Eksistensi serta Urgensi Literasi Digital dalam Menyongsong Siswa Sekolah Dasar menuju Generasi Emas Tahun 2045

Arif Maulana

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Jalan Raya Beringin No. 15, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Kode Pos 50244, Indonesia

e-mail:arifmaulana409@students.unnes.ac.id

PENDAHULUAN

Ada dua pendekatan konseptual yang kontras untuk literasi dan literasi digital. Pandangan tradisional menganggap literasi digital sebagai seperangkat keterampilan teknis tertentu seperti kemampuan untuk menggunakan perangkat lunak dan mengoperasikan perangkat, sebaliknya teori pemahaman literasi digital yang lebih baru dan semakin diterima dalam konteks dan praktik sosial adalah pendekatan yang mengandalkan literasi, kerangka konseptual yang mengadopsi pendekatan situasional yang melibatkan pandangan literasi yang diperluas dan menekankan konteks sosial di mana media digital digunakan.

Literasi digital adalah keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman yang memungkinkan praktik kritis, kreatif, jeli, dan aman saat terlibat dengan teknologi digital di semua bidang kehidupan. Beberapa orang mengasosiasikan literasi digital hanya dengan keterampilan fungsional yang dapat digunakan komputer atau paket perangkat lunak. Tapi literasi digital lebih dari hanya kemampuan menggunakan komputer, literasi digital tentang berkolaborasi, tetap aman dan berkomunikasi secara efektif, tentang budaya dan kesadaran sosial menjadi lebih kreatif.

Selain keterampilan literasi membaca, menulis, mendengar, dan berbicara, kini muncul istilah baru yaitu literasi digital. Literasi ini mencakup pengetahuan dan keterampilan di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi. Literasi dalam teknologi digital adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan teknologi sebagai alat bantu dalam bekerja dan belajar. Menurut Fraillon, Schulz, dan Ainley (2013) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan individu untuk menggunakan penelitian, kreativitas, dan komunikasi agar lebih efektif baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam dekade terakhir teknologi digital telah menjadi budaya oleh sebagian besar masyarakat. Ponsel banyak digunakan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Situs web seperti YouTube dan Wikipedia adalah tempat pertama yang dikunjungi banyak orang untuk mencari informasi tentang bidang minat yang mereka pilih. TV, film dan musik dapat disimpan dan diakses dengan mudah secara online. Belanja, perbankan dan layanan pemerintah dilayani secara internet. Meski masih terdapat kesenjangan dalam akses teknologi dan internet, media digital kini menjadi aspek sentral dari kehidupan kebanyakan orang, tanpa memandang usia. Oleh karena itu, keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman literasi digital menjadi sangat penting seiring dengan meningkatnya budaya digital di kalangan anak muda dan anak-anak.

PEMBAHASAN

Seiring dengan penggunaan internet yang telah melingkupi setiap aspek kehidupan. Urgensi untuk meningkatkan literasi digital juga semakin meningkat. Ini termasuk meningkatkan pemahaman tentang cara menggunakan produk digital secara bertanggung jawab dan memanfaatkan peluang dan sumber data yang tersedia di internet. Membangun keterampilan ini bisa dimulai sejak usia muda, terutama saat anak-anak terpapar internet. Anak-anak cukup gesit dalam menggunakan teknologi, namun bukan berarti mereka telah mencapai kedewasaan dalam konsumsi konten. Banyak platform online tidak dirancang untuk anak-anak dan hampir tidak ada penghalang untuk mencegah mereka mengakses konten yang tidak pantas. Tanpa pemahaman yang baik tentang

literasi digital, anak-anak rentan terhadap ancaman di internet dan informasi berbahaya. Penindasan dunia maya, penipuan online, bahkan eksploitasi seksual. Mengingat ancaman sosial yang ditimbulkan oleh konten internet radikal yang dapat mengancam norma dan institusi demokrasi. Anak-anak harus siap menghadapi dan mengenali konten dan sumber yang berbahaya dan menyesatkan.

Selain mencegah ancaman internet, meningkatkan literasi digital sejak dini juga mempersiapkan anak-anak menjadi konsumen barang dan jasa online. Demi kepentingan perlindungan konsumen di masa depan, anak-anak harus dibekali dengan kemampuan untuk memahami hak privasi dan data. Literasi digital juga penting untuk membuka peluang kerja dan memfasilitasi penguasaan keterampilan penting. Literasi digital memberikan kemampuan kepada siswa untuk berkembang dalam lingkungan digital yang dinamis menuju generasi emas Indonesia tahun 2045.

