Menuju Transformasi Digital Nasional

Dibuat Oleh Rahilla Nuruzzahra Putri

Apa itu Transformasi Digital?

Transformasi digital adalah proses yang diterapkan organisasi untuk mengintegrasikan teknologi digital di semua bidang bisnis. Proses ini secara mendasar mengubah cara organisasi memberikan nilai kepada pelanggan. Perusahaan mengadopsi teknologi digital inovatif untuk membuat perubahan budaya dan operasional yang beradaptasi secara lebih baik dengan perubahan permintaan pelanggan.

Contoh transformasi digital meliputi hal berikut ini:

  • Perusahaan mulai membangun solusi digital, seperti aplikasi seluler atau platform perdagangan elektronik
  • Perusahaan melakukan migrasi dari infrastruktur komputer on-premise ke komputasi cloud
  • Perusahaan mengadopsi sensor pintar untuk mengurangi biaya operasi

Mengapa transformasi digital penting?

Istilah “transformasi digital” menjelaskan implementasi teknologi, talenta, dan proses baru agar tetap dapat bersaing di lanskap teknologi yang senantiasa berubah. Di era pascapandemi, organisasi harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan seperti berikut:

  • Tekanan waktu peluncuran
  • Gangguan rantai pasokan secara tiba-tiba
  • Ekspektasi pelanggan yang cepat berubah

Perusahaan harus merangkul strategi transformasi digital jika ingin mengimbangi perkembangan teknologi.

            Berikut adalah beberapa manfaat inisiatif transformasi digital.

Meningkatkan produktivitas

            Kemunculan teknologi seperti layanan cloud dapat menghemat waktu dan meningkatkan efisiensi di semua jenis proses bisnis. Misalnya, menerapkan teknologi digital seperti kecerdasan buatan akan membuat karyawan lebih fokus pada tugas yang membutuhkan kreativitas dan pemecahan masalah. Demikian pula, analitik data dengan machine learning dapat memberi Anda wawasan untuk mencapai tujuan bisnis dengan lebih cepat.

Meningkatkan pengalaman pelanggan

            Pelanggan di era pascapandemi menginginkan ketersediaan layanan yang konstan di banyak saluran. Mereka juga menginginkan situs web dan sistem komunikasi yang mudah dan nyaman digunakan di perangkat seluler. Berikut adalah beberapa transformasi digital yang memengaruhi pengalaman pelanggan secara langsung:

  • Mengembangkan aplikasi seluler dan alur kerja seluler
  • Melacak dan memenuhi pesanan secara lebih cepat dengan mengadopsi teknologi sensor pintar
  • Berinteraksi dengan pelanggan dalam waktu nyata dengan mengadopsi kecerdasan buatan
  • Meningkatkan dukungan dan layanan pelanggan menggunakan otomatisasi

Era digital telah menghadirkan transformasi yang signifikan di berbagai sektor di seluruh dunia. Saat ini, pemerintah sedang mengupayakan langkah-langkah strategis untuk memastikan bahwa Indonesia dapat menyesuaikan diri dengan era industri digital yang berkembang pesat.

Perubahan ini tercermin dalam lonjakan digitalisasi dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia, yang ditandai dengan munculnya banyak perusahaan rintisan di sektor digital, yang dikenal sebagai startup.

Apa saja tahapan transformasi digital?

Tidak ada jalur yang jelas menuju transformasi dan setiap perusahaan berbeda. Kami menyarankan enam tahapan berikut sebagai panduan.

Tahap 1—Status quo

Pada tahapan pertama, bisnis terus beroperasi seperti biasanya dan mempertahankan status quo tanpa menyadari perubahan persyaratan pelanggan dan kemajuan teknologi. Kurangnya inisiatif digital dapat membuat organisasi mana pun ketinggalan zaman. Sesegera mungkin berpindah ke tahapan selanjutnya sangatlah penting untuk dilakukan.

