PEMANFAATAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM LAYANAN KESEHATAN BERBASIS TEKNOLOGI (TELEMEDICINE)

Keadaan yang dialami manusia sekarang adalah sebuah revolusi dalam bidang industri yang terjadi secara menyeluruh. Semua hal yang dahulunya dilakukan secara konvensional pada saat sekarang mulai dilakukan dengan cara yang lebih modern. Revolusi industri era 4.0 berawal dari munculnya pengembangan internet. Adanya teknologi dan internet ini berpotensi untuk mengambil alih peran manusia dalam dunia pekerjaan yang pelaksannya berlangsung secara monoton (Sari, 2019). Dapat diketahui bahwa sekarang merupakan era yang emasuki revolusi industri 4.0 menuntut manusia untuk mengembangkan teknologi modern yang memiliki dampak yang besar pada ruang lingkup aktivitas manusia. Kreatifitas dan inovasi dibutuhkan agar perubahan dan ketersediaan informasi semakin memadahi. Semakin berkembangnya teknologi, teknik yang berupa inovasi dari berbagai sektor sangat diperlukan untuk menunjang berkembangnya pelaksanaan bidang tersebut (Prasetyo & Prananingrum, 2022). Contoh dari perkembangan teknologi modern ini adalah pada artificial intelligence. Artificial intelligence disebut juga dengan kecerdasan buatan. Dalam praktiknya, semua industri telah terjadinya adanya transformasi yang pesat dibandingkan dengan ketika awal dijumpai.

Artificial intelligence adalah kecerdasan buatan yang terdiri dari pembauran yang utuh dari suatu sistem dimana pada dasarnya sistem artificial intelligence ini dapat secara langsung mendeteksi gambar, audio, atau angan-angan seseorang untuk memperoleh suatu hal (Sari, 2019). Artificial intelligence mengkaji ilmu mengenai cara untuk mengembangkan sistem komputer yang menginterpretasikan kecerdasan melalui banyak cara. Artificial intelligent merupakan kajian penelitian yang bersifat dinamis dalam bidang penelitian ilmu komputer (Kurnia, 2018). Dengan meluasnya penggunaan artificial intelligence maka dapat tercipta inovasi-inovasi baru yang sesuai dengan perkembangan zaman (Pakpahan, 2021). Artificial intelligent dapat digunakan dalam berbagai sektor di kehidupan, mulai dari kesehatan, hukum, ekonomi, politik, dan lain-lain. Pengaplikasian teknologi berupa artificial intelligent dalam berbagai bidang dinilai sebagai salah satu pemecahan masalah dengan tujuan agar aktivitas manusia tetap berjalan dengan baik bahkan dalam kondisi yang kurang memungkinkan. Pada prinsipnya artificial intelligent juga dikembangkan untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia dibandingkan dengan yang dilakukan secara konvensional.

Artificial intelligent atau kecerdasan buatan ini diketahui dapat memberikan kemudahan dalam berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali pada bidang kesehatan. Bidang kesehatan merupakan salah satu bidang yang sangat memerlukan adanya artificial intelligent. Artificial intelligent dalam dunia kesehatan diperlukan untuk memudahkan dan memaksimalkan pelayanan. Artificial intelligence banyak digunakan dalam bidang kesehatan yang berguna untuk alat pelengkap agar permasalahan dalam bidang kesehatan tersebut dapat menemukan solusi yang tepat (Kurnia, 2018). Artifical intelligent ini memungkinkan layanan-layanan dalam bidang kesehatan dapat diakses dalam jarak jauh. Hal ini tentu akan memudahkan pelayanan bagi tenaga medis serta pasien yang membutuhkan layanan kesehatan. Tujuan penggunan artificial intelligent ini dapat digarisbawahi yaitu untuk mengembangkan dan memudahkan pelayanan, bukan untuk menggantikan peran tenaga medis dalam melaksanakan layanan kesehatan secara keseluruhan.

