STELLARIUM MOBILE: MENGINTIP LANGIT DALAM GENGGAMAN

Tampilan Stellarium Mobile
Stellarium

Ingin melihat bintang dengan jelas. Tapi tidak punya teleskop. Planetarium juga jauh. Mari kita coba Stellarium

Perkembangan dunia industri bergerak sangat cepat dan perubahannya dapat dirasakan oleh semua orang, mulai dari Industri 1.0 yang masih menggunakan tenaga uap dan pompa air dalam proses industrinya, pada Industri 2.0 yang dicetuskannya pabrik untuk memproduksi massal suatu produk dengan perkembangan yang sudah menggunakan mesin elektrik, pada Industri 3.0 perkembangannya sudah menggunakan elektronik, dan berbasis sistem teknologi informasi seperti robot yang dapat mengerjakan sesuatu dengan otomatis, dan sampai pada tahap Industri 4.0 dengan perkembangannya yang menggunakan cyber physical systems atau biasa disebut sebagai perpaduan antara mesin, yang dikembangkan melalui sistem komputerisasi, dijalankan berbasis online.

Revolusi industri secara mudahnya artinya adalah perubahan besar dan radikal sehingga mempengaruhi perilaku dan kehidupan manusia. Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam berbagai bidang mulai dari bidang ekonomi, politik, militer, budaya, dan ilmu pengetahuan, tidak terkecuali bidang astronomi.

Astronomi adalah ilmu alam yang mempelajari benda langit dan fenomena alam yang terjadi di luar Bumi, termasuk fenomena di atmosfer atas Bumi yang berasal dari luar angkasa. Astronomi juga disebut dengan ilmu bintang atau ilmu falak. Rahmadani dan Putraga (2020) dalam Revolusi Industri 4.0 dalam Konteks Astronomi, memaparkan bahwa astronomi diperkirakan telah mengalami 4 perubahan era.

Ilmu astronomi merupakan salah satu ilmu tertua, sebagaimana diketahui dari artefak-artefak astronomis yang berasal dari era prasejarah, misalnya monumen-monumen dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang berasal dari Britania. Orang-orang dari peradaban-peradaban awal semacam Babilonia, Yunani Kuno, Tiongkok, India, dan Maya juga didapati telah melakukan pengamatan yang metodologis atas langit malam. Meskipun memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan modern melalui penemuan teleskop.

  • Astronomi 1.0

Era pertama Astronomi, ‘Angkasa 1.0′, dapat dianggap sebagai studi awal astronomi (dan bahkan astrologi). Seiring dengan berkembangnya peradaban, terutama di Mesopotamia, Cina, Mesir, Yunani, India, dan Amerika Tengah, orang-orang mulai membangun observatorium dan gagasan-gagasan mengenai sifat-sifat semesta. Umumnya, astronomi di awal dulunya disibukkan dengan pemetaan letak-letak bintang dan planet (sekarang disebut astrometri), kegiatan yang akhirnya melahirkan teori-teori tentang pergerakan benda-benda langit dan pemikiran-pemikiran filosofis untuk menjelaskan asal-usul Matahari, Bulan, dan Bumi. Perkembangan astronomi baru berkembang pesat setelah ditemukannya teleskop.

  • Astronomi 1.5

Perkembangan astronomi pada zaman modern sudah sangat pesat. Sebagai bukti pesatnya perkembangan astronomi adalah banyaknya penemuan-penemuan benda-benda luar angkasa seperti halnya planet-planet baru dan galaksi-galaksi baru. Dengan adanya peralatan yang canggih yang telah diciptakan para ilmuan khususunya ilmuan barat sangat mendukung perkembangan ilmu astronomi.

  • Astronomi 2.0

Astronomi 2.0 muncul dengan negara-negara luar angkasa yang terlibat dalam perlombaan luar angkasa yang mengarah ke Misi Pendaratan ke Bulan. Misi luar angkasa itu terus berlangsung hingga puncaknya, yaitu meluncurkan manusia ke luar angkasa. Yuri Gagarin adalah manusia pertama yang ke luar angkasa pada 12 April 1961 dalam misi bernama Vostok 1 yang diluncurkan oleh Uni Soviet. Disusul keberhasilan Amerika yang mendaratkan Neil Armstrong dan kawan-kawan di bulan tahun 1969.

  • Astronomi 3.0

Astronomi 3.0 dimulai pada masa pengembangan teknologi luar angkasa pasca perang dingin dalam pembentukan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) oleh Amerika Serikat dan Rusia pada 20 November 1998.

  • Astronomi 4.0

Perlombaan menuju antariksa memang sudah selesai belasan tahun lalu. Meski begitu, muncul sebuah persaingan baru yang masih berkaitan dengan luar angkasa, yakni perlombaan membuat pesawat luar angkasa pribadi. Bahkan, Perusahaan California, Gateway Foundation berencana membuka hotel antariksa. Perusahaan tersebut meluncurkan rancangan hotel antariksa Von Braun Station yang ditargetkan pada 2025 dan beroperasi penuh pada 2027.