Literasi digital merupakan keterampilan penting bagi siswa dari segala usia, termasuk siswa sekolah dasar. Dunia digital memungkinkan setiap orang untuk terhubung, berkolaborasi, berinovasi, dan menemukan informasi baru yang terus berkembang. Kita dapat mengajarkan program literasi digital sebagai mata pelajaran yang terpisah atau menyematkan konten dalam pembelajaran yang lebih luas. Peserta didik dapat mengembangkan keterampilan pembuatan konten sambil mempresentasikan pekerjaannya pada pelajaran matematika atau sains, kemudian pendidik dapat tertanam pesan tentang bagaimana siswa harus melindungi diri mereka sendiri di dunia modern.

Literasi digital menjadi kebutuhan penting bagi seluruh generasi muda di era kemajuan digital. Literasi digital dapat membekali anak-anak dan remaja dengan keterampilan, pengetahuan dan pemahaman yang akan membantu mereka untuk mengambil bagian yang besar dan aktif dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi, kewarganegaraan dan intelektual baik sekarang maupun di masa depan. Literasi digital memberi anak muda kemampuan untuk memanfaatkan kekayaan peluang baru yang muncul. Namun, kita juga harus tetap waspada dengan berbagai tantangan yang datang dengan pengaruh teknologi.

Aktivitas digital meningkat, survei yang dilakukan oleh Hootsuite pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa responden Indonesia menghabiskan rata-rata 7 jam 52 menit di internet setiap hari. Lebih tinggi dari rata-rata global 6 jam 54 menit per hari. Indonesia menduduki peringkat ke-8 dari 42 negara. Menurut penelitian yang dilakukan di Kamboja, Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang dilakukan oleh UNICEF pada tahun 2020, ditemukan banyak anak yang mengelola berbagai akun media sosial untuk tujuan hiburan, komunikasi, dan pendidikan. beberapa dari mereka tidak hanya konsumen tetapi juga pembuat konten. Selama pandemi Covid-19 aktivitas digital telah tumbuh dan meningkat karena banyak orang harus beralih ke solusi online. Akibat penutupan sekolah jangka panjang, kegiatan pendidikan juga bergeser secara online, terutama di daerah perkotaan. Akibatnya, anak-anak terpapar berbagai konten dan produk digital.

Literasi digital itu sendiri adalah pengetahuan dan keterampilan menggunakan media digital, termasuk alat komunikasi modern atau jaringan internet dalam mencari, menggarap, mengevaluasi, menggunakan informasi, menciptakan informasi dan menggunakannya secara bijak, cerdas, cermat, tepat dan tentunya taat hukum. dan interaksi positif dalam kehidupan sehari-hari.

Literasi digital juga merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengkomunikasikan informasi secara kognitif dan teknis. Literasi digital merupakan strategi pendidikan untuk pemerataan kualitas pendidikan.

Dengan adanya literasi digital ini dapat menjadi solusi kesenjangan digital yang dihadapi di negeri ini sehingga mengarah pada generasi emas di tahun 2045. Literasi digital perlu ditanamkan kepada masyarakat sejak dini khususnya anak usia sekolah dasar, literasi digital bekal dapat dimasukkan dalam materi pembelajaran, salah satu tujuannya agar anak lebih bijak dan lebih berhati-hati dalam menggunakan internet khususnya penggunaan media sosial (medsos).

Melalui literasi digital, anak-anak dikenalkan dampak buruk apa yang bisa mereka dapatkan jika tidak menggunakan internet, selain itu mereka juga diajari cara menyaring informasi. Penerapan literasi digital yang dapat diterapkan pada siswa sekolah dasar yaitu siswa. Siswa didorong untuk membaca melalui aplikasi digital, misalnya dalam buku teks bahasa Indonesia salah satu fokus utama siswa adalah membaca. Mereka diajari cara membaca yang efektif, baik itu membaca fiksi maupun nonfiksi, mereka telah melakukan kegiatan membaca. Melalui aplikasi digital ini, anak-anak telah menerapkan salah satu kegiatan digital.

