Peran Literasi Digital sebagai Upaya Preventif untuk Penangkal Hoaks di Era Modernisasi 4.0

Seiring berkembangnya IPTEK, pola komunikasi yang ada pada masyarakat digital mengalami perubahan. Merebaknya alat komunikasi serta aplikasi di tengah- tengah masyarakat membawa tantangan tersendiri bagi mereka. Salah satu tantangan yang harus dilewati masyarakat sebagai akibat dari perkembangan IPTEK ialah hoaks atau berita bohong.

Saat ini, penyebaran berita bohong atau hoaks sering kali kita jumpai pada media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, WhatsApp, dll. Berita-berita tersebut selalu dibuat dan dibagikan secara terus-menerus sehingga fenomena tersebut menjadi hal yang lumrah. Oleh sebab itu, dibutuhkan cara atau upaya yang dapat mencegah penyebaran hoaks di kalangan masyarakat. Lalu, cara seperti apakah yang mampu menangkal hoaks?

Sebenarnya ada banyak upaya atau cara yang dapat dilakukan, diantaranya menumbuhkan budaya literasi masyarakat dengan peran dari pemerintah, tokoh masyarakat, serta komunitas aktif. Selain itu, ada juga dengan menghadirkan izin yang gampang dan tidak bertele-tele terhadap berbagai informasi untuk berita bohong. Setelah itu, kita dapat memberikan hukuman bagi seseorang yang telah menyebarkan berita hoaks agar hal tersebut tidak diulangi lagi oleh orang lain.

Namun, ada upaya atau cara yang dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan (preventif) yaitu dengan menumbuhkan literasi digital kepada masyarakat. Apa itu literasi digital? Dikutip dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik (2021) karya Devri Suherdi, literasi digital ialah suatu pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet, dll. Kecakapan pengguna yang dimaksud meliputi kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkan dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya.

Memajukan literasi digital menjadi usaha dalam mengatasi hoaks. Terkadang, banyak orang yang termakan hoaks karena judul berita atau informasi yang terlalu provokatif. Oleh sebab itu, adanya literasi digital seperti menjadi sarana untuk mencegah maraknya berita hoaks.

Berikut peran literasi digital dalam menangkal hoaks, diantaranya pertama, literasi digital mampu membuat kita untuk berpikir lebih kritis dan selektif dalam menerima berita/informasi. Kedua, literasi digital membuat kita lebih berhati-hati dalam menyebarkan berita atau informasi. Ketiga, literasi digital dapat menyadarkan kita dalam memilih informasi/berita dari sumber yang valid atau dapat dipercaya. Keempat, literasi digital berperan dalam membangun kebiasaan pembuktian dan mengingatkan kita tentang hoaks yang sedang ramai di masyarakat. Kelima, literasi digital digunakan sebagai alat ukur keberhasilan kita dalam menggunakan media digital dengan etika dan tanggung jawab dalam memperoleh informasi atau berita.

Apabila kita bijak dalam menggunakan media digital, maka kita akan lebih mudah terhindar dari berita hoaks. Dengan adanya peran literasi digital tersebut, diharapkan kita mampu menangkal berita hoaks yang ada serta menyaring informasi atau berita berdasarkan bukti yang valid.

Link Youtube :

https://youtu.be/5n8iPvU7XU4

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

19 − 13 =