Astronomi, seperti banyak disiplin ilmu lainnya, sedang menghadapi tsunami data yang memerlukan perubahan cara dan metodologi yang digunakan untuk penelitian ilmiah. Era baru astronomi ini membuat peningkatan dramatis dalam penyelidikan komprehensif tentang alam semesta. Penelitian astronomi berubah dari didorong oleh hipotesis menjadi didorong oleh data menjadi intensif data. Untuk mengatasi berbagai tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh pertumbuhan volume, kecepatan, dan kompleksitas data astronomi yang eksponensial, disiplin baru Astrostatistik dan Astroinformatika telah muncul.

Bidang Astrostatistik dan Astroinformatika sangat penting untuk menangani masalah data besar yang sekarang dihadapi oleh astronomi dengan menggunakan big data. Contohnya adalah Sloan Digital Sky Survey (SDSS). SDSS adalah sebuah proyek yang sering dirujuk oleh proyek astronomi lainnya, sebagai survei langit paling sukses dalam sejarah astronomi berkat adanya big data.

Selain itu, keberadaan software interaktif astronomi juga semakin berkembang sehingga perangkat tersebut tidak harus digunakan pada komputer, perangkat lunak astronomi yang beredar bahkan sekarang sudah dapat digunakan untuk membuat simulasi alam fenomena astronomi dan mengabarkannya langsung dari ujung jari. Sebagai contohnya adalah observatorium dan planetarium digital.

Planetarium merupakan tempat memperagakan simulasi pergerakan susunan bintang dan benda-benda langit. Sementara itu Observatorium adalah tempat yang dilengkapi perlengkapan untuk melihat dan mengamati langit. Sejak awal abad 21, planetarium dan observatorium telah tersedia dalam bentuk virtual. Salah satu software planetarium virtual yang dapat diakses oleh masyarakat luas adalah Stellarium.

Website Stellarium

Stellarium adalah planetarium sumber terbuka yang bebas untuk komputer. Perangkat lunak ini menunjukkan langit secara realistis dalam 3D, seperti saat kita melihat dengan mata telanjang, teropong, atau teleskop. Stellarium menawarkan software dalam berbagai versi, mulai dari Stellarium for PC, Stellarium Mobile, hingga Stellarium Web.

  • Stellarium for PC

Seperti yang dipaparkan pada website resminya di stellarium.org, Stellarium for PC dapat digunakan oleh pengguna Linux, macOS, dan Windows. Untuk Linux sendiri dapat digunakan pada Linux source, Linux snap, dan Linux amd64; AppImage. Untuk macOS dapat digunakan pada macOS 10.14+; x86_64 dan macOS 11.0+; universal. Sedangkan untuk Windows dapat digunakan pada Windows 32 bit; Windows 7+ dan Windows 64 bit; Windows 10+.

  • Stellarium Web

Bagi Anda yang ingin mencoba Stellarium tanpa menginstal terlebih dahulu Anda bisa membuka Stellarium Web. Stellarium Web ini memudahkan pengguna untuk mengakses Stellarium hanya dengan melalui browser.

Stellarium Web
  • Stellarium Mobile

Aplikasi Stellarium Mobile dapat diunduh di Googel Play Store atau App Store. Aplikasi ini berukuran di bawah 200 MB. Jika Anda tertarik untuk mencoba Stellarium melalui smartphone berikut adalah tautan video tutorial Stellarium Mobile yang telah penulis siapkan. Dalam video tutorial tersebut dijelaskan cara instalasi aplikasi Stellarium Mobile, vitur-vitur yang ditawarkan, dan cara penggunaan aplikasi sehingga memudahkan pembaca dalam menggunakan aplikasi.

Revolusi industri menjadikan sesuatu yang awalnya terlihat tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan ditemukannya hal-hal baru yang belum terpikirkan sebelumnya. Revolusi industri memudahkan perkerjaan manusia berkat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sisi baliknya, pekerjaan-pekerjaan yang telah ada sebelumya menjadi tergantikan oleh alat, sehingga lapangan pekerjaan menjadi berkurang. Maka dari itu, hendaknya kita selalu mengembangkan kemampuan sesuai perkembangan zaman.

Referensi:

Disemadi, H. S. dan Prasetyo, D. (2021). Tanda Tangan Elektronik pada Transaksi Jual Beli Online: Suatu Kajian Hukum Keamanan Data Konsumen di Indonesia. Wajah Hukum, 5(1), 13-20. http://wajahhukum.unbari.ac.id/index.php/wjhkm/article/view/300.

Estherlita, K. T., Gosal, P. H., dan Karongkong, H. H. (2017). Planetarium Dan Observatorium di Manado. “Konsepsi Tata Surya Dalam Gubahan Bentuk Dan Ruang Arsitektural”. Daseng: Jurnal Arsitektur, 6(1), 61-70. https://www.neliti.com/id/publications/63242/planetarium-dan-observatorium-di-manado-konsepsi-tata-surya-dalam-gubahan-bentuk#cite.

Rahmadani, D. dan Putraga, H. (2020). Revolusi Industri 4.0 Dalam Konteks Astronomi. POAI: Prosiding Observatorium dan Astronomi Islam, 1(1), 24-33. https://oif.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/5105-10413-1-PB.pdf.

Zhang, Y. and Zhao, Y. (2015). Astronomy in the Big Data Era. Data Science Journal, 14, p.11. DOI: http://doi.org/10.5334/dsj-2015-011. https://datascience.codata.org/article/10.5334/dsj-2015-011/.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

30 + = 39