Bahaya Penyalahgunaan Artificial Intelligence Dalam Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi dari masa ke masa terus berkembang, mulai dari teknologi yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari hingga tingkat yang lebih kompleks. Hal itu tidak lepas dari pemikiran bahwa pada zaman yang modern dibutuhkan teknologi yang dapat membantu pekerjaan manusia menjadi lebih efisien dan dapat dilakukan secara bersamaan. Salah satu teknologi yang berkembang yakni Artificial Intelligence. Apakah sebenarnya teknologi AI itu? Menurut pendapat John McCarthy (1956), Artificial Intelligence adalah untuk mengetahui dan memodelkan proses-proses berfikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia. Cerdas, berarti memiliki pengetahuan ditambah pengalaman, penalaran (bagaimana membuat keputusan dan mengambil tindakan), moral yang baik. Sehingaa dapat dikatakan bahwa artificial intelligence merupakan sebuah teknologi kecerdasan yang dibuat oleh manusia dengan melalui pemograman agar dapat berpikir dan melakukan pekerjaan seperti halnya manusia. Artificial Intelligence membutuhkan data yang dijadikan pengetahuan seperti manusia. AI dalam prosesnya memiliki point yang penting, yaitu learning, reasoning, dan self correction.

Dalam penggunaannya sendiri, AI memiliki keunggulan yang dapat membantu pekerjaan manusia. Banyak manfaat yang dapat dirasakan manusia ketika dibantu teknologi AI. Misalnya, saat ini, facebook memiliki fitur DeepFace yaitu fitur yang dapat mengenali wajah orang pada postingan foto. Dengan begitu kita tidak perlu menandai satu per satu orang yang ada dalam potingan kita. Walaupun AI memiliki banyak kegunaan untuk membantu pekerjaan manusia, namun terdapat bahaya yang mengintai dari AI. Salah satunya penyalahgunaan Deep Fake dengan memalsukan foto maupun video orang lain, baik digunakan untuk keuntungan pribadi ataupun untuk hal negative lainnya. Dalam deepfake audio, seseorang dapat merekam suara seseorang dan dikloning sehingga seolah-olah orang tersebut mengatakan sesuai yang diprogramkan si pembuat. Tidak jarang deepfake audio digunakan untuk kepentingan individu, seperti memfitnah korban. Selain deepfake audio, terdapat juga deepfake foto, dengan mengganti foto wajah dengan wajah orang lain yang menjadi target. Penyalahgunaan deep fake saat ini sering digunakan untuk video pornografi dengan mengunakan wajah artis-artis terkenal. Di internet tersebar artis yang digunakan untuk video tersebut. Jika hal ini masih dilanjutkan dapat merugikan orang yang dipakai wajahnya untuk deepfake.

Hingga saat ini masih belum ada peraturan yang mengatur mengenai penyalahgunaan teknologi deepfake. Namun begitu para pelaku dapat dikenakan Undang-Undang ITE terkait transaksi elektronik. Pembuktian penyalahgunaan deepfake dengan cara forensic dan UU ITE. Menurut Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja menyatakan bahwa untuk membuktikan deepfake dapat dengan forensic digital, namun pembuktikan tersebut harus melalui pemeriksaan mendalam terkait keaslian video tersebut. Walaupun begitu, terdapat kelemahan jika video yang diambil dari satu layar dan direkam menggunakan perangkat lain, dapat menyulitkan machine learning, karena dapat saja mendeteksi bahwa video tersebut asli. Sehingga perlu menggunakan alat yang lebih modern untuk mendeteksi keaslian video tersebut. Walaupun begitu kita sebagai pengguna diharapkan untuk lebih berhati-hati dan bijak ketika ingin memposting sesuatu ke sosial media. Agar dapat meminimalkan foto atau video kita tidak disalahgunaan untuk deepfake.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

22 − = 15