Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Literasi Digital dan Kemanusiaan di Indonesia

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah salah satu faktor yang mendorong perkembangan zaman dan membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. TIK memungkinkan manusia untuk terhubung, berinteraksi, berbagi, dan mengakses informasi dengan mudah, cepat, dan luas. TIK juga membantu manusia dalam meningkatkan kinerja, prestasi, dan kreativitas dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, bisnis, kesehatan, dan lainnya.

Namun, perkembangan TIK juga membawa dampak negatif yang perlu diwaspadai, terutama bagi masyarakat yang belum memiliki literasi digital yang baik. Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami, memanfaatkan, dan berpartisipasi secara kritis, etis, dan aman dalam penggunaan TIK. Literasi digital juga berkaitan dengan kemanusiaan, yaitu nilai-nilai yang menghormati martabat, hak asasi, dan keberagaman manusia.

Salah satu dampak negatif dari perkembangan TIK adalah maraknya penyebaran informasi palsu atau hoaks, yang dapat menimbulkan kebingungan, kecemasan, kebencian, dan permusuhan di masyarakat. Hoaks juga dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, serta merusak citra dan reputasi Indonesia di mata dunia. Oleh karena itu, masyarakat perlu memiliki kemampuan untuk memilah, mengevaluasi, dan memverifikasi informasi yang diterima dari berbagai sumber, terutama media sosial.

Selain itu, perkembangan TIK juga dapat menyebabkan hilangnya nilai-nilai kemanusiaan dan gegar budaya, jika tidak diimbangi dengan kesadaran dan tanggung jawab. TIK dapat membuat manusia menjadi tergantung, terisolasi, dan kehilangan interaksi sosial yang sehat dengan sesama. TIK juga dapat menimbulkan masalah etika, moral, dan hukum, seperti penipuan, perundungan, pelecehan, pornografi, dan radikalisme berbasis digital. Oleh karena itu, masyarakat perlu memiliki sikap yang bijaksana, toleran, dan empatik dalam menggunakan TIK, serta menghargai dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan budaya lokal.
Untuk mengatasi dampak negatif dari perkembangan TIK, perlu adanya upaya bersama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, media, pendidikan, keluarga, dan masyarakat, untuk meningkatkan literasi digital dan kemanusiaan di Indonesia. Pemerintah perlu membuat regulasi, kebijakan, dan program yang mendukung dan mengawasi pengembangan dan penggunaan TIK, serta memberantas praktik-praktik yang merugikan dan melanggar hukum. Media perlu berperan sebagai penyampai informasi yang akurat, objektif, dan bertanggung jawab, serta sebagai edukator dan fasilitator literasi digital dan kemanusiaan.
Pendidikan perlu menyediakan kurikulum, materi, dan metode yang sesuai dan menarik untuk mengajarkan literasi digital dan kemanusiaan kepada siswa dan mahasiswa, serta melatih keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Keluarga perlu memberikan bimbingan, pengawasan, dan dukungan kepada anggota keluarga, terutama anak-anak dan remaja, dalam menggunakan TIK, serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan budaya sejak dini. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan kolaborasi dalam membangun dan menjaga literasi digital dan kemanusiaan, serta menjadi agen perubahan yang positif dan produktif.
Dengan demikian, perkembangan TIK dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat Indonesia, jika diimbangi dengan literasi digital dan kemanusiaan yang baik. Literasi digital dan kemanusiaan adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing di era global.

https://youtu.be/bP2TN6JiXao?si=JviQxHN-b3UMzEvm

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

37 − 36 =