Literasi Digital dalam Pendidikan: Meningkatkan Keterampilan dan Kesadaran Kemanusiaan di Kalangan Pelajar

A. PENDAHULUAN

            Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Luas wilayah Indonesia sebesar 3.257.357 kilometer persegi. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan penduduk terbanyak ke empat di dunia. Berdasarkan dari data pada tahun 2020, sebanyak 270juta manusia menduduki wilayah Indonesia. Pertumbuhan penduduk ini akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Meskipun Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, namun kualitas Pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Informasi tersebut didasarkan pada peringkat pendidikan global pada tahun 2021 yang diterbitkan oleh Word Population Review, yang menempatkan negara ini di peringkat 54 dari 78 negara yang diikutsertakan dalam peringkat tersebut.[1]

            Pendidikan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan penerus generasi bangsa, pendidikan ialah proses yang melibatkan pengajaran dan pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pemahaman, dan nilai-nilai individu. Selain pendidikan yang masih jauh dari kata sempurna, Indonesia juga merupakan negara dengan minat pembaca terendah di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya  manusia  di  Indonesia  masih  rendah, dan pemerintah harus bertindak secara cepat untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia.

            Salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi. Perkembangannya yang cepat dan signifikan mampu memberikan pengaruh besar dan mendominasi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam ranah pendidikan. Dengan memanfaatkan literasi menggunakan media digital merupakan langkah yang bisa diterapkan pemerintah, media digital mampu menampilkan materi pembelajaran dengan cara yang kontekstual, menarik, dan interaktif, baik dalam bentuk audio maupun visual.[2]

B. PEMBAHASAN

            Literasi merupakan kemampuan individu ntuk membaca, menulis, memahami, dan menginterpretasikan teks dalam berbagai bentuknya. Istilah “literasi digital” pertama kali muncul pada tahun 1990-an ketika teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mulai berkembang secara signifikan. Sejak saat itu, literasi digital telah menjadi topik penting dalam pendidikan dan perkembangan teknologi. Dalam perkembangannya, literasi digital telah melibatkan pemahaman dan keterampilan individu dalam menggunakan perangkat keras (komputer, smartphone, dll.), perangkat lunak (aplikasi, perangkat lunak pengolah kata, dll.), serta kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, dan mengelola informasi di lingkungan digital. Ini mencakup pemahaman tentang etika, keamanan, dan hak cipta dalam dunia digital.

            Literasi digital mengacu pada kemampuan individu untuk menggunakan keterampilan fungsional dalam perangkat digital, sehingga mereka mampu menemukan dan selektif dalam memilih informasi, berpikir secara kritis, berkreasi, berkolaborasi dengan orang lain, berkomunikasi secara efisien, serta tetap memperhatikan aspek keamanan elektronik dan dinamika sosial-budaya yang sedang berkembang. Seiring dengan kemajuan teknologi, literasi digital terus berkembang dan berubah.[3] Terlebih lagi, munculnya media sosial, komputasi awan (cloud computing), internet of things (IoT), dan teknologi terbaru lainnya telah mendorong perluasan konsep literasi digital. Literasi digital saat ini melibatkan pemahaman tentang konsep-konsep seperti privasi online, keberlanjutan digital, dan penggunaan teknologi untuk tujuan positif.

            Literasi ini sama halnya dengan membaca, sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu untuk berfikir dan mengimplementasikannya ke dalam dunia nyata.[4] Media digital menjadi sarana penting dan bermanfaat dalam meningkatkan literasi digital, media digital memberikan akses cepat dan mudah ke berbagai sumber informasi dan referensi online. Dalam dunia pendidikan, mengembangkan media digital dalam literasi digital merupakan cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berfikir bagi para pelajar.

            Di era ini, era yang serba canggih semua akses informasi dapat diperoleh dengan mudah oleh manusia dengan menggunakan perangkat smartphone. Smartphone adalah alat komunikasi atau perangkat yang sangat umum digunakan oleh masyarakat modern, dan smartphone memberikan berbagai manfaat yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menjadi alat komunikasi, smartphone berfungsi juga sebagai media hiburan, dan juga bisa menjadi alat pengasah keterampilan seperti peningkatan literasi, editing video, fotografi, desain grafis, dan lain sebagainya.

