Langkah Generasi Milenial Dalam Mengatasi Berita Hoax Di Dunia Kesehatan

LANGKAH GENERASI MILENIAL DALAM MENGATASI BERITA HOAX DI DUNIA KESEHATAN

Hoax pada bidang kesehatan merupakan informasi kesehatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Keseluruhan informan telah memahami pengertian ini. Hanya pada informan ketiga lebih berfokus pada alasan penyebaran hoax, sedangkan pada informan keempat dan kelima lebih berfokus pada media penyebaran hoax kesehatan. Namun secara umum, semua informan telah memahami definisi dari hoax bidang kesehatan. Macdougall menambahkan pengertian hoax sebagai informasi yang tidak benar, namun dibuat seolah-olah benar (MacDougall, 1958). Beberapa dampak hoax yang ditemukan pada literatur misinformasi terhadap komunikasi krisis ebola di Amerika Serikat. Hoax bidang kesehatan yang paling sering didengar yaitu pengobatan alternatif, larangan terhadap sesuatu dan larangan untuk mengonsumsi sesuatu secara bersamaan. Detikhealth merangkum 10 hoax kesehatan paling sering beredar di Facebook dan Whatsapp yang didominasi oleh pesan-pesan pengobatan alternatif, larangan untuk mengonsumsi sesuatu secara bersamaan dan larangan terhadap sesuatu yang membahayakan kesehatan (Anwar, 2019). Seperti halnya dengan hoax yang berkaitan dengan pandemic COVID-19. Survei MAFINDO (masyarakat anti fitnah Indonesia) yang dipublikasikan pada November 2020 menunjukkan bahwa hoaks kesehatan merupakan hoaks yang terbanyak pada semester pertama 2020. Hal ini tampaknya berkaitan dengan pandemi COVID-19. Selama kurun waktu Januariā€’Juni 2020, dari total 926 hoaks yang terbanyak adalah hoaks kesehatan sejumlah 519 (56%). Sedangkan hoaks politik menempati peringkat kedua sebanyak 172 (18,6%), hoaks kriminalitas 79 (8,6%), dan tema lain-lain 53 (5,7%). Di seluruh dunia terjadi lonjakan jumlah hoaks yang berkaitan dengan pandemi COVID-19, hingga memunculkan istilah baru yaitu infodemi.

Alasan Seseorang Menyebarkan Hoaks                  

Menyebarnya misinformasi, disinformasi, atau malinformasi akan menimbulkan kerancuan informasi (information disorder). Biasanya seseorang menyebarkan informasi karena ingin mendapatkan perhatian, yaitu menjadi yang pertama membagikan sehingga orang lain akan merujuk dirinya. Alasan inilah yang sering menyebabkan seseorang tidak mengecek ulang sebelum menyebarkan.Alasan lainnya adalah secara emosional terpancing sehingga tanpa berpikir panjang segera meneruskan. Terdapat pula alasan sengaja menyebarkan informasi yang tidak benar dengan maksud politik, ekonomi, atau menimbulkan keresahan. Bahkan mungkin untuk menutupi fakta yang sebenarnya.Sedangkan mengenai informasi kesehatan, seseorang sering menyebarkan dengan maksud baik, yaitu untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi sekitarnya. Namun, tanpa disadarinya ternyata informasi tersebut tidak benar

Langkah Generasi Milenihal dalam Menghadapi Hoaks dengan Literasi Informasi dan Media

Upaya mengatasi hoaks agar terhindar dari informasi yang menyesatkan adalah dengan mengembangkan kemampuan memilah informasi yang benar. Masyarakat dan semua tenaga kesehatan harus memiliki kemampuan ini untuk menghadapi hoaks kesehatan. UNESCO memperkenalkan literasi informasi dan media (information and media literacy / IML) untuk mengatasi hoaks.  IML adalah kemampuan untuk mengakses informasi dan media, memahami dan mengevaluasi informasi, serta kritis dalam menggunakan dan mengkomunikasikan informasi. Di bidang kesehatan, IML merupakan unsur penting dalam pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Beberapa kegiatan pokok dalam rangka mengembangkan IML dijelaskan di bawah ini.

  1. Memeriksa Fakta

Pemeriksaan fakta dapat mendeteksi informasi yang benar dan yang hoaks atau disinformasi. Cara pemeriksaan fakta antara lain dengan membandingkan informasi dengan sumber-sumber valid lainnya, seperti media yang kredibel, sumber pertama, pihak otoritas, atau dari pihak lain yang dapat diandalkan. Beberapa media massa telah menyediakan layanan bagi masyarakat yang ingin melakukan pengecekan suatu informasi. Terdapat pula berbagai peranti/aplikasi yang dapat digunakan untuk pengecekan informasi, termasuk informasi di bidang kesehatan. Saat ini, beberapa peranti di Indonesia untuk memverifikasi fakta, seperti stophoax.id milik Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta turnbackhoax.id dan cekfakta.com yang merupakan kolaborasi antara MAFINDO, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan 25 media massa terpercaya. Pada tingkat internasional, terdapat International Fact Checking Network (IFCN).

  • Menggunakan Media yang Kredibel

Hanya menggunakan media yang kredibel atau dapat dipercaya sebagai sumber informasi merupakan cara yang efektif agar terhindar dari hoaks. Terdapat berbagai media umum dan khusus tentang kesehatan yang telah diakui reputasinya, sehingga dapat dijadikan acuan sebagai media yang dapat dipercaya. Media yang kredibel umumnya menjalankan prinsip kehati-hatian dalam memeriksa kebenaran informasi yang akan disampaikannya. Informasi yang disajikan selalu akurat dan proporsional sehingga masyarakat tidak salah dalam menafsirkannya. Lebih jauh lagi, kadang perlu membandingkan informasi dari beberapa media yang kredibel. Bahkan dapat dilakukan penelusuran hingga ke sumber informasi pertama.

  • Menganalisis Informasi dan Media

Makna dari IML adalah mampu secara kritis dan cerdas menganalisis informasi yang didapat. Tahapan dalam menelaah informasi secara kritis dan cerdas adalah:

  • Evaluasi reputasi sumber informasi
  • Argumentasikan maksud dan latar belakang yang mendasari informasi
  • Pahami informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu membandingkannya dengan informasi lain terutama bila terjadi pro dan kontra
  • Verifikasi dengan seksama dan ambil sikap yang tepat terhadap informasi yang diterima
  • Sebelum meneruskan/menyebarkan informasi, pertimbangkan dampak baik manfaat yang akan muncul 

Hoaks adalah informasi tidak benar/bohong di mana saat ini semakin bertambah banyak jumlahnya, termasuk hoaks di bidang kesehatan. Hoaks kesehatan meningkat tajam hingga 53,5% sejak pandemi di tahun 2020, dan proporsinya menempati peringkat pertama di masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan dokter, tenaga kesehatan lain, dan masyarakat untuk menghadapinya.

Link Youtube : https://youtu.be/ky3A359tWnM

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

− 7 = 1