Telemedicine merupakan salah satu inovasi yang menggunakan artificial intelligent. Telemedicine adalah pelayanan medis yang dilakukan pada jarak jauh dengan tujuan agar peningkatan akses dan peningkatan pelayanan medis dapat dilakukan dengan cepat dan maksimal (Sitorus & Syakurah, 2021). Telemedicine rupanya telah mendapatkan rekomendasi dari World Health Organization sebagai media untuk memberikan pelayanan dalam bidang kesehatan tanpa harus melakukan tatap muka langsung antara tenaga medis dengan pasien. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa tenaga medis tetap memberikan pelayanan untuk orang sakit atau pasien secara langsung tetapi memakai media teknologi yang dapat mendukung untuk memudahkannya (Prasetyo & Prananingrum, 2022). Pendekatan yang terjadi antara tenaga medis dengan pasien ini akan mengakibatkan instruksi pelayanan kesehatan menjadu lebih murah dan dapat dilakukan dimana saja (Fatmawati, 2021). Dengan beberapa pengertian ini dapat dikatakan bahwa telemedicine ini dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan di beberapa kondisi lingkungan masyarakat yang kurang kondusif untuk melakukan pelayanan secara langsung. Contoh dari kondisi ini adalah ketika adanya wabah Covid-19 yang menyebar di seluruh dunia. Pada saat tersebut pelayanan kesehatan yang dilakukan secara tatap muka langsung memang sulit untuk dilakukan apabila tidak mengalami penyakit yang sangat serius. Apabila tidak benar-benar mengalam penyakit yang serius maka pelayanan kesehatan secara tatap muka memang tidak dapat dilakukan.

Seperti yang diketahui bahwa dunia telah dihebohkan dengan adanya wabah Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020. Indonesia adalah salah satu negara yang tidak luput dari dampak wabah Covid-19. Pada tahun tersebut penyebaran Covid-19 tergolong sangat cepat. Hal tersebut mengakibatkan pemerintah dan tenaga medis melakukan berbagai cara untuk menekan penyebaran Covid-19. Dalam situasi ini, terdapat pula problem lain yang timbul akibat fokus pemerintah dan tenaga medis untuk menangani pasien Covid-19 ini. Rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan yang biasanya digunakan untuk masyarakat umum kini hanya dibatasi khusus untuk pasien Covid-19. Ruang-ruang pelayanan tersebut banyak digunakan untuk tempat isolasi pasien Covid-19.

Situasi yang tidak kondusif misalnya pada wabah Covid-19 ini juga sangat beresiko bagi tenaga medis. Para tenaga medis lebih rentan untuk terpapar penyakit yang sama. Hal ini mengingat Covid-19 merupakan penyakit yang menular dan berasal dari virus yang mudah menular. Situasi ini tentu tidak memungkinkan apabila pasien bertatap muka langsung dengan tenaga medis apabila tidak terjadi sesuatu yang mendesak. Dalam kondisi ini, telemedicine dinilai sebagai salah satu upaya yang tepat untuk mengembangkan pelayanan kesehatan dengan mengurangi resiko yang mungkin ditimbulkan akibat adanya tatap muka langsung antara pasien dengan tenaga medis.

KONSEP TELEMEDICINE
Telemedicine ternyata berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “tele” yang artinya jauh dan “medicus” yang artinya adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (Fatmawati, 2021). Telemedicine adalah bentuk dari pelayanan kesehatan yang dilakukan dengan tanpa tatap muka langsung antara pasien dengan tenaga medis yang memanfaatkan teknologi yang telah berkembang dengan pesat. Pemanfaatan ini berupa teknologi informasi dan komunikasi. Telemedicine adalah bentuk dari modalitas dalam berlangsungnya layanan kesehatan yang terdapat adanya teknologi. Dalam teknologi ini terdapat media dan transfer informasi yang menjadi komponen utama dalam telemedicine. Pada prinsipnya, telemedicine memiliki hubungan dengan jarak yang difasilitasi oleh adanya dukungan yang berupa teknologi komunikasi (Sudirman et al., 2021). Telemedicine merupakan salah satu pengembangan dari artificial intelligent.

