Upaya Pengembangan Proses Pembelajaran Teknologi Digital (Literasi Digital)

Upaya Pengembangan Proses Pembelajaran Berbasis Telnologi Digital (Literasi Digital)
Oleh : Sri Susilowati
Abstrak
Artikel ini mengetengahkan sebuah gagasan awal mengenai upaya pengembangan
dari proses pembelajaran melalui eknologi digital. Lliterasi digital dalam konteks
pembelajaran seperti yang telah kita ketahui pada era milenial seperti pada saat ini dimana
tekologi sudah merambah hampir pada semua aspek kehidupan baik dari aspek sosial, budaya,
politik dan pendidikan. Dengan adanya teknologi tersebut sebuah upaya pengembangan
tentunya sangatlah dibutuhkan tentunya untuk mendukung keberhasilan dan emanfaatan yang
lebih maksimal dari berbagai aspek kehidupan yang ada, contohya adalah pada aspek
pendidikan. Yang mana kita ketahui bahwa pendidikan adalah sebuah pondasi dasar dari
terbentuknya karakter dari seorang siswa yang juga merupakan aset pendukung dari
berkembangnya suatu negara.
Kata kunci : Literasi Digital, Pengembangan, Proses Pembelajaran


Pendahuluan
Seiring dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, kini
internet telah menjadi sebuah sumber informasi yang populer dikalangan para pelajar karena
mampu menawarkan sebuah akses informasi yang lebih mudah, dan cepat dengan jumlah
yang hampir tidak terbatas. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Pusat Kajian Komunikasi Universitas
Indonesia (Puskakom UI) yang dipublikasikan pada bulan Maret 2015 menyatakan bahwa
mahasiswa menempati di posisi ke-2 sebagai pengakses jaringan internet terbesar di
Indonesia yaitu mencapai 18% atau jika dijabarkan dengan nominal sekitar 1.585.800 dari
total semua pengguna internet Indonesia yang mencapai 88,1 juta dan dalam prosentase
sebanyak 29,3% dari jumlah keseluruhan pengguna internet dari kalangan mahasiswa
tersebut menyatakan alasan mereka menggunakan internet adalah untuk kepentingan
pendidikan.
Proses pembelajaran merupakan sebuah proses yang sadar akan tujuan, yaitu untuk
meningkatan aspek kognitif psikomotorik maupun afektif para siswa. Pelaksanaan proses
pembelajaran ini dapat diterapkan pada setiap proses dari sebuah produk yang terkait dalam
proses pelaksanaan kegiatan belajar disekolah. Seiring dengan adanya perkembangan zaman
proses pembelajaran inipun juga akan mengalami sebuah pengembangan, ini merupakan
sebuah hal yang tidak dapat dipungkiri. Sebab dengan adanya pengembangan dalam aspek
pembelajaran ini dapat memberikan sebuah efek yang dapat menjadikan pembelajaran
berjalan menjadi lebih optimal.
Pembahasan
Proses pembelajaran sebuah proses dimana yang di dalamnya terdapat sebuah
kegiatan berupa interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif dengan tujuan untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman,
2001). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa
dipisahkan. Proses pembelajaran merupakan segala upaya yang dilakukan secara bersama
antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan agar
pengetahuan yang diberikan dapat bermanfaat dalam diri para siswa dan dapat menjadi
sebuah landasan belajar untuk kedepannya, serta diharapkan dapat memberikan sebuah
perubahan-perubahan yang lebih baik dengan tujuan untuk mencapai suatu peningkatan yang
positif dengan ditandai adanya sebuah perubahan tingkah laku dari individu untuk tujuan
terciptanya sebuah proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. Dalam sebuah
proses pembelajaran yang dilakukan dengan baik maka akan membentuk sebuah kemampuan
intelektual, berfikir kritis serta munculnya sebuah kreatifitas serta perubahan dalam perilaku
ataupun pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada masa ini yang telah
berkembang sangat pesat dimana mengaharuskan seseorang dituntut untuk dapat miliki
kemampuan dasar mengenai teknologi agar tidak tertinggal dan merasa kesulitan dalam hidup
bermasyarakat diera digital seperti saat ini, kemampuan dasar tersebut yang tidak saja
bersandarkan kepada konsep literasi dalam pengertian klasik. Manusia yang hidup pada masa
kini tidak cukup hanya memiliki bekal kemampuan membaca dan menulis secara tradisional
saja, tetapi juga harus memiliki keterampilan-keterampilan serta kecakapan-kecakapan lain,
terutama kemampuan dalam bidang teknologi komunikasi dan keterampilan analitik yang
menunjang untuk dapat hidup di abad ke-21.
Seiring dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, kini
