Kemampuan Pemahaman dan Penggunaan Literasi Digital di Masyarakat dalam Menghadapi Maraknya Berita Hoax

Fitri Duwi Lestari

ABSTRAK

               Literasi digital merupakan suatu bentuk kemampuan, pemahaman, dan bijak dalam menggunakan serta menerima informasi yang berasal dari berbagai sumber yang berbentuk digital. Literasi digital diperlukan oleh masyarakat dalam menghadapi maraknya berita hoax yang sedang beredar. Berita hoax merupakan suatu berita yang belum jelas kebenarannya dan tidak memiliki sumber yang jelas. Fenomena banyaknya masyarakat yang terpapar berita hoax menjadikan sebab penulis untuk mengkaji masalah ini. Selain itu, era globalisasi juga menjadi faktor maraknya berita hoax yang timbul di masyarakat sehingga, perlu dikaji pada masalah ini. Globaliasi merupakan suatu proses atau fenomena yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung yang memiliki dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dari masyarakat sendiri untuk mengatasi berita hoax dengan cara bijak dalam menggunakan media sosial, menyikapi era globalisasi dengan hal positif, dan lebih berhati-hati saat menerima informasi yang belum tentu kebenarannya.

Kata Kunci: Literasi Digital, Berita Hoax, Globalisasi, Media Sosial, Masyarakat.

PENDAHULUAN

               Literasi digital merupakan suatu kemampuan yang mesti dikuasai oleh mahasiswa untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Enam literasi dasar terdiri dari literasi sains, baca-tulis, numerasi, finansial, digital, serta budaya dan kewargaan. Akibat kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat, menyebabkan kemampuan literasi digital, informasi, dan teknologi sama pentingnya dengan kemampuan umum yang lain (Dinata, 2021). Selain mahasiswa, masyarakat umum juga harus mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan teknologi guna menyaring informasi yang diterima.

               Berkembangnya teknologi yang sangat cepat mampu mengubah dan memengaruhi pola kehidupan masyarakat khususnya di era digital. Kemajuan alat komunikasi dan aplikasi yang sedang memasuki era digitalisasi mempunyai tantangan tersendiri bagi masyarakat untuk menggunakannya secara bijak guna mempermudah aktivitas sehari-hari dan menerima informasi. Penyebaran informasi yang semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi berdampak pada berbagai aspek di kehidupan di era digital ini.

               Kecepatan dalam mengakses dan menerima informasi mempunyai kelebihan dan kekurangan yang ditimbulkan. Salah satu kelebihannya adalah dapat membantu aktivitas masyarakat dalam mencari infomasi yang bermanfaat. Namun, di sisi lain juga memiliki kekurangan. Jika informasi yang disebarkan dan diterima oleh masyarakat luas ternyata adalah hal yang tidak benar, maka akan menimbulkan keresahan dan kesimpangsiuran informasi di masyarakat.

               Akibat teknologi digital yang semakin berkembang membuat masyarakat mengalami culture shock dalam budaya digital. Contohnya adalah beberapa tahun yang lalu saat mencari dan menerima informasi dari media tradisional belum secepat dan real time seperti sekarang. Namun, dengan adanya media sosial di era sekarang banjir informasi yang ternyata masih banyak masyarakat yang gagap dalam memilih dan memilah informasi sehingga masih banyak termakan berita hoax (Fitriarti, 2019).

               Kegagapan masyarakat dalam menerima informasi disebabkan oleh kurangnya masyarakat dalam memahami literasi digital dan terbawa oleh arus globalisasi. Globalisasi pada saat ini memiliki berbagai dampak yang dirasakan oleh masyarakat luas baik dampak negatif maupun dampak positif dalam kehidupan masyarakat (Roslinda Veronika Br Ginting, Dinda Arindani, Cut Mega Wati Lubis, 2021). Perubahan-perubahan seperti aspek sosial, ekonomi, agama, dan budaya masyarakat di perkotaan dan pedesaan memberikan dampak yang besar terhadap tranformasi nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat. Selain itu, arus globalisasi juga membuat masyarakat mudah menerima informasi dari luar tanpa menyaringnya sehingga timbul berita hoax.