Beberapa pendapat mengatakan bahwa telemedicine dianggap sama dengan konsep telehealth. Akan tetapi, kemiripan dalam dua konsep tersebut tidak bisa disamakan dikarenakan keduanya memiliki prinsip yang berbeda. Telehealth sendiri adalah pengembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk mengakomodasi dan mengenalkan pelayanan kepada masyarakat (Kadek Mery Herawati et al., 2022). Pelayanan yang dikenalkan ini mencakup pelayanan kesehatan secara klinis, ajaran atau pengetahuan dalam hal kesehatan, dan tata kelola kesehatan dengan jarak jauh. Penggunaan telehealth lebih menitikberatkan pada penyediaan monitoring dan evaluasi dalam bidang kesehatan. Walaupun telehelath mirip dengan telemedicine, namun pada prinsipnya telehealth lebih berfokus dengan ranah kesehatan non medis. Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa telemedicine merupakan sub bagian dari telehealth. Telemedicine dianggap memiliki sifat yang lebih spesifik jika dibandingkan dengan telehealth. Telemedicine berfokus pada pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan jarak jauh (Prasetyo & Prananingrum, 2022).

Telemedicine berupa komunikasi yang saling berhubungan antara pasien dengan tenaga medis pada tempat yang berbeda. Komunikasi ini berarti menggunakan adanya fasilitator untuk menjembatani interaksi pada tempat yang berbeda. Pada sebagian kelompok berpendapat bahwa telemedicine lebih efektif digunakan karena dinilai lebih sedikit biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan melakukan pemeriksaan secara konvensional. Adanya anggapan bahwa telemedicine lebih mudah dilakukan dan lebih menghemat biaya sehingga dapat dikatakan lebih efektif digunakan ini yang kemudian menjadikan telemedicine sebagai teknologi yang patut untuk dikembangkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

TUJUAN PENGGUNAAN TELEMEDICINE
Tujuan dari digunakannya telemedicine adalah untuk pengukuhan dan mengupayakan fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia dapat tersebar secara merata (Taurina et al., 2022) . Penggunaan telemedicine juga bertujuan untuk mengembangkan penemuan teknologi agar pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi lebih mudah dan cepat. Penggunaan telemedicine juga bertujuan untuk memperbaiki dan mengembanagkan kualitas pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia. Dengan acaranya telemedicine jua dapat mempercepat komunikasi antara pasien dengan tenaga medis jika dibandingkan harus antre dan menunggu berjam-jam untuk dapat bertemu dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan. Tujuan dari pengunaan telemedicine ini tentu berkaitan dengan kelebihan atau dampak positif dari penggunaan telemedicine.

PENGGUNAAN TELEMEDICINE PADA KONDISI COVID-19
Seperti yang telah diketahui bahwa dunia digemparkan dengan adanya wabah Covid-19 yang menyerang dunia secara menyeluruh. Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut terdampak akan adanya wabah Covid-19. Covid-19 disebabkan oleh virus SARS COV 2 yang dapat menimbulkan penyakit dengan gejala yang bervariasi. Bahkan beberapa pasien yang terpapar Covid-19 tidak menunjukkan adanya sejala sehingga akan sulit dibedakan mana yan benar-benar sehat dan mana yang sedang terpapar penyakit. Dengan adanya wabah ini menjadikan aktivitas kehidupan masyarakat di berbagai dunia semakin tidak terkendali. Kondisi ini dinilai sebagai kondisi yang tidak kondusif dikarenakan tidak memungkinkan adanya interaksi antara satu individu dengan individu yang lainnya. Padahal pada kenyataannya interaksi ini sangat diperlukan sebagai bentuk komunikasi dan transfer informasi antara satu individu dengan individu yang lainnya.

Pada kondisi Covid-19 ini, rumah sakit dan berbagai akses pelayanan kesehatan hanya difokuskan untuk para pasien Covid-19. Disamping dari segi sarana prasarana yang memang hanya terfokuskan pada pasien Covid-19, masyarakat juga memiliki ketakutan ketika memeriksakan kesehatan ke rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan yang lain. Hal ini dikarenakan virus Covid-19 tergolong sangat mudah menyebar dan dampak yang diakibatkan pun juga tidak ringan. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak masyarakat yang dikabarkan meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Berita ini semakin menjadikan masyarakat ketakutan akan terpapar Covid-19. Pemerintah dan tenaga medis juga memfokuskan pelayanan untuk pasien Covid-19. Dengan kondisi yang tersebut, dibutuhkan adanya pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau masyarakat di tengah wabah Covid-19 yang kian menyebar.