Kurikulum sekolah bertujuan untuk mendukung siswa dengan membekali mereka dengan keterampilan, pengetahuan dan pemahaman untuk memahami dunia mereka. Siswa tiba di sekolah dengan pengetahuan yang sudah mereka temukan di media digital. Namun, penggunaan teknologi di sekolah seringkali kurang relevan dengan cara mereka berkomunikasi dan mencari informasi di luar sekolah. Menurut David Buckingham, ada kesenjangan digital antara budaya di sekolah dan anak-anak di luar sekolah. Pengetahuan, ide dan nilai yang ada pada diri siswa tidak tercermin dalam pendidikan. Pembelajaran dan sistem di sekolah tidak ada hubungannya dengan kehidupan, perhatian, minat, dan masa depan yang akan dialami siswa. Tantangannya terletak pada praktik pengajaran dan kurikulum, untuk menyesuaikan siswa dalam konteks digital. Dengan meningkatkan literasi digital dalam pengajaran dasar, praktisi tidak hanya menyadari bahwa siswa saat ini tidak dapat dipisahkan dari budaya digital, tetapi mereka juga harus mendukung siswa untuk memperluas pengetahuan mereka dan menjadi peserta penting dalam pembelajaran mereka di sekolah.

Buku ajar di sekolah memuat informasi yang oleh para ahli dianggap sebagai kumpulan pengetahuan dasar yang harus diwariskan kepada generasi berikutnya. Namun dengan berkembangnya internet, hal ini tidak dapat disangkal lagi, karena sumber internet dapat memberikan alternatif sumber informasi dalam format dan mode yang lebih beragam seperti video, suara, dan animasi. Oleh karena itu, literasi digital merupakan sumber penting yang mendukung pembelajaran. Misalnya, memberi siswa kesempatan untuk menemukan dan memilih informasi yang relevan dan mengakses pengetahuan dalam format yang berbeda, dan kurikulum memberikan siswa dengan perspektif dan pendekatan yang berbeda untuk secara aktif memahami dunia. Teknologi tidak hanya membantu untuk memahami materi pelajaran tetapi siswa juga dapat memahami keterampilan yang mereka butuhkan dan mereka dapat berkembang dari materi yang mereka pelajari. Mengembangkan literasi digital dalam mata pelajaran kurikulum bukan sekedar gaya atau sekedar berusaha melibatkan siswa dalam pembelajaran. Karena literasi digital membahas perubahan sifat pengetahuan dan mengakui bahwa kaum muda akan membutuhkan berbagai jenis keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman untuk mengembangkan keahlian mereka dalam mata pelajaran.

SIMPULAN

Literasi digital juga merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengkomunikasikan informasi secara kognitif dan teknis. Literasi digital merupakan strategi pendidikan untuk pemerataan kualitas pendidikan. Dengan adanya literasi digital ini dapat menjadi solusi kesenjangan digital yang dihadapi di negeri ini sehingga mengarah pada generasi emas di tahun 2045. Literasi digital perlu ditanamkan kepada masyarakat sejak dini khususnya anak usia sekolah dasar, literasi digital bekal dapat dimasukkan dalam materi pembelajaran, salah satu tujuannya agar anak lebih bijak dan lebih berhati-hati dalam menggunakan internet.

LINK VIDEO

DAFTAR RUJUKAN

Muliani, A. (2021). Pentingnya Peran Literasi Digital bagi Mahasiswa di Era Revolusi 4.0 untuk Kemajuan Indonesia. Journal of Education and Technology, 1(2), 87-92.

Olii, L., & Yusuf, R. (2021). Literasi Digital Menuju Masyarakat 5.0 di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar “Merdeka Belajar Dalam Menyambut Era Masyarakat 5.0”. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

Setiani, N.N., & Barokah, N. (2021). Urgensi Literasi Digital dalam Menyongsong Siswa Sekolah Dasar menuju Generasi Emas Tahun 2045. Prosiding SEMAI Seminar Nasional PGMI 2021. Pekalongan: Institut Agama Islam Negeri Pekalongan.

Bastian, O.A. dkk. (2021). Urgensi Literasi Digital dalam Menangkal Radikalisme pada Generasi Millenial di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 23(1), 126-133.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

77 − 76 =