Dunia Digital dan Dampaknya Bagi Kita

Kita sebagai manusia tidak dapat terlepas dari smartphone, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali hampir 24 jam waktunya dihabiskan dengan smartphone. Hal tersebut sudah menjadi hal yang wajar di era perkembangan teknologi ini. Smartphone dirancang canggih untuk menyediakan kebutuhan informasi manusia, hadirnya mencakup berbagai fitur canggih hanya dalam satu genggaman. Bahkan, kini banyak gawai yang kegunaannya seperti/lebih canggih dari laptop.

Gawai atau ponsel pintar hadir membawa dunia yang baru di dalam new media.Kehadiran new media atau media sosial disambut baik oleh masyarakat Indonesia maupun dunia, hal ini terbukti dari survei yang dilakukan oleh We are Social bahwasanya pengguna aktif media sosial di seluruh dunia mencapai 4,20 milyar dari 7,83 milyar penduduk bumi. 

Sedangkan, di Indonesia sendiri mencapai 170 juta pengguna aktif dari 274,9 juta penduduk dengan berbagai latar belakang, usia, dan kalangan. Presentase pengguna media sosial di Indonesia yang meledak jumlahnya menjadi hal yang wajar, sebab Indonesia menempati negara dengan jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia.

Dengan lebih dari setengah penduduk sebagai pengguna aktif media sosial, dapat diartikan bahwa kini media sosial menjadi kebutuhan primer seperti halnya makanan. Karena kita hidup di era segala hal menjadi digital, maka kita perlu mengembangkan kemampuan kita supaya tidak tertinggal zaman, kemampuan tersebut ialah

Pertama, Suatu keterampilan yang hanya manusia yang dapat melakukannya. Seperti kemampuan kognitif yang lebih tinggi dimana nantinya mampu menyelesaikan masalah yang kompleks dengan berpikir secara kreatif, kritis, inovatif, design thinking dan juga kemampuan bagaiaman menjalankan suatu inisiatif dengan lincah atau agile.

Selain itu, ada juga kemampuan sosial dan emosional seperti leadership, memimpin tim, menghadapi tantangan dan krisis untuk mampu tetap produktif, kemampuan dalam mengembangkan sumber daya manusia, kemampuan komunikasi dan kolaborasi, kewirausahaan, kemampuan empati kepada sesama, dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

Kedua, adalah kemampuan terkait data. Di era digital, semua serba melibatkan data dan berdasarkan data. Jumlah data yang besar dan massive serta di-generate secara realtime sudah menjadi keseharian yang dilakukan oleh organisasi. Data menjadi sebuah aset yang sangat berharga. Ada yang bilang bahwa Data is the New Gold. Namun semua itu akan tidak berguna jika tidak bisa diolah menjadi sesuatu yang memberikan nilai seperti penunjang dalam membuat keputusan misalnya.

Ketiga, Perkembangan teknologi yang begitu cepat mendorong banyaknya dan mudahnya inovasi dilakukan. Namun, teknologi ini membutuhkan orang-orang yang paham bagaimana teknologi ini bekerja, mengembangkan, dan mengadopsi teknologi sehingga dapat membantu pekerjaan dan juga mendorong kemampuan berinovasi. Kita bisa pelajari basic digital skill seperti digital literacy yaitu kemampuan mencari informasi, mengidentifikasi, mengevaluasi dan menggunakan teknologi digital. Serta digital collaboration seperti pemanfaatan collaboration platform seperti zoom, google meet, miro, trello, slack dan sebagainya.

Ketiga hal tersebut tentunya perlu diaplikasikan dan disosialisasikan secara masif agar terjalinnya dunia digital yang ramah.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

− 2 = 2