Algoritma Rekomendasi TikTok dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental Remaja

Ridho Aulya Ramadani (2309020143)

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang

Media sosial merupakan bentuk inovasi alat komunikasi manusia akibat perkembangan teknologi. Di mana pada zaman dahulu manusia berkomunikasi menggunakan bahasa, tetapi kini manusia menggunakan media sosial sebagai sarana baru untuk berkomunikasi tanpa harus berinteraksi secara langsung. Hal ini dikarenakan media sosial telah memanfaatkan teknologi yang disebut dengan jaringan internet. Internet memungkinkan manusia di seluruh dunia dapat terhubung satu sama lain hanya dengan memanfaatkan perangkat gawainya masing-masing.

Berbagai jenis media sosial telah kita kenal dan telah marak digunakan. Salah satu di antaranya yaitu TikTok. TikTok merupakan platform media sosial yang sangat populer di kalangan remaja. Platform media sosial ini berisi konten-konten yang menarik berupa video singkat yang kemudian akan dibagikan dan dapat disaksikan oleh pengguna lainnya.

Konten yang dibagikan pada platform media sosial ini, seringkali berupa trend yang sedang hangat pada saat itu. Namun, tidak hanya itu, platform media sosial TikTok juga sering digunakan sebagai tempat penyampaian edukasi kepada khalayak ramai. Konten kreator atau para pengrajin konten di media sosial, membuat konten edukasi dengan tujuan agar dapat dijadikan motivasi dan inspirasi bagi konsumen konten-konten tersebut. TikTok dipercaya sebagai platform yang tepat untuk menyampaikan edukasi karena kontennya yang berupa video singkat dan padat cenderung membuat konsumennya tidak mudah merasa bosan. Banyak konsumen yang tertarik dengan konten edukasi di TikTok juga disebabkan oleh pembawaan konten kreator dalam menyajikan edukasinya yang terkesan menyenangkan.

Namun, selain konten edukasi, pada platform TikTok juga seringkali dijadikan sebagai tempat untuk mencurahkan emosi atau pikiran yang membebani konten kreator tersebut. Terdapat banyak sekali konten yang berisikan video tentang depresi, putus cinta, kematian, hingga bunuh diri di platform ini. Konten-konten ini seringkali berupa video maupun foto yang berisi kalimat-kalimat yang isinya merujuk kepada hal-hal tersebut. Jenis konten inilah yang apabila dikonsumsi terlalu lama, dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan mental seseorang khususnya remaja.

Konten-konten pada platform media sosial TikTok akan sampai kepada penggunanya yang lain melalui kolom yang sering dikenal sebagai FYP atau For Your Page. FYP ini berupa kumpulan konten video yang diatur sedemikian rupa menggunakan algoritma rekomendasi oleh sistem TikTok, yang membuat penggunanya seakan terpana dan tertarik untuk terus menerus melakukan scrolling atau menggulir atau menggeser konten pada platform media sosial tersebut. Algoritma rekomendasi merupakan teknologi yang digunakan untuk menyaring dan menampilkan informasi berdasarkan minat dan preferensi setiap pengguna (Arjuna, 2024). Sistem dari algoritma rekomendasi ini memanfaatkan jumlah interaksi pengguna terhadap suatu konten, seperti menyukai, menyimpan, dan memberikan komentar, yang kemudian dimanfaatkan oleh sistem tersebut untuk memberikan konten-konten baru yang relevan dengan konten tersebut. Oleh karena itu, FYP dapat memberikan konten yang relevan dengan preferensi dari tiap penggunanya.

FYP dan algoritma rekomendasi yang diberikan oleh TikTok pada dasarnya merupakan hal yang sangat bagus, karena dengan sistem itu, platform ini dapat memberikan konten-konten yang sesuai dengan apa yang diminati oleh penggunanya dengan baik. Namun sayangnya, apabila sistem ini dimanfaatkan dengan kurang baik, akan menjadi hal yang dapat membahayakan kesehatan mental seseorang. Sebagai contoh, ketika seseorang sedang mengalami permasalahan pada kehidupannya, kemudian dengan kesadaran penuh dan harapan untuk mencari hiburan dengan membuka platform TikTok, tetapi ketika melakukan scrolling pada FYP di platform tersebut, seseorang itu menemukan konten yang related atau sesuai dengan permasalahannya di dunia nyata. Kemudian, karena merasa konten tersebut sesuai dengan apa yang ia rasakan, seseorang itu memberikan interaksi terhadap konten tersebut, sehingga algoritma rekomendasi akan semakin sering memberikan konten dengan jenis tersebut. Oleh karena itu, tujuan awal seseorang itu yang ingin mencari hiburan dan melupakan masalahnya, malah semakin terpuruk karena konten yang diberikan cenderung sesuai dengan permasalahannya, tetapi cenderung tidak memberikan solusi apapun.

Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan bahwa FYP dengan jenis konten yang buruk dikhawatirkan memberikan dampak yang negatif terhadap kesehatan mental seseorang. Begitupula sebaliknya, bahwa FYP dengan jenis konten yang baik juga diharapkan mampu memulihkan rasa semangat, percaya diri, serta menghibur seseorang yang tengah mengalami permasalahan, sehingga diharapkan dapat mendorong kesehatan mental seseorang pula. Peran algoritma rekomendasi di sini akan mempengaruhi tingkatan dampak kesehatan mental yang kita terima, mengikuti seberapa sering kita mengonsumsi konten-konten tersebut.

Berikut ini beberapa gangguan kesehatan mental yang dapat terjadi akibat terlalu sering mengonsumsi konten-konten FYP yang kurang baik, antara lain:

1. Mempengaruhi perasaan seseorang terhadap diri sendiri dengan lingkungan sosial

Seringkali konten-konten pada media sosial, seperti TikTok, memberikan suatu standar yang cenderung kurang realistis terhadap kondisi pribadi maupun sosial seseorang. Misalnya dalam konteks penampilan fisik dan pencapaian hidup. Hal ini yang kemudian dapat menyebabkan seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain, dan berujung pada tumbuh rasa insecure atau merasa dirinya tidak sebaik orang lain.

2. Menimbulkan gejala stres , depresi, hingga rasa ingin bunuh diri

Hal ini disebabkan apabila pengguna memanfaatkan platform ini dengan tidak baik, sehingga pengguna tersebut, secara terus-menerus terpapar konten-konten yang dapat memicu timbulnya stres, seperti konten mengenai depresi, putus cinta, kematian, hingga bunuh diri. Kondisi ini akan semakin berbahaya apabila pengguna mengonsumsi konten-konten tersebut hingga jangka waktu yang terlalu lama, karena dikhawatirkan hal tersebut akan menimbulkan rasa ingin melakukan selfharm atau melukai diri sendiri, hingga rasa ingin bunuh diri.

Untuk mencegah diri kita dari gangguan-gangguan kesehatan mental akibat penggunaan media sosial TikTok, dapat dilakukan beberapa strategi untuk mengontrolnya, sebagai berikut:

  1. Jangan mengonsumsi suatu konten secara mentah, dan lindungi diri dengan melakukan penyaringan terhadap apa yang kita tonton.
  2. Kurangi rasa penasaran dan batasi tontonan yang tidak menyehatkan pikiran.
  3. Kurangi penggunaan TikTok atau sosial media lainnya dan diganti dengan aktivitas lain yang lebih produktif.
  4. Apabila penggunaan sosial media TikTok disebabkan karena ada tujuan tertentu, fokus pada tujuan tersebut dan jangan sampai teralihkan dengan konten yang kurang bermanfaat.
  5. Apabila menemukan konten yang dirasa dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan, abaikan konten tersebut dan jangan melakukan interaksi apapun, seperti menyukai, menyimpan, memberi komentar, dsb., agar algoritma rekomendasi tidak memberikan jenis konten tersebut terlalu sering.

Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa dampak yang kita terima dari penggunaan platform media sosial TikTok, berdasar pada jenis konten yang kita konsumsi, dan algoritma rekomendasi TikTok dapat memperparah dampak akibat konten-konten tersebut. Selain itu, diharapkan dengan strategi-strategi di atas, kita dapat meminimalisir terjadinya gangguan-gangguan kesehatan mental akibat penggunaan platform media sosial ini.

Link Video Penjelasan

DAFTAR PUSTAKA

Arjuna, B, dkk (2024), ‘Pengaruh Algoritma Rekomendasi terhadap Personalisasi Konten Digital di Tiktok pada Mahasiswa Sistem Informasi UNNES’, Jurnal Potensial, vol. 3, no. 1, diakses pada 6 April 2024. http://jurnalilmiah.org/journal/index.php/potensial

Carville, O (2023), TikTok’s Algorithm Keeps Pushing Suicide to Vulnerable Kids, Bloomberg, diakses pada 6 Maret 2024. https://www.bloomberg.com/news/features/2023-04-20/tiktok-effects-on-mental-health-in-focus-after-teen-suicide?embedded-checkout=true

DM, M, Mardiana, N & Maryana, M (2023), ‘Hubungan Penggunaan Media Sosial Tiktok terhadap Kesehatan Mental Remaja’, Jurnal Penelitian Perawat Profesional, vol. 6, no. 1, diakses pada 7 April 2024. https://doi.org/10.37287/jppp.v6i1.2038

Nayla, MR (2024), ‘Memahami Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa’, JIMAD: Jurnal Ilmiah Mutiara Pendidikan, vol. 2, no. 1, diakses pada 7 April 2024. https://doi.org/10.61404/jimad.v2i1.165

Putri, D (2024), Dampak Fitur FYP pada Mental Health Anak Muda, Good News From Indonesia, diakses pada 7 April 2024. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2024/01/27/fitur-fyp-pada-mental-anak-muda

Ulfadilah, N & Nurpratiwi, Y (2022), ‘Penggunaan Media Sosial Tik Tok terhadap Kesehatan Mental Remaja’, Publikasi Universitas Medika Suherman,diakses pada 6 April 2024. https://repository.medikasuherman.ac.id/xmlui/handle/123456789/2855

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

− 3 = 1