Pentingnya Mengurangi Perilaku Konsumtif dari E-Commerce Tiktok Shop

Nama : Sri Nur Kumala

NIM : 2309020063

Rombel : 2B

Pentingnya Mengurangi Perilaku Konsumtif dari E-Commerce Tiktok Shop

Bukan rahasia lagi saat ini e-commerce tengah menjadi tempat andalan masyarakat untuk berbelanja. E-commerce sebagai media penjualan berbasis digital menunjang masyarakat konsumen dalam berbelanja dan memudahkan penjual memasarkan produknya. Mudahnya penggunaan aplikasi juga membuat semua kalangan umur dapat dengan mudah mengakses e-commerce. Bahkan, tidak hanya platform khusus belanja online saja yang menyediakan fitur online shop, kini aplikasi hiburan, seperti Tiktok juga memberikan fitur belanja online yang bekerja sama dengan Tokopedia.

Hal tersebut membuat perilaku konsumtif masyarakat dari berbagai kalangan umur menjadi sangat meningkat karena media hiburan tiktok banyak diinstal oleh masyarakat sebagai aplikasi berisi hiburan. Terlebih lagi, fitur live yang ada di tiktok membuah penjual dapat secara langsung menunjukkan dan menjawab pertanyaan pelanggan. Memang, belanja online melalui Tiktok Shop lebih mudah dan cepat karena konsumen tidak perlu pergi ke toko secara langsung, melainkan tetap di rumah dan beberapa hari kemudian pesanan yang mereka beli akan sampai dengan sendirinya.

Namun, meningkatnya perilaku konsumtif di masyarakat. Suyasa dan Fransisca (2005:172) mendefinisikan perilaku konsumtif sebagai tindakan membeli barang bukan untuk mencukupi kebutuhan, tetapi untuk memenuhi keinginan, yang dilakukan secara berlebihan, sehingga menimbulkan pemborosan dan inefisiensi biaya. Perilaku konsumtif di e-commerce Tiktok Shop rupanya dapat menimbulkan beberapa dampak, antara lain :

  1. Kesulitan Keuangan

Perilaku konsumtif Tiktok Shop yang banyak menjamur di masyarakat menjadikan keuangan rumah tangga semakin tidak stabil karena perilaku konsumtif membuat seseorang tidak hanya membeli yang dibutuhkan, tetapi juga yang diinginkan. Bahkan, beberapa orang membeli barang yang mereka inginkan dan justru mengesampingkan kebutuhan dan lebih mengutamakan keinginan.

  • Tidak adanya dana darurat

Perilaku konsumtif di Tiktok Shop menyebabkan seseorang terus menerus ingin berbelanja, sehingga dana darurat yang seharunya ditabung atau disimpan dan dapat digunakan di saat-saat genting justru malah tidak diprioritaskan. Padahal bisa saja di masa yang terjadi hal-hal yang genting dan mereka harus memiliki persediaan uang, tetapi mereka justru tidak memiliki dana darurat yang seharusnya dapat dipakai saat itu juga, sehingga hal ini dapat mendorong mereka untuk melakukang hutang piutang.

  • Uang belanja yang membludak

Dengan perilaku konsumtif di Tiktok Shop otomatis uang belanja yang seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan menjadi kurang karena keinginan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan yang tersedia di Tiktok Shop.

  • Barang yang dating tidak sesuai foto

Foto-foto pada etalase tiktok shop kebanyakan bukanlah foto asli produk yang dijual, melainkan referensi foto produk yang bisanya telah tersebar di internet. Hal tersebut disebabkan karena biaya foto produk yang mungkin cukup mahal, sehingga kebanyakan penjual hanya mengambil referensi foto produk dari internet. Dampaknya bagi pembeli adalah ketika barang yang dipesan datang biasanya akan merasa tertipu karena merasa tidak sama dengan foto yang ditunjukkan dan berbeda dengan ekspetasi pembeli saat memesannya.

  • Nafsu belanja yang sulit dikontrol

Perilaku konsumtif yang terlalu tinggi dengan berbelanja di Tiktok Shop akan semakin meningkat terutama saat seseorang telah kecanduan. Terlebih lagi, tren-tren fashion atau barang-barang lucu lainnya yang terus berganti setiap saat membuat seseorang ingin memenuhi keinginannya untuk memiliki barang-barang yang tengah menjadi perbincangan banyak orang tersebut. Dengan memenuhi keinginan berbelanjanya, seseorang tersebut akan merasa mengikuti zaman dan tidak ketinggalan dengan sesuatu yang sedang popular.

Itulah tadi beberapa dampak buruk yang terjadi apabila perilaku konsumtif di Tiktok Shop terlalu tinggi. Semoga dengan membaca penjelasan di atas, kita menjadi lebih sadar bahwa prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi adalah hal-hal yang merupakan kebutuhan primer dahulu sebelum hal-hal yang hanya diinginkan.

Linl youtube :

Daftar Pustaka

Keuangan, Kementrian. 2021. Perilaku Konsumtif Pembawa Petaka di Era Modern. (https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-bandung/baca-artikel/15276/Perilaku-Konsumtif-Pembawa-Petaka-Di-Era-Modern.html,diakses : 7 April 2024)

Lestarina, E., Karimah, H., Febrianti, N., Ranny, R., & Herlina, D. (2017). Perilaku konsumtif di kalangan remaja. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia)2(2).

Supriyanto, A., Chikmah, I. F., Salma, K., & Tamara, A. W. (2023). Penjualan Melalui Tiktok Shop dan Shopee: Menguntungkan yang Mana?. BUSINESS: Scientific Journal of Business and Entrepreneurship1(1), 1-16.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

− 2 = 3