internet telah menjadi sebuah sumber informasi yang populer dikalangan para pelajar karena
mampu menawarkan sebuah akses informasi yang lebih mudah, dan cepat dengan jumlah
yang hampir tidak terbatas. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Pusat Kajian Komunikasi Universitas
Indonesia (Puskakom UI) yang dipublikasikan pada bulan Maret 2015 menyatakan bahwa
mahasiswa menempati di posisi ke-2 sebagai pengakses jaringan internet terbesar di
Indonesia yaitu mencapai 18% atau jika dijabarkan dengan nominal sekitar 1.585.800 dari
total semua pengguna internet Indonesia yang mencapai 88,1 juta dan dalam prosentase
sebanyak 29,3% dari jumlah keseluruhan pengguna internet dari kalangan mahasiswa
tersebut menyatakan alasan mereka menggunakan internet adalah untuk kepentingan
pendidikan.
Secara tradisional kata, “literasi” dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan
membaca dan menulis. Kemudian secara luas definisi dari literasi ini merupakan hasil dari
sebuah pertemua, dalam konteks ini makna dari literasi ini tidak hanya berkaitan dengan
kegiatan baca tulis, akan tetapi juga dapat mengartikan sebagai sebuah kemampuan untuk
mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan, mengkomunikasikan,
memperhitungkan, serta menggunakan bahan bahan cetak dan tulis yang saling bertautan
dengan berbagai konteks. Literasi juga melibatkan sebuah kontinum dalam belajar yang
dapan memberikan sebuah kemungkinan bagi seorang individu dalam mencapai tujuan,
mengembangkan pengetahuan dan potensinya, serta berpartisipasi secara penuh dalam
lingkungan masyarakat serta komunitas yang lebih luas (UNESCO, 2004). Kemudian
dikaitkan dengan istilah ”digital‟‟, dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan dalam
membaca dan menulis itu dalam sebuah konteks pemanfaatan teknologi digital. Literasi
digital memperoleh sebuah pemaknaan baru yang memberikan sebuah pengisyaratan
mengenai adanya sebuah perluasan makna menuju literasi baru yang saling bertautan dengan
pentingnya sebuah jejaring (networking), kolaborasi, interaksi, dan kreativitas yang didukung
oleh teknologi.
Literasi digital dalam ranah sempit dapat dikatakan sebagai sebuah konteks yang
lebih berfokus kepada makna dari kemampuan dalam menggunakan komputer untuk menulis
dan membaca seperti dalam konteks literasi pada umumnya, akan tetapi dalan ranah yang
lebih luas literasi digital dimaknai sebagai sebuah sekumpulan perangkat keterampilan dasar
dalam penggunaan dan produksi media digital, pemrosesan dan pemanfaatan informasi,
partisipasi dalam jejaring sosial untuk berkreasi dan berbagi pengetahuan, dan berbagai
keterampilan komputasi yang profesional . Penguasaan literasi digital dalam konteks ini
mendongkrak „nilai jual‟, „nilai tambah‟, dan kompetensi seseorang dalam berbagai dimensi
kehidupan. Dari dimensi sosial, misalnya, manusia yang gaptek pada masa sekarang besar
kemungkinan untuk dapat terkucil dari pergaulan sosialnya (Hary Soedarto Harjono, 2018).
Dalam beberapa tahun terakhir, kompetensi digital telah menjadi sebuah konsep kunci
dalam diskusi tentang berbagai jenis keterampilan dan pemahaman yang dibutuhkan oleh
peserta didik didaalam masyarakat pengetahuan. Akan tetapi, telah ditafsirkan dalam
berbagai cara (misalnya, Digital Literacy, Digital Competence, eLiteracy, e-Skills,
eCompetence, Computer literacy, dan literacy Media) dalam sebuah dokumen kebijakan,
literatur akademik, serta dalam sebuah kegiatan pengajaran, pembelajaran, dan praktik
sertifikasi. Semua istilah ini lebih berfokus kepada kebutuhan untuk menangani teknologi di
era digital. Pesatnya perkembangan dari teknologi digital ini juga telah memberi sebuah
pengaruh besar terhadap dunia pendidikan. Terdapat sebuah dorongan yang kuat untuk
menuntut seorang guru dalam “literasi digital” dan memanfaatkan sebuah teknologi digital
dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Upaya dari pemanfaatan teknologi digital dalam
sebah kegiatan pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah sistem pemrosesan digital untuk
mendorong pembelajaran yang lebih aktif, konstruksi pengetahuan, inquiri, serta eksplorasi
terhadap diri peserta didik, serta dapat memberikan sebuah kemungkinan untuk
bekomunikasi jarak jauh dan berbagi data yang terjadi antara guru dan/atau peserta didik di
lokasi kelas fisik yang berbeda. Hal ini merupakan sebuah pemanfaatan teknologi yang
