PERAN TEKNOLOGI GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS) PADA MASA PANDEMI CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

Geographic Information System (GIS) atau dalam bahasa Indonesia  disebut Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem yang kompleks, terdiri dari berbagai komponen, dan digunakan untuk mengumpulkan, mengelola, menganalisis, dan memvisualisasikan data geografis.

Environmental Systems Research Institute (ESRI, 1990), perusahaan perangkat lunak yang terkenal dalam bidang GIS, mendefinisikan GIS sebagai suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan, mengelola, menganalisis, dan memvisualisasikan data geografis. GIS membantu dalam pemodelan dunia nyata, memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan spasial, dan mendukung pengambilan keputusan berbasis lokasi. Tujuan utama dari GIS adalah memahami hubungan spasial antara entitas geografis dan memanfaatkannya dalam pengambilan keputusan.

Gambar  1 Komponen GIS

Sumber: https://demotix.com/wp-content/uploads/2020/05/gis-585×485-1.jpg

Komponen utama teknologi GIS meliputi:

  • Data Geografis (Data), yaitu komponen inti dalam teknologi GIS, meliputi informasi spasial yang terkait dengan lokasi geografis seperti peta, citra satelit, data penginderaan jauh, data GPS, dan data lapangan. Data ini dapat berupa data vektor (titik, garis, poligon) atau data raster (grid piksel).
  • Perangkat Lunak (Software), yaitu perangkat lunak khusus yang digunakan untuk mengelola, menganalisis, dan memvisualisasikan data geografis. Contoh perangkat lunak GIS termasuk ArcGIS, QGIS, GRASS GIS, dan MapInfo. Perangkat lunak ini menyediakan fungsi-fungsi untuk memasukkan data, melakukan analisis spasial, menciptakan peta, dan menghasilkan output yang berguna.
  • Perangkat Keras (Hardware), yaitu perangkat keras yang digunakan untuk menjalankan perangkat lunak GIS, seperti komputer, server, perangkat penyimpanan data, perangkat GPS, dan perangkat pemetaan lapangan seperti perangkat GPS handheld atau tablet.
  • Metode Analisis Spasial (Methods), yaitu teknik dan metode yang digunakan untuk menganalisis data geografis. Metode analisis spasial mencakup operasi overlay, buffering, analisis klaster, interpolasi, analisis jalan, dan masih banyak lagi. Metode ini memungkinkan pemodelan dan analisis yang lebih kompleks untuk memahami hubungan spasial antara entitas geografis.
  • Pengguna dan Pengelola Data (People), yaitu komponen ini mencakup pengguna yang menggunakan teknologi GIS untuk mengelola dan menganalisis data geografis, misalnya ahli GIS, peneliti, dan pengambil keputusan yang menggunakan teknologi GIS dalam konteks pekerjaan mereka. Pengelola data bertanggung jawab untuk mengumpulkan, mengintegrasikan, dan mempertahankan data geografis.

Teknologi GIS memungkinkan integrasi data dari berbagai sumber, termasuk peta, citra satelit, data survei lapangan, dan basis data lainnya. Data ini kemudian dihubungkan dengan lokasi geografis dan dipetakan menjadi tampilan visual yang dapat dimengerti dan dianalisis. Dalam konteks pandemi COVID-19, teknologi GIS digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data terkait penyebaran virus, lokasi fasilitas kesehatan, populasi terpapar, dan faktor-faktor lain yang relevan. Hal ini memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang pola penyebaran penyakit, identifikasi daerah risiko, pengambilan keputusan berbasis bukti, dan perencanaan respons yang efektif. GIS juga memungkinkan visualisasi data yang mudah dipahami, seperti peta interaktif, grafik, dan animasi, yang membantu dalam komunikasi publik, kesadaran masyarakat, dan pengambilan keputusan yang tepat.

Teknologi Sistem Informasi Geografis (GIS) telah memainkan peran yang penting dalam menangani dan memahami pandemi COVID-19. Dalam artikel ini, berikut ini adalah beberapa peran utama yang dimainkan oleh teknologi GIS selama masa pandemi.

