Teknologi Sebagai Solusi Untuk Mengatasi Krisis Lingkungan

Krisis lingkungan adalah salah satu isu paling penting yang dihadapi dunia saat ini. Perubahan iklim, sampah menumpuk, polusi, dan degradasi lahan adalah beberapa masalah lingkungan yang paling serius. Masalah-masalah ini berdampak negatif pada kesehatan manusia, ekonomi, dan ekosistem. Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan terdapat 67,8 ton sampah tertimbun di tahun 2019, dapat dikatakan jika setiap harinya masyarakat Indonesia menghasilkan 0,68 kg sampah, dari hasil penumpukan sampah tersebut, Indonesia menempati peringkat kedua setelah China sebagai penghasil sampah terbanyak di dunia. Tidak dapat dipungkiri, sampah merupakan bagian dari kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Data pada sistem informasi pengelolaan sampah nasional tahun 2020 menyebutkan bahwa sampah rumah tangga memiliki andil terbesar terkait sumber sampah berasal yakni sebanyak 38,2%, Sampah sisa makanan tercatat memiliki kontribusi hingga 40% dalam komposisi sampah berdasarkan jenisnya, sedangkan sampah plastik berada di peringkat ke dua dengan prosentase 17% (SIPSN, 2021). Pemerintah daerah serta masyarakat dalam hal ini wajib bertanggung jawab melakukan pengelolaan sampah. Asas berkelanjutan, manfaat, keadilan, kesadaran, kebersamaan, keselamatan, keamanan, dan nilai ekonomi dalam Pasal 3 tentang pengelolaan sampah harus diterapkan karena pada dasarnya hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat serta kualitas lingkungan (Utami dkk, 2022). Dampak yang diakibatkan dari penumpukan sampah ini mengakibatkan berbagai pencemaran lingkungan, seperti pencemaran udara, air, dan tanah. Oleh karena itu, diperlukan penanganan dan pengendalian terhadap sampah. Perkembangan teknologi yang sudah semakin maju memberikan harapan baru dalam upaya penanggulangan krisis permasalahan ini. Dengan inovasi-inovasi baru, teknologi mampu menjadi solusi yang efektif dalam melindungi lingkungan. Salah satu inovasi yang sudah ada adalah pengembangan teknologi dalam upaya penjemputan sampah yang dapat di daur ulang. Dimana mendorong perkembangan jaringan masyarakat secara horizontal dan proses yang berlangsung menjadi interaktif. Salah satunya berada di kota Makassar dengan nama Mall Sampah yang didirikan pada tahun 2015 oleh Adi Saefullah Putra. Mall sampah merupakan sebuah teknologi dalam penjemputan sampah daur ulang yang berbasis mobile application dan dapat dengan mudah diunduh di marketplace seperti Google Play bagi pengguna Android dan App Store bagi pengguna iOS. Adapun jenis sampah daur ulang yang dapat dijemput berupa kertas, plastik, aluminium, besi atau logam, alat elektronik, botol kaca, maupun sampah khusus yang berupa minyak jelantah. Aplikasi tersebut didesain dengan tujuan menjemput limbah langsung hingga dengan ukuran yang paling terkecil dari sumber timbulnya dengan menggunakan tenaga pengepul atau pemulung sampah di sekitar kota Makassar. Penggunaan pengempul dan pemulung sampah ini menjadi salah satu dukungan terhadap tenaga kerja yang sangat berperan penting dalam rantai sampah daur ulang di Indonesia. Penjemputan sampah atau limbah daur ulang dapat dilakukan dari segala kalangan. Aplikasi Mall Sampah dengan menggunakan pendekatan computer mediated communication (CMC) merupakan pengimplementasian teknologi informasi dan komunikasi yang dipakai saat ini di lingkungan masyarakat secara luas, korporat maupun pemerintahan daerah. Konsep computer mediated communication (CMC) banyak membawa perubahan dalam proses komunikasi setiap individu, dimana secara umum komunikasi merupakan proses pertukaran informasi atau pesan yang melibatkan dua orang atau lebih. Selain teknologi mall sampah tersebut, terdapat juga teknologi ramah lingkungan yang sudah berkembang menggunakan energi terbarukan seperti energi surya, angin, air, dan hidro yang terbukti mampu mengurangi jejak karbon dan polusi. Inovasi yang digunakan antara lain, mobil listrik. Dengan adanya mobil listrik dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas, dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Walaupun sudah banyak inovasi penggunaan teknologi, namun masih ada beberapa tantangan dalam penerapannya. Salah satunya adalah biaya yang dibutuhkan lebih tinggi daripada teknologi konvensional. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi sebagai solusi krisis lingkungan ini diharapkan biaya dalam penerapannya dapat semakin terjangkau.Maka dapat disimpulkan jika teknologi dapat menjadi solusi penting dalam mengatasi krisis lingkungan. Dengan inovasi-inovasi terkini, teknologi mampu memberikan dampak positif dalam upaya pelestarian bumi kita. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dalam pengembangan teknologi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi lingkungan dan manusia.

Ichwan, N. A. R. (2022). Penerapan Computer Mediated Communication Mobile Application Mall Sampah Sebagai Layanan Penjemputan Sampah di Era Digital. Jurnal Lensa Mutiara Komunikasi, 6(1), 27-39.

Kapriadi, P. R., & Irwansyah. (2020). Implementation of Computer Mediated Communication in Digital Staffing Based on Mobile Applications and Online Platforms at Startup Companies. Kareba: Jurnal Ilmu Komunikasi, 9(2), 382-399.

Muthiah, F. (2021). Peran Social Networking Sites dalam meningkatkan Stakeholder Engagement: A Literature Review. JURNAL LENSA MUTIARA KOMUNIKASI, 5(2), 86-104.

Smith, C., et al. (2022). The impact of eco-friendly technology on carbon footprint reduction. Environmental Science & Technology, 48(9), 11230-11237.

Utami, K., Rialmi, Z., & Nugraheni, R. (2022). Analisis Perencanaan Aplikasi Bank Sampah Digital Studi Kasus pada Bank Sampah Solusi Hijau. Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN), 7(1), 34-49.

Wardhana, W. S., Tolle, H., & Kharisma, A. P. (2019). Pengembangan Aplikasi Mobile Transaksi Bank Sampah Online Berbasis Android (Studi Kasus: Bank Sampah Malang). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 3(7), 6548-6555.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

74 − = 71