PENGGUNAAN TEKNOLOGI VIDEO ASISTEN WASIT SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN KOMPETISI LIGA 1 SEPAK BOLA INDONESIA

ABSTRAK

Penggunaan video asisten wasit (VAR) menjadi salah satu solusi permasalahan sepakbola di Indonesia. Persepakbolaan Indonesia memiliki masalah selama bertahun-tahun, yaitu masalah kepercayaan kepada wasit karena banyak skandal suap wasit dan lain-lain. Berdasarkan ini Permasalahannya, penelitian ini berfokus pada opini publik terhadap penggunaan teknologi VAR di sepak bola. Metodologi penelitian adalah penelitian deskriptif, dan penelitian ini adalah diarahkan untuk melakukan pengamatan secara cermat dan mendetail terhadap fenomena yang diamati. Studi deskriptif ini bertujuan untuk menyoroti isu-isu atau masalah saat ini melalui data proses pengumpulan data yang memungkinkan peneliti untuk mendeskripsikan situasi secara lebih lengkap daripada yang mungkin tanpa menggunakan metode ini. Peneliti juga berusaha untuk melihat fenomena yang berkaitan dengan keterlibatan teknologi dalam kegiatan olahraga dari para pemain, penyelenggara, penonton, dan pemangku kepentingan lainnya. Hasil penelitian menemukan bahwa Opini Publik dibentuk menjadi tiga tipe, untuk tipe pertama yang memiliki nilai sangat tinggi tingkat identifikasi dengan klub sepak bola yang tidak puas dengan penggunaan Video Assistant Referee Technology (VAR), tipe kedua yang dinikmati public pertandingan sepak bola dengan debat dalam pertandingan sepak bola kurang puas dengan penggunaan Video Teknologi Asisten Wasit (VAR), dan tipe ketiga untuk publik yang lebih modern melihat penggunaan teknologi Video Assistant Referee (VAR) sebagai solusi dalam pengambilan keputusan digunakan dalam Kompetisi Liga Sepakbola Indonesia.

Kata Kunci : Opini Publik, Video Teknologi Asisten Wasit (VAR)

PENDAHULUAN

Menurut penelitian Nielsen Sport (Arifianto, 2017) Indonesia berada pada posisi nomor dua (2) sebagai Negara dengan masyarakat yang menggemari sepak bola terbesar kedua setelah Nigeria, kemudian disusul Negara Thailand yang berada di peringkat ketiga. Disebutkan dalam penelitian Nielsen Sport, 77% penduduk Indonesia adalah penggemar sepak bola atau lebih dari separo penduduk Indonesia adalah penggemar sepak bola. Oleh karena itu, Sepakbola menjadi tayangan yang menarik di media, baik media cetak maupun media elektronik.

Media aktif memberitakan informasi bukan hanya mengenai pertandingan, tetapi juga informasi mengenai individu pemain sepak bola, perpindahan pemain pada suatu klub sepak bola. Segala pemberitaan aktifitas pemain sepak bola selalu diminati oleh penonton atau pembaca media.

Di Indonesia gegap gempita olahraga sepak bola mempunyai keunikan, karena memiliki ritual yang khas dibandingkan dengan prestasi yang dihasilkan dari kompetisi. Banyak kasus negatif masih terjadi di lingkungan sepak bola Indonesia, seperti konflik kasus suap yang menimpa pengurus pusat pengelola liga 1 Indonesia, intervensi pengurus klub sampai kepada kekerasan yang dilakukan oleh para pendukung klub. Kerinduan terhadap gelar juara dari tim nasional membuat pendukung klub ataupun pendukung timnas melampiaskan emosi secara berlebihan. Fenomena ini dikarenakan sepak bola telah menjadi jiwa dari bangsa Indonesia.

Sadar dengan banyaknya penggemar yang menonton sepak bola di Indonesia, banyak stasiun TV swasta di Indonesia menyiarkan secara langsung kompetisi-kompetisi bola tingkat dunia. Mulai dari kompetisi-kompetisi tingkat dunia lima tahunan seperti Worldcup Championship, kejuaraan empat tahunan Sepak bola Eropa EUFA, hingga kompetisi tahunan liga-liga utama pada NegaraNegara di Eropa, seperti Liga Utama Inggris Premier League, Liga Itali Serie A, dan liga Spanyol La Liga. Stasiun-stasiun TV swasta di Indonesia menyiarkan secara langsung kompetisi-kompetisi tersebut. Penonton di Indonesia dalam segi jumlah sangat besar, sehingga menarik perhatian banyak perusahaan untuk mensponsori acara-acara yang digelar oleh stasiun-stasiun TV swasta di Indonesia.