  • Pemetaan Penyebaran dan Pemantauan Kasus

Gambar  2 Peta Sebaran COVID-19 Berbasis Web-GIS

Sumber: https://www.geographyrealm.com/wp-content/uploads/2020/03/coronavirus-cases-map-GIS.png

Melalui GIS, data kasus COVID-19 dapat dipetakan secara visual. Peta ini memberikan informasi yang berharga tentang pola penyebaran penyakit, wilayah dengan kasus terbanyak, dan tingkat keparahan di suatu daerah. Data ini membantu pemerintah dan peneliti untuk memahami tren penyebaran virus, mengambil keputusan berbasis bukti, dan mengarahkan sumber daya yang tersedia dengan lebih efisien.

  • Analisis Klaster dan Identifikasi Daerah Risiko

Gambar  3 Pemetaan Daerah Risiko COVID-19 Berbasis Web-GIS

Sumber: https://covid19.who.int/

GIS memungkinkan analisis spasial yang kompleks untuk mengidentifikasi klaster kasus COVID-19. Dengan menganalisis pola spasial, peneliti dan ahli kesehatan dapat mengidentifikasi daerah dengan risiko tinggi dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat di daerah tersebut. Hal ini membantu mengendalikan penyebaran penyakit dan melindungi masyarakat.

  • Pelacakan Kontak dan Karantina

Dalam upaya melacak dan membatasi penyebaran virus, teknologi GIS digunakan untuk melacak kontak erat individu yang terinfeksi. Data GPS dan GIS digunakan untuk memetakan jejak pergerakan individu yang terinfeksi dan mengidentifikasi orang-orang yang berpotensi terpapar. Informasi ini memungkinkan penegakan karantina yang lebih efektif dan upaya pemantauan kontak.

  • Manajemen Sumber Daya dan Distribusi Vaksin

Gambar  4 Peta Cakupan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia Berbasis Web-GIS

Sumber: https://vaksin.kemkes.go.id/#/vaccines

Teknologi GIS juga digunakan dalam manajemen sumber daya kesehatan, termasuk distribusi vaksin. Peta GIS membantu mengidentifikasi populasi target yang harus divaksinasi, mengoptimalkan lokasi pusat vaksinasi, dan merencanakan rute distribusi vaksin yang efisien. Dengan menggunakan GIS, proses distribusi vaksin dapat dikoordinasikan dengan lebih baik, memastikan efisiensi dan keadilan dalam penyebaran vaksin.

  • Komunikasi Publik dan Kesadaran

GIS juga berperan penting dalam komunikasi publik dan kesadaran tentang pandemi. Peta interaktif dan visualisasi data GIS membantu menjelaskan kompleksitas pandemi kepada masyarakat secara lebih jelas. Informasi yang mudah dipahami ini membantu meningkatkan kesadaran masyarakat, mengurangi kepanikan, dan mendorong adopsi tindakan pencegahan yang tepat.

Secara keseluruhan, teknologi GIS telah membantu para ahli kesehatan, pemerintah, dan masyarakat dalam menangani pandemi COVID-19. Dengan memanfaatkan analisis spasial dan visualisasi data, GIS memainkan peran penting dalam pemahaman, pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan pandemi.

Referensi:

Arisanto, P. T., & Pratiwi, T. S. (2022). PEMANFAATAN TEKNOLOGI GEOSPASIAL DI INDONESIA PADA MASA PANDEMI COVID-19. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial9(5), 1474-1486.

Eddy, Prahasta. (2014). Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika) Edisi Revisi. Bandung: Informatika.

Rif’an, A. A. (2021). Peran Geographical Information System (GIS) Dalam Pengelolaan Pariwisata di Masa Pandemi Covid 19 Untuk Mendukung Smart Tourism.

Dwi Sutarso

Geography Student of Semarang State University

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

91 − 86 =