digital yang semakin maju, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Salah satu aplikasi AI yang menarik dan berdampak luas adalah ChatGPT. ChatGPT, yang merupakan salah satu bagian dari serangkaian model bahasa yang dikembangkan oleh OpenAI, telah menunjukkan kemampuannya untuk memahami dan merespons berbagai pertanyaan dengan tingkat akurasi yang tinggi. ChatGPT adalah sebuah sistem kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan interaksi melalui percakapan berbasis teks. Dengan kemampuannya dalam memberikan informasi dan menjawab pertanyaan, ChatGPT dapat digunakan dalam berbagai konteks seperti pembelajaran, penulisan, dan komunikasi. ChatGPT dapat membantu dalam mencari informasi, penulisan karya, menyediakan rekomendasi, dan memecahkan masalah.  Selain itu, ChatGPT dapat menganalisis pertanyaan pengguna dan menyediakan jawaban yang relevan.

ChatGPT mula bermula pada tahun 1990-an, ketika riset kecerdasan buatan (AI) mulai menarik perhatian dunia teknologi. Sejarah ChatGPT mulai dengan pengembangan model bahasa GPT (Generative Pre-trained Transformer) oleh OpenAI. GPT pertama kali diperkenalkan pada tahun 2018. ChatGPT merupakan sebuah model bahasa yang dilatih menggunakan teknologi Deep Learning oleh OpenAI. Model ini dirancang untuk memahami dan menghasilkan teks yang terkait dengan berbagai topik. Dengan menggunakan algoritma, ChatGPT dapat berinteraksi dengan pengguna melalui percakapan dalam bahasa yang alami.

Sebuah eksperimen telah dilakukan pada musim panas tahun 2022 untuk mengetahui kegunaan ChatGPT dalam konteks pengajaran tulis akademik. Eksperimen tersebut dilakukan oleh Dr. Kim M. Mitchell, seorang Asisten Professor di College of Nursing, University of Manitoba, Winnipeg, Kanada. Dalam eksperimen ini Dr. Mitchell memperkenalkan ChatGPT kepada siswanya sebagai alat yang dapat membantu dalam penulisan akademik. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa sekitar 52% dari kelas menggunakan ChatGPT dengan berbagai tingkat keberhasilan. ChatGPT terbukti membantu siswa dalam berbagai aspek penulisan seperti membantu mengorganisir pemikiran, menyediakan definisi, membantu memilih topik, mengubah frase, menyederhanakan kalimat, memperbaiki tata bahasa, paraphrase, menemukan sinonim, membantu dalam aktivitas revisi, dan lain sebagainya. Namun, eksperimen ini juga menunjukkan beberapa tantangan dan keterbatasan ChatGPT, seperti tidak efektif dalam menulis keseluruhan karya. Secara keseluruhan, eksperimen ini menunjukkan bahwa ChatGPT dapat menjadi alat yang berguna dalam peningkatan kualitas penulisan siswa, meskipun ada tantangan dan keterbatasan yang perlu dipertimbangkan.

ChatGPT memiliki basis pengguna yang global, dengan Amerika Serikat dan India memiliki proporsi pengguna terbesar. Amerika Serikat memiliki 46.75% pengguna, diikuti oleh India dengan 5.47%. ChatGPT juga memiliki pengguna di China (3.73%), Kanada (3.7%), dan Inggris Raya (3.65%). ChatGPT memiliki sekitar 100 juta pengguna aktif setiap minggu, menunjukkan popularitas dan penggunaan yang luas dari platform ini. ChatGPT digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk otomatisasi, pendidikan, coding, analisis data, dan penulisan. 43% mahasiswa perguruan tinggi dan 80% dari 500 perusahaan Fortune menggunakan ChatGPT.

ChatGPT dapat membantu dalam pembuatan sebuah karya tulis dengan berbagai cara. Sebagai contoh, ChatGPT dapat membantu menganalisis pertanyaan, menyediakan umpan balik instan, dan membantu meningkatkan kemampuan bahasa. Selain itu, ChatGPT dapat digunakan sebagai bantuan pemecahan masalah, yang membantu meningkatkan kemampuan bahasa dan membantu pengguna dalam mencari informasi. ChatGPT dapat juga digunakan sebagai alat untuk menulis penelitian ilmiah, seperti menulis makalah penelitian ilmiah, menyusun bahan penelitian, dan melakukan brainstorming topik penelitian. ChatGPT dapat membantu dalam menulis karya tulis yang komprehensif dan kritis yang memenuhi standar akademik. Apabila dikerjakan secara manual dan tanpa bantuan ChatGPT, tentu waktu yang digunakan untuk menulis sebuah karya tulis yang utuh akan lebih lama.

ChatGPT dapat memberi pengetahuan melalui algoritma yang mengatur bobot dalam model deep learning. Ketika teks dari data yang sangat banyak masuk ke dalam algoritma, ChatGPT sama sekali tidak menyimpan pengetahuan, tetapi membentuk hubungan antara kata-kata dalam modelnya. ChatGPT juga memiliki basis pengetahuan yang luas dan dapat menulis teks secara meyakinkan. Namun, memiliki batasan waktu pada pengetahuannya, sehingga informasi terakhir yang diperolehnya adalah pada saat terakhir kali dia di perbaharui. ChatGPT dapat memberikan informasi dan wawasan, tetapi tidak seharusnya dipercaya terlalu besar, karena ia hanya sekadar alat yang memodelkan bahasa dan tidak memiliki pengalaman pribadi atau emosi serta tidak seharusnya terlalu dipercayai.

Link YouTube penjelasan dan tutorial : https://youtu.be/VQozwwoGXTw?feature=shared

Daftar Pustaka:

Putra, R. K. T., Saputro, F. R., Hakim, L., Ramadhan, Y., & Fuadin, A. (2023). Fenomena ChatGPT: Peningkatkan civic skill digital native generation. Nautical: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 2(2), 140-147.

Setiawan, A., & Luthfiyani, U. K. (2023). Penggunaan ChatGPT untuk pendidikan di era education 4.0: Usulan inovasi meningkatkan keterampilan menulis. JURNAL PETISI (Pendidikan Teknologi Informasi)4(1), 49-58.

University of Manitoba. (2023, Agustus 22). Global Winnipeg: University of Manitoba professor’s Chat GPT experiment. Diambil kembali dari UM News: https://news.umanitoba.ca/global-winnipeg-university-of-manitoba-professors-chat-gpt-experiment/

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

26 − = 23