Literasi Digital Dalam Pembentukan Self-Esteem di Masa Pandemi

Abstrak

Pada masa pandemi covid-19 hampir semua orang melakukan sesuatu menggunakan ponselnya, untuk bekerja, sekolah, berkomunikasi dan lainnya. Dan disitulah pasti anak muda lebih sering mengakses media sosial ketimbang sesuatu bermanfaat dengan segudang informasi. Penggunaan media sosial yang dibarengi dengan kemampuan literasi digital yang baik pasti mampu menjadikan setiap pengguna media sosial dapat mengoptimalkan pemanfaatannya ke arah yang lebih baik self-esteem dapat diartikan bagaimana cara kita menghargai kemampuan dan kekurangan yang kita miliki. Dalam kehidupan, pembentukan self esteem dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan interaksi individu, sehingga jika interaksi memiliki kesan yang menyenangkan maka self-esteem menjadi positif dan juga sebaliknya. Literasi digital ialah keterampilan dalam menggunakan media secara efektif sehingga individu dapat mengetahui sumber referensi yang relevan dan valid. Media sosial digemari oleh para pengguna mengetahui kegunaan secara umum, namun tujuan dan bahaya dari penggunaan media sosial secara intens dan tidak didampingi inilah yang akan memengaruhi kesehatan mental mereka. Oleh sebab itu, peran psikologi komunikasi yang termasuk dalam ilmu komunikasi ini sangat penting diberikan melalui kegiatan literasi digital.

Kata Kunci : literasi digital, self-esteem, media sosial, covid-19

Self Esteem

Secara sederhana self-esteem dapat diartikan bagaimana cara kita menghargai kemampuan dan kekurangan yang kita miliki. Vohs dan Baumeister dalam jurnalnya mendefinisikan self-esteem fokus terhadap apa yang seorang rasakan tentang diri mereka berkaitan dengan pentingnya hubungan interpersonal yang positif, prestasi yang dimiliki, dan juga kesejahteraan psikologis (Baumeister & Vohs, 2016).

Dalam kehidupan, pembentukan self esteem dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan interaksi  individu, sehingga jika interaksi tersebut memberikan kesan yang menyenangkan maka self-esteem menjadi positif, sebaliknya jika interaksi tersebut memberikan kesan yang tidak menyenangkan, maka self-esteem menjadi negatif. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya self esteem, seperti banyak fenomena negatif lainnya salah satunya adalah pada media sosial yang digunakan audiovisual, akan terjadi perilaku mimikri, jika seseorang kurang pengetahuan pengetahuan, mereka akan terus-menerus membandingkan yang akan menjadi ukuran nilainya sendiri Ia mengalami stres untuk membentuk self-esteem yang rendah, pada ranah kognitif apabila seseorang menerima informasi dan juga mengelola serta mengintepretasikannya akan mengalami proses pemilahan, hal ini disampaikan oleh Wood bahwa schemata atau yang dikenal sebagai cognitive schemata ini informasi akan diatur, yang mana dalam pengaturannya ini dipengaruhi oleh prototype, personal construct, stereotype, dan script (Wood, 2014).

Self-esteem yang kuat juga merupakan salah satu faktor keberhasilan yang dicapai individu dalam hidupnya. Dalam hal  penilaian diri, menjadi bagian penting dari pendidikan, salah satunya adalah pengembangan self esteem, sehingga diharapkan mereka akan mampu menangani eksplorasi konsep diri yang dipandang positif bagi  anak. anak batin.

Proses pengembangan self-esteem dimulai dengan hubungan interpersonal dari inti keluarga, dari waktu ke waktu, secara bertahap dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dan pengaruh  lingkungan sekitarnya, khususnya masyarakat luas dan pada usia yang lebih dewasa individu hidup dan bekerja di mana potensi mereka pada akhirnya harus menentukan nasib mereka (Nikmarijal & Ifdil, 2014).

Literasi Digital

Literasi digital ialah keterampilan dalam menggunakan media secara efektif sehingga individu dapat mengetahui sumber referensi yang relevan dan valid (Limilia & Aristi, 2019). Dalam materi pendukung literasi digital menurut Paul Gilster dalam Aziz dkk. (2020), dipahami sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang dapat diakses melalui perangkat komputer. Kemudian, ia juga memperluas konsep  literasi digital, yaitu kemampuan memahami dan menggunakan sumber informasi yang diperoleh dari berbagai media digital untuk kepentingan pengembangan diri atau personal. Hal ini mengacu pada kemampuan membaca, menulis dan juga memproses informasi yang akan menentukan perkembangan individu dan organisasinya.