Pada kondisi ini, telemedicine dinilai efektif sebagai sarana untuk melakukan pelayanan kesehatan. Bahkan, World Health Organization merekomendasikan telemedicine untuk melakukan pelayanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Penggunaan telemedicine dinilai efektif digunakan dan dapat mengurangi resiko penyebaran Covid-19. Hal ini dikarenakan pelayanan kesehatan dengan telemedicine dapat mengurangi interaksi antara pasien dengan tenaga medis. Kondisi pandemi ini juga mengakibatkan banyak masyarakat kehilangan lapangan pekerjaan sehingga pendapatannya pun menurun.

Telemedicine sebagai bentuk artificial intelligent merupakan bentuk pengembangan dalam layanan kesehatan. Telemedicine digunakan di tengah kondisi Covid-19 juga dinilai praktis dan efisien. Penggunaan layanan kesehatan ini memerlukan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan layanan kesehatan yang dilakukan secara konvensional. Sebenarnya telemedicine telah dicetuskan dan digagaskan pengembangannya sejak beberapa tahun yan lalu. Akan tetapi pada saat itu belum mulai terfokuskan mengenai pengembangan telemedicine dan baru dikembangkan serta dikaji kembali ketika sedan terjadi kondisi pandemi. Telemedicine juga dinilai praktis karena dapat diakses dimana pun tanpa perlu bertatap muka langsung antara pasien dengan tenaga medis Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa telemedicine sebagai pengembangan artificial intelligent dinilai efektif untuk dikembangkan. Telemedicine dapat digunakan pada berbagai kondisi termasuk pada kondisi pandemi yang mengharuskan pengurangan interaksi antara satu individu dengan individu yang lainnya. Telemedicine juga dapat digunakan sebagai bagian dari new normal agar derajat kesehatan masyarakat lebih baik dan merata.

PELAKSANAAN TELEMEDICINE
Telemedicine merupakan suatu bentuk teknologi artificial intelligent sehingga telemedicine memiliki bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan pengobatan secara konvensional. Telemedicine berupa platform yang bentuknya bersifat non fisik. Jenis interaksi yang terdapat dalam telemedicine mayoritas berupa tulisan dan apa pula yang lisan. Penggunaan telemedicine juga dapat diakses secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan platform untuk mendapatkan informasi serta digunakan pula sebagai fasilitas komunikasi. Hal ini tentu berbeda dengan layanan kesehatan pada era sebelum dikenalnya teknologi yang dilakukan secara langsung dan memerlukan proses untuk antre ketika ingin mendapatkan layanan kesehatan.

Pelaksanaan telemedcine yang perlu digaris bawahi adalah bahwa tenaga medis dan pasien dapat melakukan komunikasi dengan tanpa adanya tatap muka atau kontak fisik secara langsung. Dengan prinsip ini, diagnosa atau dugaan tenaga medis mengenai penyakit pasien perlu disampaikan dengan jelas dan tanpa adanya salah konsepsi. Selain itu juga diperlukannya komunikasi yang baik antara tenaga medis dengan pasien agar diagnosa yang diberikan kepada pasien dapat akurat dan tidak adanya kesalahan. Dengan berbagai definisi dan pelaksanaannya, telemedicine sering disebut pula sebagai teleconsultation. Hal ini dikarenakan tenaga medis yang memeriksa dan pasien yang diperiksa tidak melakukan kontak langsung pada tempat yang sama.

Meskipun pelaksanaan telemedicine dilakukan secara online dan dapat dilakukan dengan mudah, namun dalam pelaksanaan telemedicine, terdapat suatu hubungan hukum yang terjalin. Hubungan hukum ini berkaitan denga pasien dan tenaga medis. Hubungan hukum yang terjalin antara pasien dengan tenaga medis ini pada prinsipnya didasari oleh adanya kontrak. Kontrak yang telah disepakati tersebut dapat menunjang semua bidang dalam praktik medis yang dilakukan, misalnya pada salah atau benarnya diagnosa yang diberikan oleh tenaga medis kepada pasien yang melakukan pengobatan.