Guna meningkatkan pelaksanaan pertandingan sepak bola, penggunaan teknologi dalam pertandingan juga semakin ditingkatkan, salah satunya adalah pada ajang sepak bola kelas dunia yang menggunakan video asisten wasit atau Video Assistant Referee (VAR). Video Assistant Referee (VAR) sebagaimana dijelaskan oleh FIFA pada website resmi fifa.com, adalah video yang berfungsi mengawasi pertandingan dengan menggunakan ruang kontrol yang terhubung dengan kamera pengintai yang telah dipasang diseluruh sudut lapangan di stadium. VAR dapat membantu wasit mengevaluasi jalannya pertandingan jika ada pelanggaran. Sehingga wasit bisa bertindak adil.

Penggunaan VAR pertama kali adalah pada ajang Piala Dunia Sepak bola tahun 2018, dan menjadi metode baru didalam pelaksanaan Piala Dunia Sepak Bola. Menurut Thoriq Munir Alkatiri salah seorang wasit Indonesia berlisensi FIFA (Fajriyah, 2018), VAR yang dioperasikan oleh wasitwasit elite dunia, dikhususkan bekerja di belakang layar. VAR terlibat dalam keputusan-keputusan besar seperti penalti, kartu merah dan gol. Namun lanjut Thoriq, tidak semua pelanggaran memerlukan bantuan VAR, karena jika wasit merasa pelanggaran yang terjadi sudah dianggap jelas dan yakin dengan keputusan yang diambil wasit, VAR tidak diperlukan lagi.

Minat masyarakat Indonesia terhadap sepak bola liga lokal, seperti Liga Satu Indonesia dan penggemar klub sepak bola kelas lokal sangat besar. Sepak bola Indonesia khususnya liga–liga di Indonesia seringkali terlibat kontroversi, seperti terungkapnya kasus mafia wasit dan pengaturan skor pada liga Indonesia tahun 1998 (Yosia, 2016), konflik pada pertandingan liga sepak bola Indonesia akibat hasil keputusan wasit dirasa merugikan salah satu pihak klub, membuat penggemar bola dan pelaku sepak bola tidak percaya kepada wasit. Oleh karena itu, penggunaan teknologi terkini seperti Video Asisten Wasit atau VAR untuk Liga utama di Indonesia khususnya Liga Satu Indonesia, diyakini oleh publik dapat menjadi solusi atas carut marut skandal sepak bola lokal yang ada di Indonesia.

Berdasarkan kepada permasalahan diatas, akan menarik untuk mengetahui bagaimana kemungkinan implementasi dari VAR dalam mempengaruhi opini publik memandang dinamika permainan tim-tim di Liga 1 Indonesia. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana opini publik melihat intervensi VAR mempengaruhi suatu pertandingan sepakbola dan performa tim.

PEMBAHASAN

Setelah melaksanakan penelitian dan juga melakukan wawancara kepada beberapa narasumber untuk mengetahui opini publik mengenai penerapan Teknologi VAR di Liga 1 Indonesia, dapat disimpulkan bahwa opini publik terhadap penggunaan teknologi Video Assistant Referee (VAR) atau Video Asisten Wasit sangat dibutuhkan demi tercapainya penilaian yang objektif dalam suatu pertandingan sepak bola. Selama ini pertandingan sepak bola di Indonesia masih berlangsung dengan menggunakan satu orang wasit utama, dua orang wasit, yakni masing-masing hakim garis dan satu orang wasit cadangan. Hal tersebut menurut para narasumber dapat memicu adanya pengambilan keputusan yang subjektif, sebagaimana yang dikatakan oleh narasumber Eben “Dengan adanya teknologi sebenarnya itu lebih menjunjung nilai-nilai sportivitas, nilai-nilai fair play. kondisi yang terjadi saat ini di Indonesia adalah dengan pertandingan bola seringnya terjadi keributan. Keributan tersendiri kan berasal dari si pengadil di lapangan dan kita tahu di Indonesia ini kan tidak seluruhnya wasit itu bisa di bilang bersih dari suap ataupun pemain bersih dari suap ataupun semua elemen yang bermain di sana”.

Hal ini juga berkaitan dengan yang disampaikan oleh narasumber Reza yang mengatakan bahwa di Indonesia jika seorang wasit salah mengambil keputusan, maka biasanya akan berujung dengan keributan dan tindakan anarkis dari pemain bola ataupun para supporternya. Namun, narasumber juga mengatakan bahwa menurutnya penerapan teknologi VAR akan membuat suatu pertandingan menjadi membosankan karena jeda yang dibutuhkan tiap kali melakukan konfirmasi pada monitor VAR membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sedangkan menurut narasumber Fajar dan Eben, hal ini tidaklah akan begitu mengganggu jalannya sebuah pertandingan malah justru akan membuat jalannya sebuah pertandingan lebih kondusif, karena ada bukti otentik yang bisa ditampilkan pada layar sehingga para pemain tidak harus lagi saling dorong dan memprotes kepada wasit, begitupun penonton tidak bisa lagi saling melempar dan menyalahkan.

