PENGGUNAAN APLIKASI ArcGIS 10.8 DALAM ANALISIS WILAYAH RAWAN BANJIR DI KABUPATEN SUKOHARJO

Sebagai Negara beriklim tropis Indonesia merupakan Negara dengan 2 (dua) musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau terjadi antara bulan maret hingga agustus sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan September hingga februari. Dengan jumlah bulan hujan yang relatif lebih banyak tersebut mengakibatkan terjadi bencana banjir dibeberapa wilayah Indonesia. Menurut Rahayu (2009), Banjir merupakan tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air di suatu wilayah dan menimbulkan kerugian fisik, sosial dan ekonomi. Selain akibat curah hujan yang tinggi faktor non fisik seperti pendangkalan sungai, banyaknya bangunan di pinggir sungai, serta masyarakat yang masih sering membuang sampah ke sungai dapat menjadi dasar penyebab daerah rawan banjir.

Kabupaten sukoharjo menjadi wilayah di Indonesia yang sering mengalami bencana banjir ketika musim penghujan tiba. Curah hujan yang tinggi dan daerah resapan yang tidak optimal menjadi penyebab utamanya. Banjir yang terjadi berupa banjir kiriman ditambah dengan tingginya curah hujan mengakibatkan sungai meluap sehingga menggenangi rumah warga hingga persawahan yang menyebabkan berpotensi untuk gagal panen.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut selain dilakukan mitigasi bencana khusunya bencana banjir juga diperlukan upaya dalam memetakan daerah rawan banjir. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam memetakan daerah rawan bencana banjir adalah dengan melalui pemetaan digital berbasis sistem informasi geografis. Dengan memanfaatkan sistem informasi geografis, bentuk permuakaan bumi akan diinterpretasikan dalam bentuk gambar senderhana dan mudah digunakan. Secara harafiah, Sistem Informasi Geografis dapat diartikan sebagai : ”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis”. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Aplikasi SIG menjawab beberapa pertanyaan seperti: lokasi, kondisi, trend, pola, dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. (Geomaik-konsultan, 2010). Berikut merupakan contoh peta daerah rawan banjir di kabupaten sukoharjo:

Figure 1 peta daerah rawan banjir kabupaten sukoharjo

Aplikasi yang digunakan dalam pemetaan tersebut menggunakan ArcGIS 10.8 sedangkan parameter-parameter yang digunakan adalah kemiringan lahan, ketinggian, tektur tanah, curah hujan, penggunaan lahan, dan kerapatan sungai. Dalam pemetaan tersebut metode yang digunakan adalah metode overlay dengan scoring. Menurut Munir (2012), “Pemetaan ialah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memilki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat”.

Dengan memetakan daerah rawan banjir maka akan memudahkan dalam melakukan mitigasi bencana. Selain itu dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan pembangunan berkelanjutan dan membantu program manejemen bencana bagi pemerintah. Masyarakat juga akan dapat megetahui apakah wilayah tempat tinggal mereka rawan banjir sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan diri untuk meminimalkan kerugian yang dapat terjadi akibat bencana banjir.

Link Video Pembuatan Peta:

Daftar Pustaka

Anwari, A., & Makruf, M. (2019). Pemetaan Wilayah Rawan Bahaya Banjir Di Kabupaten Pamekasan Berbasis Sistem Informasi Geografis (Sig). Network Engineering Research Operation, 4(2), 117-123.

Larasati, Z. R., Hariyanto, T., & Kurniawan, A. (2017). Pemetaan daerah risiko banjir lahar berbasis SIG untuk menunjang kegiatan mitigasi bencana (Studi kasus: Gunung Semeru, Kab. Lumajang). Jurnal Teknik ITS, 6(2), C363-C368.

Nurdiawan, O. (2018). Pemetaan daerah rawan banjir berbasis sistem informasi geografis dalam upaya mengoptimalkan langkah antisipasi bencana. INFOTECH journal, 4(2), 6-14.

Purnama, A. (2008). Pemetaan Kawasan Rawan Banjir di Daerah Aliran Sungai Cisadane Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Tugas Akhir. Institut Pertanian Bogor.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

40 − = 36