Tenaga medis yang telah memberikan diagnosa penyakit kepada pasien terikat pada tangung jawab terhadap hukum serta harus tetap selalu memperhatikan kode etik yang sudah diketahuinya. Dalam bidang hukum, kontrak yang terjalin antara doter atau tenaga medis dengan pasien berbentuk kontrak teupeutik. Kontrak tersebut paa intinya adalah sebuah kontrak yang berisi kesepakatan dan kesepahaman antara pasien dengan tenaga medis yang melakukan konsultasi.

KELEBIHAN dan KENDALA PERMASALAHAN TELEMEDICINE
A. Kelebihan
Dengan menggunakan telemedicne, biaya yang harus dikeluarkan pasien untuk mendapatkan layanan kesehatan tentu akan lebih terjangkau atau lebih menghemat biaya untuk pengobatan. Adanya jarak yang biasanya menjadi penghalang untuk bertemunya pasien dengan tenaga medis kini tidak lagi menjadi masalah dengan adanya teknologi telemedicine. Selain itu, penggunaan telemedicine juga dapat mempersingkat waktu pasien untuk mendapatkan akses mengenai rumah sakit rujukan yang seharusnya didatangi. Telemedicine dinilai sangat efektif karena dapat diakses di berbagai lokasi. Telemedicine juga dinilai sangat efisien waktu jika dibandingkan harus mendatangi rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dengan telemedicine kegitan monitoring dan evaluasi serta penyampaian informasi terkat pelayanan kesehatan dapat diberikan dengan mudah. Selain itu, dengan adanya telemedicine dapat mempermudah pasien dan dokter untuk menentukan jadwal konsultasi serta menentukan jaddwal medical check up dengan lebih mudah.

B. Kekurangan
Kendala atau permasalahan utama pada praktik penggunaan telemedicine adalah bahwa tidak semua lapisan masyarakat dapat mengakses telemedicine dengan baik (Christiawan, 2020). Bahkan, untuk mengakses internet saja terdapat adanya kesulitan pada kelompok masyarakat tertentu. Selain itu, pada pasien dengan penyakit yang parah harus tetap bertemu dan ditangani oleh dokter yang ahli secara langsung. Hal ini termasuk sebagai batasan mengenai pengunaan dari telemedicine. Dengan menggunakan telemedicine juga tidak dapat melakukan praktik pemeriksaan jarak jauh. Padahal dalam dunia kesehatan pemeriksaan merupakan hal yang penting dikarenakan hal ini berkaitan dengan diagnosa yang diberikan oleh tenaga medis untuk pasien.

Komunikasi antara tenaga medis dengan pasien dengan menggunakan telemedicine memerlukan tingkat pemahaman komunikasi yang sama. Hal ini dikarenakan apabila terdapat adanya sedikit saja informasi yang tidak disampaikan maka diagnosa yang diberikan pun juga akan salah. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan telemedicine bisa saja terdapat diagnosa yang salah yang timbul apabila terdapat adanya salah informasi antara tenaga medis dengan pasien. Selain itu, pada beberapa masyarakat yang kurang memahami ponsel dan internet dengan baik maka akan kesusahan dalam mengakses telemedicine ini. Bagi yang tidak memahami telemedicine justru menjadikan teknologi ini semakin menyusahkan untuk mereka yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan.

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM TELEMEDICINE
Telemedicine diciptakan untuk mencetuskan pengembangan yang lebih baik dan semakin meluas. Perlu diketahui bahwa ketika hanya menggunakan layanan telemedicine maka tidak akan cukup. Untuk itu, perlu adanya pengembangan berkelanjutan tentang telemedicine yang semakin canggih dan sesuai penggunaannya di Indonesia. Terdapat berbagai faktor yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya telemedicine digunakan. Salah satu faktor tersebut adalah bergantung pada tenaga medis dimana tenaga medis tersebut siap atau tidak menggunakan telemedicine. Hal ini dikarenakan sebagus dan secanggih apapun telemedicine yang telah dikembangkan namun tenaga medis yang berkewajiban menggunakan tidak memiliki kesiapan untuk menggunakannya maka teknologi tersebut akan bernilai sia-sia.

