Urgensi Literasi Digital bagi Masa depan Ruang Digital Masyarakat Indonesia

Talyta Putri Permatasari 8111421049 Fakultas Hukum

Ada banyak faktorĀ  yang dapat menjadi alasan dari mengapa literasi digital perlu dianggap penting oleh Indonesia, karena sebagai sebuah bangsa dalam menyongsong masa depan ruang digitalnya. Faktor-faktor tersebut diantaranya yakni tingginya pentrasi Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (TIK), komersialisasi data, serta derasnya arus informasi yang beredar, perkembangan teknologi, dan peluang pemberdayaan masyarakat.

Pada survey yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa  kepemilikan telepon genggam di Indonesia sebanyak 355 juta, dan jumlah pengguna internet sebanyak 171 juta jiwa.

Derasnya arus informasi menjadi faktor selanjutnya, dengan terjadinya transformasi digital tentunya tidak dapat dipungkiri bahwa semakin banyak juga disinformasi yang beredar. Disinformasi dapat ditemui pada segala sektor, mulai dari politik, ekonomi, pendidikan, bahkan Kesehatan

Definisi dari literasi digital ini sendiri menurut United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan individu untuk mengakses, memahami, membuat, mengomunikasikan, dan mengevaluasi informasi melalui teknologi digital. Sementara Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) pada tahun yang sama menyebutkan literasi digital terdiri atas tiga elemen, yaitu pengetahuan, kompetensi, dan lokus personal. Pengetahuan dan kompetensi artinya individu diharapkan memahami dan mengimplemntasikan konsep literasi digital, sedangkan lokus personal artinya kebutuhan literasi digital individu satu dan lainnya bisa saja berbeda.

TANTANGAN LITERASI DIGITAL

Adapun permasalahan yang dihadapi Indonesia yaitu masih banyaknya kesenjangan atas akses informasi teknologi digital, terutama dari masyarakat dengan kelas ekonomi menengah kebawah, tinggal jauh dari kota, usia lanjut, penyandang disabilitas. Serta belum meratanya tingkat TIK di Indonesia, belum berimbang dalam masyarakat.

Faktor lainnya yaitu rendahnya Pendidikan literasi digital di Indonesia, Pendidikan literasai digital di Indonesia sendiri baru terlaksana pada jenjang perguruan tinggi, padahal dapat kita ketahui bahwa mayoritas pengguna internet tidak hanya dari kalangan mahasiswa.

Jumlah mahasiswa yang hanya 5% dari jumlah keseluruhan pengguna aktif internet membuktikan bahwa Sebagian besar masyarakat masih sangat membutuhkan Pendidikan literasi digital.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kesenjangan digital ialah usia, tingkat pendidikan, dan tingkat penghasilan. Premisnya semakin tua seseorang, semakin rendah tingkat pendidikan dan penghasilan maka semakin kecil  peluangnya dari optimasi pemanfaatan teknologi termasuk literasi digital

selain usia, pendidikan, dan pendapatan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi seorang individu, seperti:

  1. Persepsi atas manfaat yang diberikan teknologi tersebut;
  2. Persepsi atas kemudahan;
  3. Sikap terhadap teknologi baru.

Serta selain itu, ditemukan hambatan terbesar masyarakat pedesaan dalam mengakses internet/TIK, sebagai berikut:

  1. Tidak adanya manfaat yang dirasakan;
  2. Penggunaan dirasa tidak mudah;
  3. Tidak ada waktu untuk mempelajari karena waktu dan beban kerja yang banyak.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

92 − = 83