Menurut narasumber ahli Fajar, “penerapan teknologi VAR bukanlah hal yang seharusnya menjadi perhatian utama dalam sepak bola Indonesia, karena infrastruktur yang lainnya seperti stadion, ruang ganti pemain, pengelolaan tiket yang masih ketinggalan dibandingkan negara lain khususnya di Eropa, jauh lebih urgent untuk diperhatikan. Tiket pertandingan sepak bola di Indonesia masih mudah dipalsukan dan prosedurnta masih manual, hanya sedikit yang bisa dibeli melalui digital marketplace. Hal ini juga didukung oleh apa yang disampaikan narasumber Eben yang mengatakan bahwa Indonesia tertinggal jauh dari segi teknologi dimana papan pergantian pemain saja masih belum digital, padahal itu adalah hal yang sebenarnya sangat mudah untuk didapatkan dan tidak harus merupakan produk internasional”.

Selain itu, narasumber ahli juga mengatakan bahwa masalah pembenahan federasi adalah hal yang penting dilakukan, karena masih banyak unsur kepentingan politik dan ribut masalah jabatan di dalam federasi sepak bola Indonesia (PSSI). Narasumber ahli menambahkan bahwa Komisi Disiplin dan Komisi Banding yang sering membuat keputusan berbeda-beda, menjadikan legitimasi Komisi menjadi semakin tidak kuat di mata publik.

Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan narasumber Eben yang mengatakan bahwa “masalah dalam federasi sempat diangkat oleh sebuah acara talkshow di salah satu tv swasta, dan disana kesimpulannya memang terlalu banyak permainan di level manajemen dan operator”. Selain itu, narasumber Fajar menyimpulkan perlu adanya reformasi pada sepak bola Indonesia, “Karena regulasi apapun selama elitnya masih seperti ini, ya mereka hanya berpikir sepak bola menjadi loncatan kepentingan politik gitu”.

Berdasarkan kepada opini atau pendapat narasumber diatas, maka pemimpin opini bukanlah “pemimpin” dalam arti biasa, mereka tidak mesti mengepalai organisasi formal, juga tidak mesti sebagai public figure, seperti selebriti, pejabat, kolumnis surat kabar, kritikus, atau tokoh media, yang pengaruhnya diberikan secara tidak langsung melalui media yang terorganisir atau struktur otoritas (Watts, D.J. and Dodds, P.: 2007). Sebaliknya, pengaruh pemimpin opini langsung dan berasal dari status informal sebagai individu yang sangat berpengetahuan, dihormati, atau sekadar terhubung dengan penonton sepakbola liga 1 Indonesia. Pemimpin opini sangat berpengaruh kepada kepuasan yang diharapkan dari penonton liga 1 Indonesia untuk mendapatkan sajian pertandingan yang profesional.

Dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Opini Publik Tentang Penggunaan Teknologi Video Asisten Wasit sebagai Solusi Kompetisi Liga 1 Sepak Bola Indonesia akan membawa dampak positif bagi pertandingan sepak bola di Indonesia, karena pengambilan keputusan di suatu pertandingan bisa menjadi lebih objektif dan juga ada bukti otentik yang bisa dilihat bahkan oleh penonton sekalipun sehingga diharapkan bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya keributan di dalam atau setelah pertandingan sepak bola. Namun, bukan hanya penggunaan teknologi Video Asisten Wasit yang harus diterapkan di pertandingan sepak bola Indonesia, tetapi juga teknologi lain yang mungkin sebenarnya adalah hal yang bisa dikatakan paling mendasar seperti papan pergantian pemain yang belum digital dan tiket pertandingan yang masih banyak belum bisa diakses dan dibeli secara online. Begitu juga dengan infrastruktur seperti stadion, ruang ganti pemain dan sebagainya yang masih harus diperbaiki jika sepak bola Indonesia ingin dikatakan maju dan tidak ketinggalan, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti di Asia Tenggara.

PENUTUP

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Opini Publik Tentang Penggunaan Teknologi Video Asisten Wasit sebagai Solusi Kompetisi Liga 1 Sepak Bola Indonesia membawa dampak positif bagi pertandingan sepak bola di Indonesia, karena pengambilan keputusan di suatu pertandingan bisa menjadi lebih objektif dan juga ada bukti otentik yang bisa dilihat bahkan oleh penonton sekalipun, sehingga diharapkan bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya keributan di dalam atau setelah pertandingan sepak bola. Lebih lanjut, dari penelitian ditemukan juga bahwa stadiun sebakbola di Indonesia masih belum didukung oleh teknologi yang mumpuni, seperti papan pergantian pemain yang belum digital, tiket pertandingan yang masih berupa karcis, serta belum bisa dibeli secara online. Sampai kepada infrastruktur seperti stadion, ruang ganti pemain dan sebagainya yang harus diperbaiki jika sepak bola Indonesia ingin dikatakan maju dan tidak ketinggalan, minimal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti di Asia Tenggara.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 23 = 31