AI dan Dunia Pekerjaan : Membedah Paradigma Ketakutan akan Pengganti Manusia oleh Kecerdasan Buatan

Kemunculan AI (Artificial Intelligence) Generatif telah menjadi subjek perbincangan utama dan dianggap sebagai suatu yang luar biasa. Teknologi ini tidak hanya membuka peluang untuk membantu tugas manusia, seperti teknologi chatbot bernama ChatGPT tidak hanya memahami perintah manusia tetapi juga menciptakan inovasi. Selain itu, DALL-E yang mampu mengubah kata menjadi gambar dalam waktu yang cukup singkat. Fenomena Teknologi ini tidak hanya dianggap sebagai suatu yang luar biasa, tetapi juga membawa paradigma dalam pekerjaan manusia, muncul ketakutan akan dampaknya pada pekerjaan manusia. Paradigma akan ketakutan bahwa AI dapat menggantikan peran manusia di berbagai sektor semakin nyata.

Dalam laporan World Economic Forum (WEF) dalam laporan berjudul “Future of Jobs 2023”, memprediksi perkembangan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan memiliki dampak yang besar terhadap pekerjaan manusia. AI dianggap mampu menggantikan pekerjaan manusia, terdapat 10 pekerjaan yang diperkirakan dengan mudah digantikan oleh teknologi ini, sebagai berikut.
1. Operator dan Tenaga Pabrik
2. Layanan Informasi Pelanggan
3. Staf Pembukuan
4. Teller Bank
5. Pabrik Kayu Pengolahan
6. Pekerja Tekstil
7. Petugas Mall dan Outlet
8. Sekretaris
9. Pedagang
10. Pekerja Pariwisata

Hal tersebut tentunya membuka paradigma ketakutan pengganti pekerjaan manusia oleh AI, dikutip dari BBC New Indonesia, pada bulan maret Goldman Sach mengunggah sebuah laporan yang menunjukan teknologi AI dapat menggantikan setara 300 juta pekerjaan tetap. Masih dikutip dari BBC News Indonesia, melalui survei tenaga kerja global PwC menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari responden mengatakan kekhawatirannya tentang kemungkinan adanya pergantian peran mereka oleh teknologi ini dalam beberapa tahun kedepan.

Meskipun adanya teknologi ini dianggap cukup menakutkan bagi para pekerja, dalam wawancara yang dilakukan kepada Bill Gates tentang teknologi AI, mengatakan bahwa teknologi AI tidak akan menggantikan pekerjaan manusia, melainkan akan membantu meningkatkan produktivitas beberapa pekerjaan yang bisa dibantu oleh AI, seperti dalam menulis dokumen administrasi.
Dalam hal ini, alih-alih merasa khawatir tentang kemungkinan pengganti pekerjaan oleh AI, kita tidak perlu cemas, justru harus bisa beradaptasi dan memanfaatkan kecerdasan buatan sebagai suatu mitra kerja yang membantu dalam mengefisiensi dan meningkatkan kualitas pekerjaan kita.

Menurut Stefani Coleman, pakar dalam bisnis jasa konsultasi, manusia akan selalu memiliki peran dalam bisnis dengan melakukan pekerjaan penting yang tidak bisa dilakukan oleh robot. Dalam hal ini, alih-alih merasa takut lagi-lagi harus bisa beradaptasi dan mulai mempelajari tentang teknologi-teknologi baru seperti AI.

Dalam merubah paradigma ketakutan pengganti pekerjaan oleh kecerdasan buatan, lebih baik bisa menyesuaikan dan belajar karena teknologi akan selalu berkembang dengan sangat pesat. Dalam laporan dari World Economic Forum (WEF) pekerjaan dalam bidang teknologi seperti big data, cloud computing, dan kecerdasan buatan, sebanyak 75% perusahaan yang disurvei menyatakan keinginan mereka untuk mengadopsi teknologi ini.

Dengan melihat dampak kemunculan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pekerjaan, terlihat bahwa teknologi ini telah membawa paradigma baru. Meskipun banyak yang merasa khawatir akan potensi penggantian pekerjaan oleh AI, terdapat pandangan positif dari tokoh-tokoh mengenai teknologi ini. Penting untuk diingat bahwa teknologi AI bukan merupakan suatu ancaman besar terhadap pekerjaan manusia, melainkan dapat menjadi mitra kerja yang membantu meningkatkan produktivitas dalam beberapa bidang pekerjaan. Wawancara dengan Bill Gates menegaskan bahwa fokus seharusnya bukan pada ketakutan akan penggantian, tetapi pada bagaimana AI dapat mendukung pekerja manusia, terutama dalam tugas-tugas administratif.

Meskipun ada laporan mengenai potensi penggantian pekerjaan oleh AI, akan tetapi peran manusia tetap krusial dalam bisnis, terutama dalam menjalankan tugas-tugas yang memerlukan kecerdasan emosional dan pemahaman konteks yang kompleks. Selain itu, dalam merubah paradigma ketakutan akan penggantian, penting untuk menciptakan sikap yang adaptif dan proaktif. Pelajaran yang dapat diambil adalah perlunya penyesuaian dan pembelajaran terkait teknologi baru, seperti AI. Dalam laporan World Economic Forum, terlihat bahwa banyak perusahaan berkeinginan untuk mengadopsi teknologi-teknologi canggih seperti big data, cloud computing, dan kecerdasan buatan.

Maka dari itu, melalui pemahaman, adaptasi, dan pembelajaran terus-menerus, kita dapat menjadikan teknologi AI sebagai alat bantu yang mendukung perubahan positif dalam dunia kerja. Dengan menghadapi perkembangan teknologi dengan sikap terbuka, kita dapat menciptakan lingkungan di mana manusia dan kecerdasan buatan dapat berkolaborasi secara harmonis untuk mencapai efisiensi dan inovasi yang lebih besar.


Sumber :
https://www.bbc.com/indonesia/articles/c51ley190njo
https://www.weforum.org/publications/the-future-of-jobs-report-2023/
https://tekno.kompas.com/read/2023/02/13/15020087/bill-gates-ai-mengubah-dunia-tapi-tidak-ancam-pekerjaan-manusia

LINK VIDEO PENJELASAN : https://youtu.be/2tADv2dD-WQ?si=WgGx1xih9utn9FRd

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 74 = 81