Literasi Digital Bagi Kaum Millenial di Indonesia

by Sahira

Generasi milenial adalah sebutan lain untuk generasi Y, yang mana frasa ini khusus untuk menggambarkan orang-orang yang lahir antara tahun 1980 dan 2000. Kaum milenial merupakan generasi yang memiliki kemampuan dan  semangat yang tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas untuk mengembangakan, meningkatkan dan memajukan Negara. Bahkan untuk mencapai sebuah revolusi dari suatu bangsa biasanya digerakkan oleh kaum milenial di Indonesia. Mereka menghabiskan waktu mereka untuk berinternet, baik melalui telepon genggam, komputer personal, atau laptop, mendekati 5 jam per harinya. (Republika, 2017).

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia. Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama dengan Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom) Universitas Indonesia, total jumlah pengguna Internet di Indonesia per awal 2015 adalah 88,1 juta orang. Fenomena ini bisa kita lihat dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan berbasis digital seperti Google, Facebook, Youtube hingga layanan aplikasi perpesanan atau messenger. Pada era digital saat ini, kaum milenial di Indonesia memanfaatkan teknologi digital pada bidang telekomunikasi. Tercatat melalui riset yang dilansir oleh wearesocial.sg bahwa pada tahun 2017 terdapat 132 juta pengguna internet di Indonesia dengan angka pertumbuhan sebanyak 51% hanya dalam setahun. Pada saat ini semua masyarakat khususnya kaum milienial di Indonesia bertelekomunikasi dengan menggunakan alat yang canggih secara cepat dan mudah. Tidak hanya itu, membuat konten digital dengan mudah dapat dilakukan oleh kaum milenial di Indonesia dengan melalui berbagai macam platform digital seperti website, blog, hingga sosial media dengan menggunakan berbagai macam alat dari teknologi digital seperti komputer, laptop, hingga telepon genggam atau Smartphone.

Perkembangan dunia digital ini dapat menimbulkan dua sisi yang berlawanan dalam kaitannya dengan pengembangan literasi digital. Berkembangnya peralatan digital dan akses akan informasi dalam bentuk digital mempunyai tantangan sekaligus peluang. Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah jumlah generasi muda (generasi Milenial) yang mengakses internet sangat besar, yaitu kurang lebih 70 juta orang. Belum lagi perilaku berinternet yang tidak sehat, ditunjukkan dengan menyebarnya berita atau informasi hoaks, ujaran kebencian, dan intoleransi di media sosial. Tingginya penetrasi internet bagi generasi milenial tentu meresahkan banyak pihak dan fakta menunjukkan bahwa data akses anak Indonesia terhadap konten berbau pornografi per hari rata-rata mencapai 25 ribu orang  Hal-hal tersebut tentu menjadi  tantangan besar bagi orang tua, yang mempunyai tanggung jawab dan peran penting dalam mempersiapkan generasi abad ke-21, generasi yang memiliki kompetensi digital.

 Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Pengertian lain dari literasi digital dikemukakan oleh Iin Hermiyanto yang mendefinisikan literasi digital adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis, mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru membuat dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat. Literasi digital sama pentingnya dengan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu lainnya. Sayangnya, dunia maya saat ini semakin dipenuhi konten berbau berita bohong, ujaran kebencian, dan radikalisme, bahkan praktik-praktik penipuan. Keberadaan konten negatif yang merusak ekosistem digital saat ini hanya bisa ditangkal dengan membangun kesadaran dari tiap-tiap individu.

Mengingat kaum milenial-lah yang akan menggunakan dan memanfaatkan teknologi tersebut dengan sangat baik. Oleh karena itu masyarakat khususnya generasi milenial perlu dibekali dengan kemampuan literasi digital. Douglas A.J. Belshaw dalam tesisnya What is “Digital Literacy‘? (2011) mengatakan bahwa ada delapan elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital, yaitu:

  1. Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital;
  2. Kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai konten;
  3. Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual;
  4. Komunikatif, yaitu memahami kinerja jejaring dan komunikasi di  dunia digital;
  5. Kepercayaan diri yang bertanggung jawab;
  6. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru;
  7. Kritis dalam menyikapi konten; dan Bertanggung jawab secara sosial.

Dengan adanya perkembangan zaman yang memajukan teknologi digital di Indonesia, membuat kaum milenial semakin membara untuk memanfaatkannya. Teknologi digital sendiri memiliki fungsi dan manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat khusunya kaum milenial di Indonesia. beberapa fungsi dan manfaat diantaranya adalah untuk membantu pekerjaan dalam membuat, mengubah, menyimpan, menyampaikan informasi dan menyebarluaskan informasi secara cepat dan berkualitas serta efisien. Berikut adalah beberapa fungsi dan manfaat teknologi digital bagi kalangan milenial di Indonesia.

Dalam dunia pendidikan juga dimanfaatkan oleh kaum milenial di Indonesia. Penggunaan alat canggih seperti Komputer dan Smartphone sangat membantu kaum milenial dalam mendapatkan sumber informasi mengenai materi pembelajaran melalui beberapa aplikasi pendukung yang berhubungan dengan dunia pendidikan di Indonesia

Dalam dunia perbankan juga dimanfaatkan oleh kaum milenial. Dengan adanya perkembangan zaman yang membuat teknologi digital di Indonesia semakin canggih, perbankan di Indonesia juga dibuat semakin canggih. Dengan adanya teknologi mesin ATM, semua nasabah termasuk kaum milenial bisa dengan mudah menarik uang tabungan mereka. Tidak hanya itum, perkembangan teknologi digital juga telah menciptakan teknologi M-Banking sehingga memudahkan masyarakat khususnya kaum milenial untuk bertransaksi atau mengatur keuangan mereka pada bank.

Pemanfaatan teknologi dalam dunia pekerjaan. Dengan adanya inovasi yang ada pada teknologi digital, sangat memudahkan pekerjaan masyarakat Indonesia khususnya kaum milenial. Contohnya pada dunia bisnis yang memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk atau jasa. Tidak hanya itu, penggunaan E-commerce juga digunakan oleh masyarakat khususnya kaum milenial untuk melakukan jual beli secara online dengan mudah dan cepat.

Disimpulkan bahwa literasi digital mencakup segala pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi mulai dari mengenal, mengoperasikan, dan mengomunikasikan informasi. Literasi digital memiliki peran penting dalam menciptakan generasi milenial dengan pola pikir dan pandangan yang kritis-kreatif, sehingga tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif, menjadi korban informasi hoaks, atau korban penipuan yang berbasis digital

LINK YOUTUBE

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

28 + = 31