Peran Teknologi dalam Memerangi Status Stunting

Mengenai peran teknologi dalam memerangi stunting

Stunting merupakan dimana kondisi ketika balita memiliki panjang atau tinggi badan tidak sesuai dengan umur atau bisa dibilang bahasa kasarnya pendek. stunting disebut juga kekurangan gizi kronis akibat kekurangan asupan gizi dari makanan yang berlangsung cukup lama. Dampak kejadian ini sangat beragam di antaranya memengaruhi tumbuh kembang dan berat badan, sehingga juga bisa mengganggu pola pikir anak kedepannya. kenapa dibilang bisa memengaruhi pola pikir karena kondisi stunting ini tumbuh kembang pada anak tidak optimal sehingga kemampuan motorik dan dapat memengaruhi kemampuan kinerja belajar sehingga memengaruhi IQ anak kedepannya. kejadian stunting ini menggambarkan status gizi kronis dan hal ini disebabkan oleh faktor dimensi karena dapat dipengaruhi dari faktor ibu ataupun bayi/balita. Sikap ibu akan menentukan perilaku konsumsi makanan ibu selama masa kehamilan yang akan berdampak pada berat badan lahir bayi. Bayi dengan berat badan lahir rendah akan berisiko terkena stunting (Angraini et al., 2019). Sedangkan, dampak stunting jangka panjang berupa menurunnya kemampuan kognitif, menurunnya daya tahan tubuh sehingga tubuh rentan terserang penyakit, dan berisiko terserang penyakit degeneratif seperti diabetes militus, penyakit kardiovaskular, kanker, stroke, serta tidak dapat bersaing dalam bekerja yang akan berakibat pada rendahnya produktivitas (Unicef Indonesia, 2012).

Perlu adanya upaya pencegahan dimana pencegahan mulai dari calon ibu, ibu hamil, dan ibu punya bayi. selain itu, perlunya kader-kader masyarakat harus lebih paham mengenai tentang pencegahan stunting. mengapa hal itu menjadi salah satu faktor pengaruh dalam pencegahan awal itu kader menjadi satu tokoh masyarakat sekitar yang menjadi acuan masyarakat bila kader tidak mengetahui atau tanggap maka masyarakat jadi bingung dan sangat awam terkait permasalahan stunting. jadi diperlukan pemberdayaan kader masyarakat.

Upaya pencegahan stunting dilakukan dimulai dari sebelum teknologi yaitu berupa door to door melakukan pemberian selebaran yang menarik dan mudah dipahami, melakukan pengabdian masyarakat, melakukan webinar offline, dan sebagainya. akibat kemarin kita mengalami COVID 19 jadi pergeseran pemberitahuan kepada masyarakat seperti, membuat grup whatsapp yang berisi cara-cara mengatasi stunting, memberikan webinar online melalui zoom, google meet, dan memanfaatkan digital case smart, tetapi bila dengan ada kemajuan teknologi ini pemberian layanannya harus lebih menarik dan mudah dipahami bagi masyarakat. selain itu, kemajuan teknologi webinar offline bisa menampilkan power point atau gambar yang ditampilkan di layar sehingga memudahkan para masyarakat dalam mengonsumsi informasi mengenai stunting. ternyata pemberian informasi melalui teknologi ini sangat efektif dan ada hasil yang positif. permasalahan seperti COVID 19 dimana para balita dilakukan monitoring melalui aplikasi mobile berguna untuk memantau tumbuh kembang bayi/balita tanpa bertemu langsung dengan kader posyandu. Jadi perkembangan teknologi ini sangat begitu bermanfaat dalam dunia kesehatan.

Daftar Pustaka

Rahmi Fitri J, N. H. (2022). PROGRAM PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA: A SYSTEMATIC REVIEW. 281-292.

Sasmita, L. C. (2021). PENCEGAHAN MASALAH STUNTING BALITA DENGAN PROGRAM MAYANG–WATI. Jurnal Layanan Masyarakat, 140-150.

Wijaya, F. G. (n.d.). Upaya Pencegahan Stunting pada Balita dan Anak di Indonesia Berbasis Keluarga, Masyarakat, dan Teknologi pada Masa Pandemi COVID-19: Literature Review.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

56 − = 50