Tahap 2—Aktif

Pada tahapan kedua, bisnis menjadi lebih sadar akan kebutuhan optimisasi digital. Mereka mengakui tantangan yang ada saat ini dan kebutuhan akan inisiatif transformasi digital. Departemen yang berbeda mulai mencoba untuk memecahkan masalah yang sama dengan cara yang berbeda. Meskipun lebih baik daripada yang sebelumnya, tahapan ini masih menunjukkan kurangnya fokus dan kesatuan. Organisasi harus menemukan cara untuk keluar dari kekacauan awal jika ingin meraih keberhasilan transformasi digital. 

Tahap 3—Intensional

Transformasi digital dimulai saat bisnis berpindah ke tahapan intensional. Para pemimpin digital dan agen perubahan kunci muncul dan mulai menguji teknologi baru. Mereka mencari persetujuan formal dari para eksekutif perusahaan untuk memimpin perubahan. Pada titik ini, budaya bisnis dapat menjadi penghalang, dan kepemimpinan harus secara aktif mendorong budaya inovasi agar dapat bertransformasi secara lebih jauh.

Tahap 4—Strategis

Pada tahapan keempat, organisasi mencapai perubahan budaya, sehingga grup dan departemen individu setuju untuk bekerja secara kolaboratif. Pemangku kepentingan utama membuat panduan strategis terfokus untuk meraih keberhasilan transformasi digital. Mereka merencanakan berbagai aspek perubahan, seperti kepemilikan, penelitian, usaha, dan investasi.

Tahap 5—Tertarget

Bisnis yang ada pada tahapan kelima mulai menerapkan strategi transformasi digital yang telah diuraikan di tahapan sebelumnya. Bisnis tersebut memiliki tim inovator lintas departemen yang mengidentifikasi hal-hal yang perlu dilakukan saat ini maupun pada bulan-bulan mendatang untuk meraih keberhasilan transformasi digital. Proyek, infrastruktur, dan inisiatif digital yang baru mulai tersusun.

Tahap 6—Adaptif

Bisnis yang mampu mencapai tahapan ini memiliki kerangka kerja transformasi digital untuk menghadapi semua persyaratan pelanggan di masa depan. Kerangka kerja tersebut menjadi cara hidup, dan bisnis dapat mengejar jalur teknologi inovatif dengan mudah. Proyek transformasi digital merupakan tatanan baru dalam organisasi tahapan keenam.

Bagaimana Tindakan Pemerintah?

Seperti yang diketahui, pemerintah telah merumuskan panduan untuk transformasi digital tahun 2024, di mana pertumbuhan ekonomi digital diharapkan mencapai antara 3,17% hingga 4,66%. Menurut rencana teknokratik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Bappenas menjelaskan bahwa setelah pelaksanaan inisiatif Making Indonesia 4.0, pemerintah akan menggunakan ekonomi digital sebagai sarana untuk meningkatkan efisiensi dalam rantai produksi serta memberikan kontribusi nilai tambah yang signifikan pada sektor industri pengolahan dalam perekonomian secara agresif.”Momentum yang menurut arahan Bapak Presiden Joko Widodo tidak boleh dilewatkan dan justru harus dimanfaatkan. Upaya ini tercakup dalam bingkai besar agenda Percepatan Transformasi Digital Nasional,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate saat membuka Diskusi Publik Telemedisin untuk Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan dari Ruang Serbaguna Kementerian Kominfo, Provinsi DKI Jakarta, Sabtu (22/8).

Walaupun demikian, dalam RPJMN 2020-2024, diasumsikan bahwa kontribusi ekonomi digital pada tahun 2020 adalah sebesar 3,17%, yang diharapkan meningkat menjadi 4,66% pada tahun 2024. Pertumbuhan PDB dalam sektor informasi dan telekomunikasi diproyeksikan antara 7,12%-7,54% pada tahun 2020, dengan target pertumbuhan yang meningkat menjadi 7,54%-8,78% pada tahun 2024. Selain itu, nilai transaksi e-commerce yang ditargetkan pada tahun 2020 adalah sebesar Rp260 triliun, yang diharapkan meningkat menjadi Rp600 triliun pada tahun 2024. Melalui rencana transformasi digital lima tahun ke depan, tujuan untuk peringkat kemudahan berusaha di Indonesia (Ease of Doing Business/EoDB) pada tahun 2020 adalah menuju peringkat 40, dan diharapkan Indonesia dapat mencapai target tersebut pada tahun 2024.

