Dilema Pembelajaran Jarak Jauh (Daring) Terhadap Tingkat Literasi Siswa

Pandemi Covid-19 melanda dunia, tidak terkecuali Indonesia. Hal tersebut memberikan dampak negatif bagi berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, pendidikan, sosial kebudayaan, agama, ekonomi dan lain sebagainya. Pandemi Covid-19 yang merajalela di Indonesia memaksa dilakukannya pembelajaran jarak jauh atau daring untuk mengurangi penularan Covid-19. Dikeluarkannya Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).

Karena penularan Covid-19 yang makin merajalela, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Mulai 16 Maret 2020 sekolah menerapkan metode pembelajaran siswa secara daring. Dalam surat edaran ini disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.

Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diharapkan dapat mengatasi masalah kesenjangan pemerataan kesempatan, peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi dalam bidang pendidikan yang disebabkan oleh berbagai hambatan seperti jarak, tempat, dan waktu. Namun, dalam prosesnya pasti terjadi kendala atau hambatan yang akan ditemui, kendala tersebut ada pada pihak guru, murid, dan orang yang berkaitan langsung dengan PJJ. Kendala tersebut antara lain :

• Kendala jaringan

• Tidak sedikit keluarga yang tidak memiliki smartphone sebagai sarana untuk mengikuti PJJ

• Kuota internet

• Perlunya adaptasi

• Guru kesulitan dalam mengelola PJJ dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum • Guru kesulitan komunikasi dengan orang tua sebagai mitra di rumah • Siswa kesulitan konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluhkan beratnya penugasan soal dari guru • Peningkatan rasa stres dan jenuh akibat isolasi berkelanjutan berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi anak

• Tidak semua orang tua mampu mendampingi anak belajar di rumah karena ada tanggung jawab lainnya (kerja, urusan rumah, dsb)

• Kesulitan orang tua dalam memahami pelajaran dan memotivasi anak saat mendampingi belajar di rumah.

Pemerintah membantu mengatasi salah kendala di atas dengan memberikan bantuan kuota internet rutin setiap bulan kepada siswa dan guru. Selain itu, kendala lainnya masih dalam proses mencari solusi yang tepat. Kegiatan pembelajaran daring dapat menyebabkan rasa bosan dan stres pada siswa, sehingga berdampak pada rendahnya minat belajar siswa, termasuk menurunnya minat membaca atau literasi siswa. Dengan adanya perkembangan IPTEK yang semakin pesat harusnya memberi peluang bagi kita untuk literasi digital atau diberi kesempatan dengan mudah mengakses segala informasi dan pengetahuan. Namun, karena pembelajaran daring diperlukan inovasi dan kretifitas supaya menumbuhkan rasa penringnya literasi.

Pembelajaran Jarak Jauh atau daring membuat orang tua murid merasa keberatan dan mengeluhkan belajar di rumah via daring ribet dan merepotkan. Hal ini menjadi poin penting dalam mempengaruhi tingkat literasi siswa, dalam PJJ orang tua memang diharuskan lebih banyak bertanggung jawab karena tugasnya bertambah sebagai guru juga di rumah. Jika orang kewalahan maka akan menyebabkan rasa malas dan enggan memotivasi anaknya. Dalam kenyataannya, PJJ membuat orang tua emosi saat mengajari anaknya sehingga menyebabkan anak juga malas belajar atau membaca materi karena kurangnya motivasi dan merasa tertekan.

Pembelajaran dilakukan secara daring menyebabkan siswa harus sering menggunakan dan mengakses gawai. Penggunaan yang tidak terkontrol menyebabkan dampak negatif pada siswa. Penggunaan gawai yang tidak terkontrol membawa pengaruh buruk terhadap kemandirian belajar dan tingkat literasi siswa selama Pembelajaran Jarak Jauh, yaitu siswa mencari jawaban yang instan ketika di beri tugas oleh guru, siswa malas membaca materi karena terpengaruh gawai, siswa menjadi lebih malas belajar di rumah, dan siswa malah menyalahgunakan penggunaan gawai ketika belajar. Faktor yang mempengaruhi minat membaca siswa yaitu bakat, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kebiasaan, bahan bacaan, dan lingkungan. Salah satu cara supaya meningkatkan dan mempertahankan minat baca/literasi siswa adalah adanya penyediaan buku-buku bacaan, dorongan dari lingkungan sekolah dan keluarga seperti guru dan orang tua, memanfaatkan gawai sebagai sumber literasi digital anak. Di masa pembelajaran daring saat ini siswa butuh adanya perhatian dan pantauan dari orang tua agar siswa dapat dibimbing dalam mempertahankan minat membaca buku dan aktif dalam mengikuti pembelajaran daring.

Link Youtube:

https://youtu.be/Qkc-AXRd4RM

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 85 = 92