               Dengan keadaan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis akan mengangkat permasalahan tentang kemampuan pemahaman dan penggunaan literasi digital di masyarakat di tengah maraknya berita hoax dan adanya arus globalisasi yang menjadi salah satu pengaruh dari permasalahan tersebut.

METODE PENELITIAN

               Metode penelitian yang digunakan pada penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Cara pengumpulan datanya yaitu melalui studi literatur atau studi pustaka melalui buku, e-book, karya ilmiah, dan jurnal yang isinya relevan dengan topik yang dikaji pada permasalahan ini yaitu tentang kemampuan pemahaman dan penggunaan literasi digital di masyarakat di tengah maraknya berita hoax. Selain itu, penulis juga menggunakan data dari internet untuk mempermudah dalam menjelaskan fenomena maraknya penyebaran berita hoax.

PEMBAHASAN

               Perkembangan teknologi digital saat ini tentu telah mengubah pola pikir dan pola komunikasi antar manusia. Teknologi komunikasi dapat bernilai positif dan negatif tergantung pada penggunaannya. Suatu teknologi komunikasi dapat bernilai positif jika dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi dan kegunaannya. Saat ini, berbagai tren sedang berkembang yang selalu diikuti oleh masyarakat seiring dengan perkembangan teknologi seperti inovasi pada aplikasi-aplikasi di gadget yang dapat ditiru gayanya oleh mereka.

               Kalangan tersebut memiliki kecenderungan untuk mengikuti tren dan diharuskan untuk mengikuti arus perubahan atau inovasi karena adanya anggapan bahwa teknologi merupakan suatu hal utama yang penting untuk menunjang kehidupan di masa depan. Adanya anggapan bahwa teknologi dapat mempermudah segala aktivitas dapat menimbulkan karakter tertentu yang disebut dengan native digital. Artinya, setiap mencari informasi memiliki ketergantungan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang terhubung dengan koneksi internet. Selain itu, mereka lebih mudah menerima informasi tanpa menyaringnya sehingga timbullah berita hoax yang belum tentu kebenarannya di masyarakat.

               Timbulnya berita hoax tersebut dapat diatasi dengan memberikan pembelajaran litersi digital dalam memberdayakan masyarakat. Pembelajaran literasi digital tersebut dapat diimplementasikan di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Gerakan literasi digital di sekolah yaitu dengan menyediakan fasilitas seperti komputer dan akses internet yang penggunaannya dipantau oleh guru. Fasilitas tersebut harus digunakan sebagaimana mestinya seperti digunakan untuk mengakses materi-materi pembelajaran secara tepat guna. Apabila terdapat berita yang janggal sebaiknya dicari kebenarannya terlebih dahulu. Selain itu, penyediaan informasi melalui media digital juga dapat membantu warga sekolah dalam memperoleh kebenaran informasi karena sumber informasi jelas adanya.

               Pengimplementasian literasi digital di keluarga juga sangat diperlukan karena setiap orangtua harus menjadi contoh teladan yang baik dalam menggunakan media sosial. Langkah-langkah pengimplementasiannya yaitu, pertama, menyediakan bahan bacaan terkait media digital yang berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Kedua, memilih acara di televisi yang edukatif bagi keluarga terutama pada anak supaya dapat menambah pengetahuan. Selain itu, orangtua juga harus menyaring acara-acara yang layak ditonton supaya terhindar dari berita hoax dan dapat menambah pengetahuan. Ketiga, melakukan pemilihan situs dan aplikasi yang edukatif untuk mengembangkan pengetahuan. Keempat, menyediakan komputer, laptop, atau gawai untuk meningkatkan literasi digital pada anak dan orangtua. Perkembangan ilmu pengetahuan di era digital saat ini sangat memerlukan media penunjang yang cepat dan efisien untuk mengakses internet. Namun, tersedianya media penunjang tersebut harus dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Kelima, penyediaan sumber informasi seperti televisi dan radio juga harus dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Apabila mendapatkan informasi yang masih janggal sebaiknya dicari kebenarannya terlebih dahulu untuk menghindari berita hoax di masyarakat.