            Literasi digital ini dapat bermanfaat dan meningkatkan kemampuan keterampilan bagi para pelajar. Berikut cara yang dapat dilakukan untuk membantu pelajar meningkatkan keterampilan literasi digital mereka:

  1. Penyuluhan: Pelajar perlu memahami mengapa literasi digital penting. Penyuluhan awal dapat memberikan pemahaman tentang risiko dan manfaat internet, serta pentingnya mengembangkan keterampilan literasi digital.
  2. Pendidikan Terstruktur: Sekolah dapat mengintegrasikan pelajaran literasi digital ke dalam kurikulum. Ini bisa mencakup pengajaran tentang privasi online, keamanan siber, identifikasi sumber informasi yang andal, dan etika online.
  3. Akses ke Sumber Daya Pendidikan: Sediakan akses ke sumber daya pendidikan seperti kursus online, e-book, dan sumber daya digital lainnya yang membantu pelajar memahami dan mengembangkan keterampilan literasi digital.
  4. Pelatihan Guru: Guru perlu memahami dan memiliki keterampilan literasi digital untuk dapat mengajarkannya dengan efektif. Pelatihan guru tentang literasi digital penting untuk memastikan mereka dapat memberikan panduan yang baik.
  5. Pembinaan Kesadaran: Ajarkan pelajar untuk selalu berpikir kritis tentang informasi yang mereka temui online. Ini mencakup verifikasi sumber informasi, mengenali berita palsu, dan menilai kualitas konten. Berbicara tentang etika online dan perlakuan yang baik dalam berkomunikasi di dunia maya, termasuk pentingnya menghindari perundungan siber dan menghormati privasi orang lain.
  6. Proyek Literasi Digital: Ajak pelajar untuk terlibat dalam proyek-proyek yang melibatkan literasi digital, seperti membuat blog atau video edukasi tentang topik tertentu. Ini akan memberi mereka kesempatan untuk menerapkan pengetahuan literasi digital mereka dalam situasi nyata.
  7. Bekerja sama dengan Orang Tua: Libatkan orang tua dalam upaya meningkatkan literasi digital pelajar. Mereka dapat membantu mengawasi dan memandu anak-anak dalam penggunaan internet yang aman dan sehat.[5]

Masih banyak cara untuk meningkatkan literasi digital kepada pelajar. Penting untuk memastikan bahwa upaya meningkatkan literasi digital tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga praktis. Pelajar harus diberi kesempatan untuk mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari mereka.

            Peningkatan literasi digital pada pelajar, sebaiknya juga perlu di imbangi dengan kesadaran kemanusiaan. Kesadaran kemanusiaan ini bermaksud bahwa dalam literasi digital di kalangan pelajar mengacu pada pemahaman dan pengakuan bahwa penggunaan teknologi digital dan internet harus selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan, etika, dan tanggung jawab sosial. Arti dari kesadaran kemanusiaan dalam literasi digital melibatkan beberapa aspek penting, misalnya empati, tanggung jawab, dan etika penilaian informasi. Empati dalam kesadaran kemanusiaan mengajarkan pelajar untuk berempati terhadap pengalaman dan perasaan orang lain dalam dunia digital. Mereka harus memahami bahwa di balik setiap tindakan online ada individu dengan perasaan, pengalaman, dan hak yang perlu dihormati.

            Sementara tanggung jawab ini mencakup pemahaman bahwa setiap tindakan online memiliki konsekuensi. Pelajar harus menyadari bahwa mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka di internet, termasuk bagaimana mereka berkomunikasi, berbagi informasi, dan berinteraksi dengan orang lain. Dan terkait penilaian informasi, hal ini melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi sumber informasi secara kritis. Pelajar harus mampu mengidentifikasi berita palsu (hoaks) dan informasi yang tidak akurat, serta memiliki kemampuan untuk mencari sumber informasi yang kredibel.

            Meningkatkan kesadaran kemanusiaan dalam literasi digital bagi pelajar di bidang pendidikan memerlukan pendekatan yang melibatkan guru, sekolah, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa cara untuk mencapai hal tersebut:

  1. Pendidikan tentang Etika Digital: Sisipkan pelajaran tentang etika digital dalam kurikulum. Diskusikan dengan siswa mengenai isu-isu seperti perundungan siber, perlindungan privasi, berbagi informasi pribadi secara aman, dan pentingnya menghormati hak cipta.
  2. Pelajari Dampak Sosial Media: Diskusikan tentang bagaimana media sosial memengaruhi hubungan sosial, kesehatan mental, dan perasaan diri.
  3. Penilaian Sumber Informasi: Ajarkan cara mengevaluasi sumber informasi di dunia digital. Bicarakan mengenai berita palsu (hoaks) dan bagaimana memeriksa keandalan sumber informasi sebelum mempercayainya.
  4. Penekanan pada Tanggung Jawab: Ajarkan siswa bahwa dengan kemampuan akses ke informasi yang luas, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk menggunakan pengetahuan dan teknologi mereka dengan baik dan sesuai dengan prinsip kemanusiaan.
  5. Kolaborasi dengan Keluarga: Ajak orang tua dan wali murid untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kesadaran kemanusiaan. Mereka juga perlu diberikan sumber daya dan panduan untuk membantu anak-anak mereka berperilaku secara etis di dunia digital.
  6. Berpikir Kritis: Ajarkan keterampilan berpikir kritis dalam menggunakan teknologi. Anjurkan siswa untuk selalu bertanya, apakah hal ini akan berdampak positif atau negatif? Apakah ini baik atau tidak?[6]

Meningkatkan kesadaran kemanusiaan dalam literasi digital adalah langkah penting untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang mendukung nilai-nilai kemanusiaan, etika, dan kebaikan sosial. Ini akan membantu generasi muda mengembangkan pemahaman yang kuat tentang dampak teknologi pada masyarakat dan dunia. Pengembangan ini juga akan membantu melindungi individu dan masyarakat dari potensi dampak negatif teknologi digital.

C. PENUTUP

            Literasi digital merupakan kemampuan individu untuk  membaca, menulis, memahami, dan menginterpretasikan teks dalam berbagai bentuknya dengan memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya. Dalam dunia pendidikan, literasi menjadi peran penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan minat baca bagi pelajar. Media digital menjadi sarana penting dan bermanfaat dalam meningkatkan literasi digital, media digital memberikan akses cepat dan mudah ke berbagai sumber informasi dan referensi online. Upaya meningkatkan literasi pada pelajar terus dilakukan, hal ini agar bertujuan supaya Indonesia memiliki generasi penerus yang cerdas, terampil, berfikir kritis, dan memiliki kemampuan dalam menyeleksi baik  atau buruknya perkembangan teknologi digital.

DAFTAR PUSTAKA

Masriadi Sambo, Membenahi Kualitas Pendidikan Kita https://mediaindonesia.com/opini/499935/membenahi-kualitas-pendidikan-kita (diakses pada minggu 22 oktober 2023, pukul 18.46)

Naufal, H. A. . (2021). LITERASI DIGITAL. Perspektif, 1(2), 195–202.             https://doi.org/10.53947/perspekt.v1i2.32

Fitra Dwi Lestari, dkk. Pengaruh Budaya Literasi terhadap Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu Vol 5 No 6 Tahun 2021.

Nur Ika Fatmawati & Ahmad Sholikin, LITERASI DIGITAL, MENDIDIK ANAK DI ERA DIGITAL             BAGI ORANG TUA MILENIAL, MADANI Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan Vol             11 No 2 (2019).

Yudha Pradana, ATRIBUSI KEWARGAAN DIGITAL DALAM LITERASI DIGITAL, UCEJ, Vol. 3 No. 2, Desember 2018


[1] Masriadi Sambo, Membenahi Kualitas Pendidikan Kita https://mediaindonesia.com/opini/499935/membenahi-kualitas-pendidikan-kita (diakses pada minggu 22 oktober 2023, pukul 18.46)

[2] Naufal, H. A. . (2021). LITERASI DIGITAL. Perspektif, 1(2), 195–202. https://doi.org/10.53947/perspekt.v1i2.32 hal 196

[3]   Naufal, H. A. . (2021). LITERASI DIGITAL. Perspektif, 1(2), 195–202. https://doi.org/10.53947/perspekt.v1i2.32 hal 199

[4] Fitra Dwi Lestari, dkk. Pengaruh Budaya Literasi terhadap Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu Vol 5 No 6 Tahun 2021. hal 5088

[5] Nur Ika Fatmawati & Ahmad Sholikin, LITERASI DIGITAL, MENDIDIK ANAK DI ERA DIGITAL BAGI ORANG TUA

MILENIAL, MADANI Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan Vol 11 No 2 (2019). Hal 124

[6] Yudha Pradana, ATRIBUSI KEWARGAAN DIGITAL DALAM LITERASI DIGITAL, UCEJ, Vol. 3 No. 2, Desember 2018. hal 178

Artikel ini dibuat oleh Dihyan Arga Perdana (8111422566), Universitas Negeri Semarang

Link Youtube: https://youtu.be/uMgFkXFUF28?si=GL0LFLByXSs-F8iz

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

79 − = 71