Menghadapi tantangan tersebut, Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas), sebuah lembaga multistakeholder yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia, telah mengambil langkah konkret untuk memajukan Indonesia dalam ranah digital. Fokus utama Wantiknas adalah mengarahkan perhatian pada tren digital dan mendorong transformasi digital secara luas di seluruh negeri. Anggota Tim Pelaksana Wantiknas, Ashwin Sasongko, menekankan urgensi dari transformasi digital bagi masyarakat saat membuka acara Focus Group Discussion (FGD) mengenai Arah Strategis Transformasi Digital di Indonesia yang diadakan oleh Wantiknas pada akhir Januari 2020 lalu. Ashwin menegaskan pentingnya transformasi digital bagi masyarakat.

Meskipun transformasi digital sangat erat kaitannya dengan teknologi digital, namun proses tersebut tidak hanya berkutat pada aspek teknologi semata, tetapi juga memperhatikan aspek sosial seperti budaya dan masyarakat. Oleh karena itu, kolaborasi dari semua pihak diperlukan untuk merealisasikan transformasi digital ini. Anggota Tim Pelaksana Wantiknas, Garuda Sugardo, menegaskan hal ini sebagai pelengkap dari pernyataan Ashwin Sasongko.

“Transformasi digital tidak hanya berkaitan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), tetapi juga melibatkan aspek budaya dan sikap. Peran para pemangku kepentingan sangat penting, termasuk dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, upaya untuk mengurangi birokrasi, deregulasi, dan keberadaan kepemimpinan elektronik,” ungkap Garuda.

Isu mengenai National Government Chief Information Officer (NGCIO) memang menjadi perhatian dari Wantiknas dan berbagai pihak terkait. Wantiknas merekomendasikan perlunya Indonesia memiliki seorang NGCIO yang akan bertanggung jawab dalam menetapkan langkah-langkah strategis terkait Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pemerintahan, sambil menjembatani hubungan antara sektor bisnis dan teknologi.

Pemerintah melalui Kementerian Kominfo saat ini tengah serius melakukan percepatan transformasi digital nasional.

“Momentum yang menurut arahan Bapak Presiden Joko Widodo tidak boleh dilewatkan dan justru harus dimanfaatkan. Upaya ini tercakup dalam bingkai besar agenda Percepatan Transformasi Digital Nasional,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate saat membuka Diskusi Publik Telemedisin untuk Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan dari Ruang Serbaguna Kementerian Kominfo, Provinsi DKI Jakarta, Sabtu (22/8).

Dalam agenda nasional tersebut, terdapat  lima prioritas, sebagai berikut:

1. Penuntasan infrastruktur internet berkecepatan tinggi di 12.548 Desa/Kelurahan dan 150.000 titik layanan publik (termasuk layanan kesehatan) yang belum terjangkau layanan internet memadai.

2. Pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) yang menjadi prasyarat terwujudnya kebijakan Satu Data Indonesia; serta farming dan refarming spektrum frekuensi radio untuk efiensi jaringan maupun pengembangan teknologi 5G.

3. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang digital yang komprehensif dan berkelanjutan mulai dari level “literasi digital”, “talenta digital”, sampai level “kepemimpinan era digital”.

4. Penguatan ekosistem ekonomi digital dengan memfasilitasi program-program, seperti UMKM/UMi jualan online, teknologi digital oleh petani/nelayan, dan startup digital.

5. Penyelesaian legislasi primer pendukung ekosistem digital, terutama Rancangan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi dan dan RUU Cipta Kerja di bidang telekomunikasi/penyiaran yang diharapkan mampu mendorong akselerasi digitalisasi televisi nasional.

Link Youtube:

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 30 = 36