               Pengimplementasian pembelajaran literasi digital yang terakhir yaitu ada pada masyarakat. Literasi digital di masyarakat merupakan suatu pemanfaatan teknologi dalam bentuk komunikasi beserta penyampaian informasi yang dapat memberikan edukasi pada masyarakat menggunakan bantuan teknologi yang terhubung ke jaringan supaya masyarakat dapat bersikap bijak dalam memanfaatkan teknologi. Masyarakat harus bijak dalam penggunaan smartphone seiring dengan adanya fitur-fitur canggih di dalamnya. Masyarakat harus bisa menyaring informasi yang belum tentu kebenarannya. Pada dasarnya, literasi digital akan membuat seseorang lebih bijak dan mawas diri jika dapat menggunakan media sosial sebagaimana mestinya. Maka dari itu, literasi digital perlu dikembangkan pada lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

               Literasi digital menuntut manusia untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dan skeptis atau meragukan informasi yang diterima sebelum adanya pernyataan kepastian kebenaran dari pihak yang bertanggung jawab (Erni Novita Sari, Anggi Hermayanti, Nadya Deninda Rachman, 2021). Berpikir kritis dan bersikap skeptis memiliki peran yang sangat penting saat ini karena untuk menangkal hoax yang semakin marak terjadi di masyarakat. Seseorang yang dapat berpikir kritis dan mempunyai sikap skeptis tidak akan mudah percaya terhadap informasi yang diterima. Mereka akan mencari kebenarannya terlebih dahulu yang dilakukan dengan membandingkan data-data yang diterima dengan melakukan konfirmasi terhadap pihak yang terkait.

               Literasi digital memiliki delapan elemen penting dalam pengembangannya, yaitu kultural, kognitif, konstruktif, komunikatif, kepercayaan diri bertanggungjawab, kreatif, kritis dalam menyikapi konten, dan bertanggungjawab secara sosial. Pertama, elemen kultural merupakan elemen yang penting dalam pemahaman literasi digital karena menyebabkan adanya perbedaan pemahaman, interpretasi, dan pandangan terhadap berbagai informasi dalam media digital. Dengan adanya perbedaan tersebut maka kultural akan memengaruhi kemampuan seseorang dalam memahami dan menilai informasi.

               Kedua, elemen kognitif merupakan suatu kemampuan seseorang yang berdasarkan pengetahuan faktual dan empiris yang didukung dengan data dan fakta. Kemampuan kognitif penting dalam literasi digital karena saat berpikir dan menilai informasi seseorang tidak terlepas dari pemahamannya terhadap informasi tersebut. Kemampuan kognitif merupakan elemen yang dipengaruhi oleh kemampuan kultural.

               Ketiga, elemen konstruktif merupakan kelanjutan dari elemen kultural dan elemen kognitif. Elemen kognitif pada dasarnya dikaitkan dengan pengembangan, perbaikan, pembangunan, dan pembinaan untuk mencapai target yang lebih baik. Elemen konstruktif dipengaruhi oleh elemen kultural karena elemen kultural merupakan elemen kunci yang memengaruhi pemahaman manusia terhadap informasi yang selanjutnya akan diolah dan disaring untuk menentukan tindakan pengembangan atau perbaikan.

               Keempat, elemen komunikatif adalah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan memahami suatu pesan. Adanya komunikasi yang baik akan meminimalisasi kemungkinan adanya kesalahan informasi yang diterima dan mencegah mispersepsi yang mungkin terjadi pada masyarakat.

               Kelima, kepercayaan diri bertanggungjawab merupakan suatu elemen yang penting dalam menangkal berita hoax karena akan membuat seseorang percaya diri terhadap apa yang terjadi dan melaksanakan tanggungjawabnya atas informasi yang diterima maupun disampaikan.

               Keenam, kreatif merupakan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi. Suatu kemajuan digital tidak akan berpengaruh apabila seseorang tidak kreatif dalam menggali informasi. Seseorang yang kreatif dapat mengeksplor dirinya dengan berbagai manfaat yang didapat dari media digital. Selain itu, kreatif juga dapat menumbuhkan kemampuan problem solving, public relation, public speaking, collaboration, flexibility, dan leadership.