diperluas dari suatu sistem pengiriman informasi dan juga dapat lebih memperjelas peran
dan penggunaannya yang lebih luas di ruang kelas yang berbeda, seluruh sekolah, dan pusat
pembelajaran lainnya (Nandang Hidayata, Husnul Khotimah, 2019).
Berikut adalah sejumlah teknologi digital yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dicirikan dengan adanya pembelajaran aktif,
konstruksi pengetahuan, inquiri, dan eksplorasi pada pada diri peserta didik baik saat berada
di dalam kelas secara fisik maupun sedang berada jauh dari jangkauan guru.
a. Interactive Whiteboards (IWB).
Teknologi ini memungkinkan sebuah gambar dari komputer untuk dapat
ditampilkan melalui sebuah proyektor digital, ke papan besar atau bisa juga ke
dinding. Penggunanya dapat berinteraksi dengan berbagai konten yang ada di
papan menggunakan jari atau stylus.
b. Aplikasi Perangkat Lunak.
Beragam aplikasi yang sudah tersedia maupun aplikasi yang dikembangkan
sendiri untuk keperluan dari kegiatan pembelajaran. Aplikasai tersebut
dirancang untuk dapat beroperasi di perangkat seluler seperti smartphone dan
komputer tablet. Pemanfaatan dari aplikasi perangkat lunak ini dapat
memfasilitasi lingkungan belajar pribadi karena pemanfaatannya yang penting
untuk pembelajaran di masa depan. Pemanfaatan aplikasi perangkat lunak
akan mendorong perubahan wajah pendidikan dan berbagai cara di mana yang
disebut peserta didik saat ini yang sering juga disebut generasi net atau
milenial menggunakan teknologi untuk belajar.
c. Web 2.0 yang mengacu pada generasi kedua dari World Wide Web. Web 2.0
mencakup fitur dan fungsionalitas yang sebelumnya tidak tersedia, misalnya.
podcast, blog, wiki, RSS ((Rich Site Summary).
d. Media sosial.
Pada era digital saat ini, keberadaan jejaring sosial memiliki peran sentral
dalam sebuah proses pembelajaran di dalam lingkungan informal. Media
sosial juga menawarkan pada peserta didik untuk dapat mengeksplorasi
tanggapan yang lebih kompleks dan partisipasi dengan konten budaya.
Dimana dalam penerapannya diperlukan sebuah dipertimbangkan yang
ditransformasikan kedalam literasi digital dan proses sehingga peserta didik
dapat terhubung dengan pengetahuan di lingkungan pembelajaran informal
untuk menjadi peserta budaya yang aktif .
Perkembangan dari teknologi informasi dan multimedia yang pesat memaksa seorang
pengajar untuk dapat melakukan adaptasi terhadap caranya dalam mengajar sesuai dengan
situasi dan sumber belajar yang tersedia. Kondisi ini menuntut seorang pengajar untuk
menjadi seorang literat dalam upaya pemanfaatan dari teknologi informasi untuk dapat
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Implikasinya, praksis dari
pembelajaran tradisional yang hanya mengedepankan kegiatan tatap muka secara real time
untuk melakukan penyampaian materi pembelajaran secara verbal melalui sebuah metode
ceramah yang masih perlu untuk dikaji ulang dan diberi penguatan agar interaksi belajar
mengajar dapat berlangsung secara lebih menarik, efisien, dan meningkatkan hasil belajar.
Maka dari itu sebuah upaya pengembangan terhadap proses pembelaaran sangatlah
penting, melihat betapa pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan serta generasi muda
yang merupakan generasi penerus bangsa yang dapat menjadi kunci keberhasilan dari suatu
negara. Pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran ini merupakan sebuah
langkah berani untuk menunju sebuah dunia baru. Langkah berani ini membutuhkan inovasi,
kreativitas, dan keuletan, dan keberanian untuk menerima bahwa sifat pengetahuan telah
berevolusi dalam lanskap digital.


Penutup
Adanya perkembangan teknologi yang terjadi pada era ini dan telah mempengaruhi
berbagai aspek keidupan didunia terutama pada aspek pendidikan yang mengharuskan adanya
upaya pengembangan terhadap proses pembelajaran, karena dengan semakin
berkembanganya proses pembelajaran maka akan menjadikan kegiatan pembelajaran dapat
berjalan lebih maksimal, efektif dan efisien. Karena dengan adanya literasi digital
menjadikan sebuah proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan dapat dilakukan dimana
saja, kemudian melihat dari betapa pentingnya peran pendidikan terhadap kemajuan dari
suatu bangsa maka penerapan literasi digital dalam proses pembelajaran merupakan sebuah
langkah yang baik dan tepat.


LINK VIDEO :

Upaya Pengembangan Proses Pembelajaran Berbasis Teknologi Digital (LITERASI DIGITAL)


You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

9 + 1 =