Penerapan Literasi Digital di Era New Normal

Pada akhir tahun 2019 lalu, muncul sebuah virus di Wuhan, Tiongkok yang akhirnya mempengaruhi perubahan di dunia, yang dikenal dengan virus Covid-19. Dimana keadaan di tengah virus tersebut kemudian dinamakan Pandemi Covid-19. Keadaan pandemic Covid-19 ini menyebabkan kita harus menjaga jarak antara satu sama lain untuk meminimalisir penyebaran virus, sehingga kegiatan yang seharusnya dapat dilakukan dengan normal menjadi terhambat. Oleh karena itu, sejak pandemi Covid-19, berbagai kegiatan pun akhirnya dilakukan secara daring melalui media online. Kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh masyarakat seperti belajar, bekerja, menerima layanan, bahkan berbelanja pun banyak yang digantikan dengan daring dari rumah masing-masing.

Di masyarakat, orang-orang yang sebelumnya masih banyak yang tidak melek teknologi pun dituntut untuk harus memahami teknologi demi melakukan kegiatannya dari rumah. Semenjak banyak kegiatan yang dilakukan secara online, terutama dalam kegiatan belajar mengajar dan pekerjaan perkantoran, maka mulailah muncul platform-platform penyedia layanan teleconference seperti zoom meeting, google meet, google classroom, Microsoft team, dan berbagai media penyedia layanan teleconference lain.

Media berbasis digital ini memfasilitasi kita untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dalam jarak yang jauh. Selain dalam hal pendidikan dan pekerjaan, penggunaan media online juga nampak sangat jelas pada kegiatan jual-beli. Dimana masyarakat yang biasanya melakukan penjualan dan pembelian secara langsung kemudian mengubah pola berjualannya menjadi secara online sehingga mereka tidak perlu bertatap muka dalam melakukan transaksi, namun melalui media online. Platform belanja onlineseperti shopee, Tokopedia, bukalapak, dan platform-platform jual beli online lain pun berkembang pesat sejak terjadinya pandemic Covid-19 ini.

Dalam hal pelayanan, pemerintah dan perusahaan swasta yang menyediakan pelayanan bagi penggunanya juga mulai menerapkan sistem pelayanan secara mandiri melalui media online. Dengan adanya aplikasi-aplikasi buatan berbasis digital tersebut, interaksi secara langsung dapat diminimalisir dengan melakukan pelayanan secara online, dan hanya bertatap muka apabila dalam keadaan mendesak. Misalnya, PT. KAI yang merubah pembelian tiket kereta api dari melalui langsung di loket stasiun menjadi secara online melalui aplikasi KAI Access.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat maupun pemerintah sudah mulai beradaptasi dengan media-media digital yang diharuskan untuk dikuasai selama keadaan masih terjadi pandemic ini. Namun, bagaimana jika kasus Covid-19di Indonesia sudah mulai turun dan status pandemi sudah mulai Kembali menjadi pulih seperti dahulu kala sebelum terjadi pandemic? Yang pasti masyarakat yang sudah terbiasa melakukan berbagai kegiatan secara online tidak bisa serta merta Kembali begitu saja untuk beraktivitas normal tanpa Kembali melakukan adaptasi. Literasi digital masih sangat diperlukan meskipun keadaan pandemi Covid-19 telah resmi berakhir.

Di tengah keaadaan pandemi lalu, pemerintah mulai mencanangkan sebuah istilah baru yakni new normal, yakni merujuk pada keadaan dimana diperbolehkannya kembali dilakukan aktivitas dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan virus Covid-19. Penerapan literasi digital setelah era new normal ini menjadikan masyarakat masih menggunakan media digial sebagai penunjang kegiatan sehari-harinya namun dibarengi dengan dilakukannya kegiatan secara langsung namun tetap mematuhi protocol kesehatan.

Di era new normal seperti sekarang menjadikan pada bidang pendidikan maupun pekerjaan akhirnya banyak yang dilalukan secara hybrid, yaitu percampuran antara belajar atau benerja secara daring dari rumah dan belajar atau bekerja secara langsung bertatap muka di sekolah atau kantor. Para pelajar dan pekerja melakukan pekerjaan yang dapat dilakukan melalui online dari rumah, dan untuk pekerjaan yang mengharuskan dilakukan secara tatap muka maka dilakukan secara lagsung di sekolah atau kantor.

Dalam hal pelayanan, setelah era new normal pelayanan telah kembali seperti semula, yaitu dilakukan secara langsung dengan bertatap muka, namun dalam hal pendaftaran telah berubah menjadi secara mandiri melalui media online, sehingga memepersingkat waktu dalam mengantre dan lain-lain. Jadi pelayanan sekarang ini dnilai lebih efisien.

Selanjutnya, dalam hal belanja online, masyarakat banyak yang merasa nyaman dengan berbelanja secara online, sehingga mengakibatkan setelah keadaan kembali normal masih banyak masyarakat yang kecanduan dalam berbelanja online dan belum kembali berbelanja secara langsung kecuali untuk hal-hal yang riskan jika dibeli secara online.

Beberapa hal diatas merupakan contoh dari perbedaan antara kebiasaan yang dilakukan secara digital yang dilakukan oleh masyarakat di era pandemi dengan kebiasaan baru yang dilakukan oleh masyarakat setelah pandemi berakhir yang masih tetap memanfaatkan teknologi digital. Perubahan ini dinilai lebih efektif jika dibandingkan dengan pada saat sebelum pandemic, karena masyarakat sudah dapat lebih mahir dalam menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari dan sudah tidak dibatasi dalam melakukan aktivitas sehingga kegiatan dilakukan secara campuran antara daring dan luring. Sehingga pekerjaan yang dihasilkan pun menjadi lebih efektif dan efisien dan masyarakat bisa menjadi lebih produktif dengan pemanfaatan literasi digital seperti sekarang ini.

Berikut merupakan video penjelasan dari artikel ini :

https://youtu.be/MbQzUzDglT8


You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

37 − 30 =