Penipuan di Aplikasi BCA Mobile

Penipuan yang mengatasnamakan bank masih menjadi kekhawatiran yang dirasakan oleh nasabah bank di Indonesia. Ada banyak modus yang kerap dilancarkan para penipu agar nasabah bisa terkecoh, salah satunya adalah modus phishing.  Hampir semua bank pernah mendapatkan pelaporan dari nasabah yang terkecoh dengan model penipuan phishing, tak terkecuali PT Bank Central Asia (BCA). Metode phishing yang paling umum dialami nasabah BCA mendapatkan SMS berisikan tautan phishing ke sebuah laman yang tampilannya mirip aplikasi BCA mobile.

Jika korban tertipu dan mengeklik link tersebut, ponsel korban akan menampilkan laman yang mirip dengan BCA mobile. Selanjutnya, korban akan digiring untuk menginput informasi kredensial, seperti username dan password.

Untuk menggiring calon korban mengakses link tersebut, biasanya pelaku terlebih dahulu melakukan manipulasi psikologi calon korban. Pelaku menelepon calon korban menggunakan nomor telepon yang menyerupai customer services Halo BCA, yakni 1500888, tetapi diawali kode 021, +62, atau 02.

Setelah tersambung, pelaku berpura-pura sebagai petugas Halo BCA dan menginformasikan calon korban bahwa terdapat transaksi mencurigakan dalam jumlah besar di rekeningnya. Contohnya, pembelian pulsa dengan nominal Rp 4 juta.

Dengan suara yang meyakinkan, tidak sedikit calon korban panik mendengar berita tersebut karena tidak merasa melakukan transaksi. Mengetahui calon korbannya panik, pelaku kemudian menawarkan bantuan untuk mengembalikan nominal transaksi dengan memberikan link https://link-block.online/bank-bca melalui pesan singkat (SMS).

Adapun juga penipuan pesan melalui aplikasi WhatsApp tentang pengumuman kebijakan biaya transaksi. Pesan tersebut dikirim oleh nomor pribadi +6285780139373 yang menggunakan foto profil logo Bank Central Asia (BCA) dan mengatur akunnya menjadi akun bisnis. Nomor tersebut mengirimkan foto berupa surat imbauan yang dibuat asal-asalan, mengatasnamakan pihak BCA.

Pihak BCA melalui laman resmi mereka www.bca.co.id telah mengimbau agar para nasabah waspada. Besar kemungkinan itu adalah link penipuan online. Nasabah yang lengah dan tidak teliti bisa saja tertipu dengan oknum tak bertanggung jawab yang mengatasnamakan BCA. Bukan hanya melalui pesan, tapi juga melalui telepon. Sebaiknya tetap waspada dan jangan bagikan informasi pribadi seperti nomor rekening, username mobile banking, apalagi password.  

Jangan pula tertipu apabila ada pihak tidak jelas yang meminta mengirimkan sejumlah uang dengan cara yang mencurigakan. Melansir Kompas.com, calon korban yang meng-klik link atau tautan dari oknum tak bertanggung jawab akan diarahkan ke situs web yang dibuat mirip dengan situs web BCA. Setelah klik link itu, calon korban akan digiring untuk mengisi data pribadi seperti nomor kartu ATM, personal identification number (PIN), kode akses, dan kode one-time password (OTP).

Berikut beberapa Ciri-Ciri Penipu Modus Perbankan

  1. Mengaku sebagai pihak resmi BCA

Agar aksi kejahatan meyakinkan, penipu biasanya akan berpura-pura mengaku sebagai pihak resmi BCA. Caranya bermacam seperti membuat akun media sosial palsu yang menyerupai akun resmi BCA atau melakukan panggilan telepon dengan nomor menyerupai nomor resmi BCA. Penipu akan mengaku sebagai customer service atau pihak resmi bank. Untuk itu, penting untuk selalu memastikan informasi yang didapat berasal dari akun atau kontak resmi BCA. Jangan mudah percaya jika ada oknum yang mengaku-ngaku sebagai pihak resmi BCA namun bertindak mencurigakan.

  • Melakukan manipulasi psikologis (social engineering)

Social engineering adalah salah satu metode yang digunakan penipu dengan cara memanipulasi psikologis korban agar terpancing untuk mengikuti keinginan penipu. Biasanya, penipu akan memandu korban untuk melakukan arahan sesuai perintah  penipu, seperti mengisi link yang meminta data pribadi. Salah satu contohnya, adalah dengan menimbulkan kepanikan adanya transaksi mencurigakan yang membuat korban tidak berpikir panjang sehingga penipu memanfaatkan kondisi tersebut untuk menawarkan bantuan dan memandu korban memberikan data pribadi perbankan.

Contoh lain, penipu memberikan rasa senang dengan iming-iming hadiah. Agar korban semakin mudah terpancing, penipu juga biasanya menawarkan program khusus dari BCA dan memberikan tawaran menggiurkan seperti program khusus, voucher diskon, hadiah, cashback, promo dan lainnya. Dengan cara ini, korban akan terpancing dan penipu melanjutkan aksi untuk meminta data-data pribadi untuk meretas akun rekening milik korban.

  • Meminta data pribadi rahasia dari rekening dan kartu AT

Umumnya, oknum penipu melakukan modus penipuan perbankan yang bertujuan untuk mengambil alih akun rekening, mencuri saldo rekening nasabah hingga melakukan transaksi ilegal di luar sepengetahuan pemilik rekening. Namun, untuk melakukan aksi tersebut, dibutuhkan data-data pribadi perbankan korban untuk dapat mengakses hal tersebut. Jadi, jika kamu menemukan oknum yang meminta data pribadi perbankan yang sifatnya rahasia seperti nomor kartu ATM, PIN, OTP, CVV/CVC, Appli 1 & 2 KeyBCA, dan lainnya, patut dicurigai bahwa itu adalah oknum penipu.

LINK YOUTUBE : https://youtu.be/pMpfv4TTT4o

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

70 − = 65