               Ketujuh, kritis dalam menyikapi konten merupakan kemampuan menilai segala informasi yang menjadi salah satu kunci utama dalam menangkal penyebaran berita hoax di masyarakat. Seseorang yang mempunyai sifat kritis akan lebih berhati-hati dan mempertimbangkan banyak hal sehingga tidak mudah terhasut berita hoax. Masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial karena pada saat ini mudah tersebar berita secara cepat yang belum jelas kebenarannya.

               Kedelapan, bertanggungjawab secara sosial merupakan suatu sifat yang harus dimiliki seseorang karena sebagai makhluk sosial kita hidup bergantung dengan orang lain. Apabila seseorang memiliki tanggungjawab sosial maka mereka tidak akan melakukan suatu hal yang merugikan orang lain, salah satunya yaitu penyebaran berita hoax.

               Selain delapan elemen esensial literasi digital di atas, juga terdapat prinsip-prinsip dasar pengembangan literasi digital. Prinsip-prinsip tersebut yaitu pemahaman, saling ketergantungan, faktor sosial, dan kurasi. Pemahaman menjadi prinsip dasar pertama karena sangat penting untuk menilai suatu informasi berdasarkan suatu pertimbangan tertentu. Adanya kemampuan pemahaman yang baik, maka seseorang akan memiliki pemikiran yang lebih terbuka dan dapat menentukan informasi yang benar terhadap banyaknya informasi yang sedang beredar.

               Saling ketergantungan diharapkan mampu membawa dampak positif bagi masyarakat dan saling melengkapi satu sama lain untuk memberikan dampak positif. Hal tersebut untuk mengantisipasi berita hoax seiring penyebaran informasi yang semakin mudah. Prinsip selanjutnya adalah faktor sosial. Seorang individu yang memiliki sikap dan pemahaman yang baik terhadap suatu informasi, maka diharapkan informasi yang tersebar antara individu yang satu dengan yang lainnya akan mengandung kebenaran. Prinsip yang terakhir adalah kurasi. Kurasi merupakan suatu pengelolaan konten yang tersebar di media sosial untuk memberikan kemudahan akses yang dapat menunjang minat literasi masyarakat agar mereka berniat membaca dan memahami informasi tersebut.

SIMPULAN

               Pemahaman masyarakat dalam literasi digital saat ini masih tergolong sangat rendah. Sebagian besar dari mereka mudah menerima informasi yang belum tentu kebenarannya tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Pada dasarnya, kemampuan literasi digital dibutuhkan pola pikir yang kritis dan skeptis. Seseorang yang memiliki pola pikir kritis dan skeptis tidak akan mudah menerima informasi. Mereka akan mempertimbangkan terlebih dulu dengan membandingkan informasi yang diterima dan data yang ada.

               Untuk meningkatkan kemampuan literasi digital di masyarakat maka diperlukan lingkungan dan alat yang mendukung. Gerakan literasi digital harus diterapkan di keluarga, sekolah, dan masyarakat yang didukung dengan alat yang memadai. Mereka harus diberikan edukasi tentang pentingnya literasi digital seperti cara untuk menangkal berita hoax. Selain itu, literasi digital juga diperlukan elemen esensial dan prinsip pengembangan literasi digital. Elemen-elemen esensial tersebut yaitu kultural, kognitif, konstruktif, komunikatif, kepercayaan diri bertanggungjawab, kreatif, kritis dalam menyikapi konten, dan bertanggungjawab secara sosial. Sedangkan, prinsip-prinsipnya yaitu pemahaman, saling ketergantungan, faktor sosial, dan kurasi.

               Dengan adanya berbagai cara di atas, maka diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pemahaman literasi digital dan penggunaan media sosial dengan baik sebagaimana mestinya.

Link YouTube : https://youtu.be/Vlos38ftB-0?si=yISAc8e9xVVkpYmc

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 69 = 71