Dalam penggunaan telemedicine, diperlukan adanya tim khusus yang mengelola telemedicine tersebut. Hal in bertujuan agar pemanfaatan dan pengembangan telemedicine dapat lebih terfokus pada tim-tim yan telah ditentukan tersebut. Untuk instansi yang telah menghendaki untuk mengunakan telemedicine tentunya perlu menyiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam menembangkan telemedicine. Hal tersebut misalnya aplikasi untuk telemedicine, website, jaringan internet yang memadahi (wifi), ponsel, komputer, laptop, serta butuhkan seseorang untuk menjadi operator untuk memantau layanan telemedicine (Hitayani & Oktamianti, 2022).

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa faktor yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penggunaan telemedicine adalah kesiapan para penyedia layanan kesehatan. Hal ini juga berkaitan dengan sudut pandang atau pemikiran mereka tentang pentingnya menggunakan teknologi dalam bidang kesehatan. Dengan adanya tenaga medis yang menguasai teknologi informasi dan komputer tentu akan semakin mendukung berkembangnya telemedicine di dunia kesehatan, begitu pula sebaliknya. Dalam hal ini penguasaan akan pengetahuan mengenai teknologi informasi dan komunikasi tentu sangat berpengaruh dan sangat dibutuhkan. Selain itu, penggunaan telemedicine juga harus memperhatikan keamanan sistem karena bagaimana pun juga telemedicine juga berisi informasi pribadi pasien yang harus dijaga kerahasiannya.

Penggunaan telemedicine juga memerlukan adanya perhatian pada indra manusia dalam hal pengobatan jarak jauh. Hal ini berkaitan dengan diagnosa yang akan diberikan tenaga meids untuk pasien. Proses penerimaan informasi sensoris atau energi fisik dari lingkungan tentu dibutuhkan dalam praktik penggunaan telemedicine. Proses ini harus selalu diperhatikan meskipun pengobatan yang dilakukan bukan lagi pengobatan konvensional. Apabila dirincikan maka berikut adalah hal-hal yang perlu dicermati oleh tenaga medis dalam menggunakan telemdicine sebagai media layanan kesehatan :

1. Tenaga medis atau dokter dapat melaksanakan deteksi dini dalam kondisi kegawatdaruratan.

2. Dokter atau tenaga medis penyedia penyedia layanan keehatan dapat melaksanakan triase, yaitu suatu sistem yang dapat mennetukan pasien yang lebih diprioritaskan untuk mendapatkan penanganan medis terlebih dahulu yan didasarkan pada parahnya kondisi penyakit yang dideritanya.

3. Tenaga medis tetap akan melakukan ketentuan-ketenduan dalam pencegahan infeksi, baik dari sisi pasien, tenaga kesehatan, dan fasilitas kesehatan.

4. Pembatasan mengenai durasi lamanya waktu ketika melakukan konsultasi ketika bertemu langsung antara tenaga medis dengan pasien, terlebih pada kondisi pandemi Covid-19.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan ini adalah bahwa telemedicine merupakan suatu bentuk pengembangan dari artificial intelligent. Penggunaan telemedicine memiliki berbagai tujuan sebagai bentuk penerapan teknoloi pada era globalisasi. Tujuan utama dari pengguanan telemedicine adalah untuk memperluas dan mengembangkan layanan kesehatan. Meskipun telemedicine memiliki banyak kelebihan, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat pula kekurangan dan permasalahan yang muncul dari penggunaannya. Disamping itu, terdapat banyak hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan telemedicine mengingat telemedicine ini merupakan pelayanan yang menggunakan teknologi. Sehingga diperlukan adanya pemahaman mengenai teknologi agar menunjang penggunaan telemedicine bagi pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, telemedicine perlu dilakukan adanya pengembangan dan penyempurnaan agar teknologi ini dapat menunjang pengembangan layanan kesehatan di Indonesia menuju ke arah yang lebih baik.

BERIKUT SAYA SERTAKAN LINK YOUTUBE:
https://youtu.be/LWgB90Wy_x0

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

37 − = 32