Marshall McLuhan dalam Ratana (2018), menyatakan bahwa kemunculan dengan memperoleh informasi yang instan seperti saat ini berawal dari tersedianya internet. Revolusi ini berubah terjadi karena adanya perubahan dalam media informasi yang biasanya didapatkan bukan dengan sendirinya tetapi dalam bentuk siaran. Ketika melakukan interaksi yang terjadi dalam media komunikasi, keterikatan pada media juga dipengaruhi oleh efisiensi dan kontrol oleh pengguna atas media yang digunakannya.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Turkle dalam Saleh dan Pitriani (2018), yang mengeksplorasi mengenai bagaimana pengguna menggunakan perangkatnya yang seakan-akan memiliki pikiran dan jiwa yang kemudian menggantikan proses interaksi tersebut dari manusia secara langsung, karena dalam komunikasi digital pengguna memiliki identitas secara online sehingga pengguna dapat mengendalikan seberapa banyak ia mengungkapkan identitasnya, dan dengan mudah dan nyaman berekspresi di dunia maya dibandingkan dengan dunia nyata.

Penggunaan Media Sosial Untuk Meningkatkan Self Esteem dengan Kemampuan Literasi Digital

Mengingat banyaknya konten yang dikemas melalui media sosial, ini bukan tentang harga diri, tetapi tentang memberikan kepercayaan diri untuk memaksimalkan kemampuan atau potensi  untuk menghasilkan dari dalam. Potensi munculnya, pelatihan dan pengasuhan yang tepat adalah efek dari kesadaran diri yang kuat dan kokoh ke arah yang positif. Saat menggunakan media sosial, kami harap Anda tidak hanya mengambil foto dan video yang Instagramable dan menelusuri media sosial selama berjam-jam. Namun, diharapkan generasi muda mampu mewujudkan potensinya dengan menerima  dan memperbaiki kelemahannya serta mengoptimalkan kelebihannya.

Kebanyakan orang melakukan sesuatu di ponsel mereka untuk bekerja, sekolah, komunikasi, dll, terutama selama pandemi Covid 19. Dan  anak muda tidak diragukan lagi mengunjungi media sosial lebih sering daripada situs dan aplikasi yang berguna dengan banyak informasi. Penggunaan media sosial yang dikombinasikan dengan  literasi digital yang unggul memungkinkan setiap pengguna media sosial untuk mengoptimalkan penggunaannya dengan cara yang lebih baik untuk berkontribusi pada sekolah (belajar), pekerjaan, informasi, hiburan dan dukungan lainnya yang diperlukan.  

Media sosial paling populer di kalangan pengguna adalah  Instagram dan TikTok. TikTok digunakan sebagai media hiburan tari dan Instagram untuk fotografi. Ini menunjukkan bahwa pengguna sadar akan penggunaan umum, tetapi tujuan dan bahaya penggunaan media sosial secara berlebihan berdampak pada kesehatan mental. Oleh karena itu, peran psikologi komunikasi  dalam ilmu komunikasi  sangat penting karena diberikan melalui kegiatan literasi digital.

KESIMPULAN

Secara sederhana self-esteem dapat diartikan bagaimana cara kita menghargai kemampuan dan kekurangan yang kita miliki. Dalam kehidupan, pembentukan self esteem dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan interaksi  individu, sehingga jika interaksi tersebut memberikan kesan yang menyenangkan maka self-esteem menjadi positif, sebaliknya jika interaksi tersebut memberikan kesan yang tidak menyenangkan, maka self-esteem menjadi negatif. Literasi digital ialah keterampilan dalam menggunakan media secara efektif sehingga individu dapat mengetahui sumber referensi yang relevan dan valid. Media sosial yang sangat digemari oleh para penggunanya yang mengetahui kegunaan secara umum, namun tujuan dan bahayanya dari penggunaan media sosial secara intens dan tidak didampingi inilah yang akan memengaruhi kesehatan mental mereka. Oleh sebab itu, peran psikologi komunikasi yang termasuk dalam ilmu komunikasi ini sangat penting diberikan melalui kegiatan literasi digital.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, R. M., Syam’aeni, M. A., Sya’baniyah, N., & Fatihah, I. C. (2020). Peningkatan Kemampuan Literasi Digital bagi Siswa Kelas 4 dan 5 SDN Tanjakan 3, Kabupaten Tangerang. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 5(1), 141–148.

Baumeister, R. F., & Vohs, K. D. (2016). Handbook of Self-Regulation :Research, Theory and Aplication 3rd Edition. New York: The Guilford Press.

Limilia, P., & Aristi, N. (2019). Literasi Media dan Digital di Indonesia: Sebuah Tinjauan Sistematis. Jurnal Komunikatif, 8(2), 205-220.

Nikmarijal, & Ifdil. (2014). Urgensi Peranan Keluarga bagi Perkembangan Self-Esteem Remaja. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 2(2), 19–24.

Ratana, M. (2018). Pengaruh Social Media Marketing terhadap Ekuitas Merek (Program Crowdscourcing Foto Periode 18 Juli 2016 – 2 April 2017 di Instagram). Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 22(1), 13–28.

Saleh, G., & Pitriani, R. (2018). Pengaruh Media Sosial Instagram dan WhatsAp terhadap Pembentukan Budaya “Alone Together”. Jurnal Komunikasi, 10(2), 103-114. Wood, J. T. (2014). Communication Mosaics: An Introduction to the Field of Communication Seventh Edition. USA: Wadsworth.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

64 − 59 =